KEADAAN EKONOMI I GAM BARAN U M U M DAN PERI LAK U PEN DU DU K

6 Indeks Kedalaman Kemiskinan di Indonesia menurut BPS pada tahun 2005 adalah 2,78. Angka ini lebih rendah dibandingkan tahun 2004 sebesar 2,89. Penurunan serupa juga terjadi pada Indeks Keparahan Kemiskinan yang pada tahun 2004 sebesar 0,78, kemudian turun menjadi 0,76 pada tahun 2005. Selama periode 1999-2005, baik indeks kedalaman kemiskinan maupun indeks keparahan kemiskinan menunjukkan kecenderungan yang menurun. GAMBAR 2.3 INDEKS KEDALAMAN DAN KEPARAHAN KEMISKINAN TAHUN 1999 - 2005 1 2 3 4 5 6 Indeks P2 1.23 1.02 0.97 0.79 0.85 0.78 0.76 P1 4.33 3.51 3.42 3.01 3.13 2.89 2.78 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Menurut data Kementrian Pembangunan Daerah Tertinggal, hingga tahun 2005 jumlah kabupatenkota tertinggal mencapai 197 dari 440 KabupatenKota di seluruh Indonesia. Jumlah ini mengalami sedikit penurunan dibandingkan tahun 2004 yang sebesar 199. Provinsi dengan persentase kabupatenkota tertinggal tertinggi adalah Sulawesi Barat, yaitu sebesar 100, disusul oleh Papua yang sebesar 95, dan Nusa Tenggara Timur sebesar 93,75. Jumlah dan persentase kabupatenkota tertinggal menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.6. Pada tahun 2005, dalam rangka membantu meningkatkan kesejahteraan rakyat miskin pemerintah memberikan Bantuan Langsung Tunai BLT dari dana kompensasi BBM. Berdasarkan Instruksi Presiden No. 12 tahun 2005 dilakukan Pendataan Sosial Ekonomi 2005 oleh BPS dengan tujuan untuk memperoleh daftar nama dan alamat rumah tangga yang layak menerima BLT. Klasifikasi rumah tangga miskin penerima BLT dibagi menurut 3 klasifikasi yaitu sangat miskin, miskin dan hampir miskin. Jumlah rumah tangga miskin tercatat sebesar 12.131.303, terdiri dari 3.894.314 rumah tangga kategori sangat miskin, 8.236.989 rumah tangga kategori miskin dan 6.969.602 kategori hampir miskin. Kemudian dengan mencoba matching 83, kesetaraan terhadap garis kemiskinan, jumlah rumah tangga miskin penerima Bantuan Langsung Tunai BLT 10.068.981 rumah tangga Lampiran 7. Provinsi dengan persentase tertinggi rumah tangga miskin penerima BLT terhadap total rumah tangga penerima BLT adalah Jawa Timur, yaitu sebesar 16,95, Jawa Tengah 16,60, dan Jawa Barat 15,21. Sedangkan yang terendah di Kepulauan Bangka Belitung 0,18, Sumber : Analisis dan Penghitungan Tingkat Kemiskinan Tahun 2005, BPS 7 Kepulauan Riau 0,39, dan Maluku Utara 0,34. Rincian jumlah dan persentase rumah tangga miskin penerima BLT menurut klasifikasi dan provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.7. GAMBAR 2.4 PERSENTASE RUMAH TANGGA MISKIN PENERIMA BLT MENURUT KLASIFIKASI TAHUN 2005 Hampir miskin 36,49 Sangat miskin 20,39 Miskin 43,12

