Avian Influenza AI 000 penduduk

48 GAMBAR 3. 36 PETA PENYEBARAN AVIAN INFLUENZA AI PADA UNGGAS DI INDONESIA TAHUN 2005 Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI Avian Influenza AI pada unggas diyakini muncul pertama kali pada bulan Agustus 2003 di beberapa peternakan ayam ras komersial di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Kemudian meluas ke berbagai daerah di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, Lampung, Bali, dan beberapa daerah di Sumatera dan Kalimantan. Pada tahun 2003 wilayah yang terjangkit penyakit tersebut mencakup 9 provinsi, yang terdiri dari 51 kabupatenkota. Sampai dengan tahun 2004 daerah terinfeksi flu burung pada unggas menjadi 16 provinsi yang mencakup 100 kabupatenkota. Sedangkan tahun 2005 daerah tertular AI pada unggas adalah di 26 provinsi dan 187 kabupatenkota. GAMBAR 3.37 SITUASI AVIAN INFLUENZA AI PADA MANUSIA DI INDONESIA TAHUN 2005 Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI Kasus konfirmasi AI pada manusia selama tahun 2005 paling banyak dilaporkan dari Provinsi DKI Jakarta yaitu 6 kasus dengan kematian 6 orang CFR=85,7, kasus paling sedikit dilaporkan di Provinsi Jawa Tengah yaitu 1 orang, tanpa kematian CFR=0. 49 GAMBAR 3.38 KASUS KONFIRMASI AVIAN INFLUENZA AI MENURUT BULAN SELAMA TAHUN 2005 1 2 3 4 5 6 7 Kasus 1 1 2 4 3 6 2 Juni Juli Agust Sept Okt Nop Des Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI Kasus AI menurut bulan kejadian meningkat tajam pada bulan Nopember yaitu 6 kasus, kemudian menurun pada bulan Desember. GAMBAR 3.39 PERBANDINGAN KASUS AI MENURUT JENIS KELAMIN TAHUN 2005 Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI Dari laporan kasus konfirmasi AI pada manusia menunjukkan bahwa persentase laki- laki lebih tinggi 63,2 dibandingkan dengan perempuan 36,8 . GAMBAR 3.40 KASUS KONFIRMASI AI PADA MANUSIA MENURUT GOLONGAN UMUR TAHUN 2005 1 2 3 4 5 Kasus 2 4 4 3 1 3 1 1 0 - 5 5 - 10 11 - 15 16 - 20 21 - 25 26 - 30 31 - 35 36 - 40 41 - 45 46 - 50 50 Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI 50 Kasus AI bila dilihat dari golongan umur menunjukkan paling banyak adalah golongan umur 5 – 10 tahun dan 16 – 20 tahun. Umur paling tinggi adalah golongan 41 – 45 tahun.

2. Penyakit Tidak Menular

Semakin meningkatnya arus globalisasi di segala bidang, perkembangan teknologi dan industri telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat, serta situasi lingkungan misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya polusi lingkungan. Perubahan tersebut tanpa disadari telah memberi pengaruh terhadap terjadinya transisi epidemiologi dengan semakin meningkatnya kasus- kasus penyakit tidak menular seperti Penyakit Jantung, Tumor, Diabetes, Hipertensi, Gagal Ginjal, dan sebagainya. Berdasarkan laporan rumah sakit tahun 2005, diperoleh gambaran penyebab utama kematian di rumah sakit yang disebabkan penyakit tidak menular sebagaimana terlihat pada Tabel 3.21 berikut ini. TABEL 3.21 PROPORSI PENYAKIT TIDAK MENULAR SEBAGAI PENYEBAB KEMATIAN TERBANYAK DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2005 No Golongan Sebab Sakit Jumlah Kematian dari Seluruh Kematian di RS 1 Stroke tak menyebut pendarahan atau infark 4.692 4,87 2 Pendarahan intrakranial 3.572 3,71 3 Septis emia 3.065 3,18 4 Gagal ginjal lainnya 3.047 3,16 5 Penyakit jantung lainnya 2.577 2,67 6 Diabetes mellitus YTT 2.086 2,16 7 Hipoks ia intrauterus dan as fiks ia lahir 1.876 1,95 8 Penyakit radang s us unan s araf pus at 1.794 1,86 9 Gagal jantung 1.706 1,77 10 Hipertens i es ens ial primer 1.564 1,62 Sumber: Ditjen Yanmed, Depkes RI