C. KEADAAN PENDIDIKAN

Kemampuan membaca dan menulis baca-tulis penduduk tercermin dari Angka Melek Huruf, yaitu persentase penduduk umur 10 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis huruf latin atau huruf lainnya. Secara nasional, persentase penduduk yang dapat membaca huruf latin pada tahun 2005 sebesar 69,35. Sedangkan mereka yang dapat membaca huruf lainnya sebesar 1,03, huruf latin dan lainnya sebesar 21,53 dan yang buta huruf sebesar 8,09. Dengan demikian persentase penduduk melek huruf yang terdiri dari penduduk yang mampu membaca huruf latin, lainnya serta latin dan lainnya adalah 91,91. Provinsi dengan persentase melek huruf tertinggi adalah Sulawesi Utara sebesar 98,84, menyusul DKI Jakarta sebesar 98,48 dan Riau 98,04. Sedangkan persentase melek huruf terendah adalah Provinsi Papua sebesar 73,56, disusul oleh Nusa Tenggara Barat sebesar 81,73, dan Sulawesi Tengah sebesar 86,28. Penduduk berumur 10 tahun ke atas menurut kepandaian membaca dan menulis per provinsi tahun 2005 dapat dilihat pada Lampiran 2.8. Pada tahun 2005, persentase penduduk berusia 10 tahun ke atas yang tidakbelum pernah bersekolah sebesar 7,82. Sedangkan yang masih bersekolah sebesar 19,24, terdiri atas 8,05 bersekolah di SDMI, sebesar 6,02 di SLTPMTs, sebesar 3,75 di SMUSMK, dan 1,42 di AkademiUniversitas. Selebihnya, sebesar 72,94 sudah tidak bersekolah lagi. Secara nasional persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang tidakbelum pernah sekolah di perdesaan 10,63 lebih tinggi daripada yang tinggal di perkotaan 4,31. Persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas menurut status pendidikan dan wilayah yang lebih rinci terdapat pada Lampiran 2.9, 2.9.a, dan 2.9.b. Angka Partisipasi Sekolah APS menurut Statistik Kesra Tahun 2005 dikategorikan menjadi 3 kelompok umur, yaitu 7-12 tahun mewakili umur setingkat SD, 13-15 tahun mewakili umur setingkat SLTP, dan 16-18 tahun mewakili umur setingkat SMU. Secara umum, APS kelompok umur 7-12 tahun sebesar 97,14, kelompok umur 13-15 tahun sebesar 84,02 dan kelompok umur 16-18 tahun sebesar 53,86. Semakin tinggi kelompok Sumber: BPS, 2006 8 umur, semakin rendah APS, baik bagi laki-laki maupun perempuan. Berdasarkan wilayah, APS penduduk perkotaan lebih besar dibandingkan APS penduduk perdesaan. Layaknya APS, Angka Partisipasi Murni yang menunjukkan banyaknya penduduk usia sekolah yang masih bersekolah pada jenjang pendidikan yang sesuai dengan usianya bervariasi berdasarkan golongan umur maupun tipe daerah. APM SD di daerah perkotaan sebesar 92,76, lebih kecil dibandingkan angka di perdesaan yang sebesar 93,58. APM SLTP di perkotaan sebesar 72,74, lebih besar dibandingkan angka di perdesaan sebesar 60,17. Sedangkan APM SMU di perkotaan sebesar 56,81 dan di perdesaan hanya 32,75. Secara nasional APM SD sebesar 93,25, APM SLTP sebesar 65,37, dan APM SMU 43,50. TABEL 2.1 ANGKA PARTISIPASI SEKOLAH PENDUDUK UMUR 7-18 TAHUN MENURUT TIPE DAERAH, JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR TAHUN 2005 Kelompok Umur Tahun DaerahJenis Kelamin 7-12 13-15 16-18 Perkotaan Laki-laki Perempuan Laki-Laki + Perempuan Perdesaan Laki-laki Perempuan Laki-Laki + Perempuan Perkotaan + Perdesaan Laki-laki Perempuan Laki-Laki + Perempuan 97,82 98,14 97,98 96,38 96,75 96,56 96,96 97,32 97,14 90,07 89,08 89,59 79,27 80,98 80,09 83,70 84,37 84,02 66,48 64,33 65,41 44,24 44,84 44,52 53,96 53,75 53,86 TABEL 2.2 ANGKA PARTISIPASI MURNI MENURUT TIPE DAERAH , JENIS KELAMIN DAN JENJANG PENDIDIKAN TAHUN 2005 Kelompok Umur Tahun DaerahJenis Kelamin SD SLTP SMU Perkotaan Laki-laki Perempuan Laki-Laki + Perempuan Perdesaan Laki-laki Perempuan Laki-Laki + Perempuan Perkotaan + Perdesaan Laki-laki Perempuan Laki-Laki + Perempuan 92,95 92,59 92,76 93,57 93,59 93,58 93,31 93,18 93,25 72,13 73,39 72,74 58,94 61,50 60,17 64,34 66,47 65,37 57,86 55,77 56,81 32,48 33,04 32,75 43,57 43,43 43,50 Sumber : Statistik Kesra, 2005