a. Penyakit Jantung dan Sistem Sirkulasi

Penyakit sistem sirkulasi merupakan penyebab kematian umum nomor satu di Indonesia berdasarkan SKRT 1992, SKRT 1995, dan Surkesnas 2001. Stroke tidak menyebut perdarahan atau infark merupakan penyebab kematian nomor 1 di RSU di Indonesia tahun 2005 Tabel 3.7. Stroke, perdarahan intrakranial, dan septisemia menempati 3 peringkat utama proporsi penyakit tidak menular penyebab kematian di rumah sakit pada tahun 2005 Tabel 3.7. Hipertensi juga merupakan penyakit terbanyak nomor 3 pada pasien rawat jalan di rumah sakit di Indonesia tahun 2005 Tabel 3.9. Berdasarkan SKRT 2004 diperoleh data bahwa berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan, 2,2 penduduk berumur 15 tahun atau lebih pernah menderita penyakit jantung. Hasil Susenas 2004 diperoleh data 1,3 penduduk Indonesia berumur 15 tahun atau lebih pernah didiagnosa sakit jantung angina pectoris nyerisesak di bagian dada yang dapat menjalar ke tubuh bagian atas terutama ke lengan kiri yang merupakan gejala serangan jantung. 51 TABEL 3.22 PERSENTASE PENDUDUK 15 TAHUN YANG PERNAH DIDIAGNOSIS SAKIT JANTUNG ANGINA PECTORIS OLEH TENAGA KESEHATAN Kawasan Persentase Sumatera 1,3 Jawa-Bali 1,3 Kaw. Timur Indonesia 1,2 Indonesia 1,3 Sumber: SurkesnasSusenas 2004

c. Diabetes Melitus

Berdasarkan SurkesnasSKRT 2004, berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan, 1 penduduk berumur 15 tahun atau lebih pernah menderita Diabetes. Diabetes Melitus merupakan penyakit nomor 8 terbanyak pada pasien rawat jalan rumah sakit tahun 2005 Tabel 3.9 dan peringkat 9 penyakit tidak menular penyebab kematian di rumah sakit tahun 2005 Tabel 3.7.

d. NeoplasmaTumor

NeoplasmaTumor menunjukkan peningkatan peringkat pada pola penyakit penyebab kematian umum di Indonesia. Pada SKRT 1992, Neoplasma menempati urutan ke-10, pada SKRT 1995 menempati urutan ke-9, dan pada Surkesnas 2001 menduduki urutan ke-5. Laporan Badan Kesehatan Dunia WHO memberi gambaran bahwa 12 dari seluruh kematian di dunia disebabkan penyakit kanker. Peringkat penyakit Neoplasma ganas di rumah sakit di Indonesia tahun 2005 dapat dilihat pada dua tabel berikut ini. TABEL 3.23 10 PERINGKAT UTAMA PENYAKIT NEOPLASMA GANAS PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2005 No Golongan Sebab Sakit Jumlah Pasien Keluar 1 Neoplasma ganas payudara 7.844 16,9 2 Neoplasma ganas serviks uterus 5.069 10,9 3 Neoplasma ganas hati dan saluran empedu intrahepatik 4.177 9,0 4 Leukemia 3.432 7,4 5 Limfoma non Hodgskin 3.242 7,0 6 Neoplasma ganas Bronkus Paru - paru 2.707 5,8 7 Neoplasma ganas Ovarium indung telur 2.327 5,0 8 Neoplasma ganas kolon 1.903 4,1 9 Neoplasma ganas daerah rektosigmoid, rektum dan anus 1.903 4,1 10 Neoplasma ganas nasofaring 1.573 3,4 Sumber: Ditjen Yanmed, Depkes RI