Pemberian Kapsul Vitamin A

87 GAMBAR 4.34 PERSENTASE PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN ”A” MENURUT SASARAN DAN PERIODISASI PEMBERIAN SECARA NASIONAL TAHUN 2003 SD 2005 61.5 80.7 71.56 39.8 73.1 77.25 50.8 81.2 70.46 80.4 82.9 75.66 30 60 90 2003 2004 2005 CAKUPAN BAYI FEB CAKUPAN BAYI AGUST CAKUPAN BALITA FEB CAKUPAN BALITA AGUST Sumber: Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Depkes RI Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa cakupan terhadap semua sasaran dan menurut periode pemberian menunjukkan adanya peningkatan pada tahun 2004 namun mengalami sedikit penurunan pada tahun 2005. Persentase cakupan pemberian kapsul vitamin A pada bayi, anak balita, selama tahun 2005 menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 4.18. 3. Pemberian Tablet Besi Pelayanan pemberian tablet besi dimaksudkan untuk mengatasi kasus Anemia serta meminimalisasi dampak buruk akibat kekurangan Fe khususnya yang dialami ibu hamil. Perkembangan cakupan pemberian tablet besi pada ibu hamil Fe-1 dan Fe-3 pada tahun 2000 – 2004 dapat dilihat pada Gambar 4.35 di bawah ini. GAMBAR 4.35 PERSENTASE CAKUPAN PEMBERIAN TABLET BESI PADA IBU HAMIL TAHUN 2000 – 2005 20 40 60 80 100 pe rs e n Fe1 66,8 67,5 64,6 69,14 80,02 70,31 Fe3 59,4 63,1 54,9 59,62 71,32 64,83 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Sumber: Dit.Gizi Masy. dan Dit.Kes.Ibu, Ditjen Binkesmas, Depkes Pada gambar di atas terlihat bahwa tren cakupan pemberian tablet besi Fe-1 dan Fe- 3 dari tahun 2000 hingga 2005 menunjukkan peningkatan, walaupun pada tahun 2002 dan 88 2005 sedikit mengalami penurunan. Cakupan pemberian tablet besi kepada ibu hamil menurut provinsi tahun 2005 dapat dilihat pada Lampiran 4.19. 4. Pemberian Kapsul Minyak Beryodium Pemberian kapsul minyak beryodium dimaksudkan untuk menanggulangi kekurangan yodium secara cepat pada kelompok yang menderita kekurangan yodium dan untuk mencegah dampak negatif akibat kekurangan yodium pada kelompok khusus baik diberikan secara individual maupun secara massal. GAMBAR 4.36 CAKUPAN PEMBERIAN KAPSUL MINYAK BERYODIUM PADA WANITA USIA SUBUR DAN ANAK SD SECARA NASIONAL TAHUN 2003 1.561.920 4.035.876 1.000.000 2.000.000 3.000.000 4.000.000 5.000.000 WUS Anak SD Sumber: Dit.Gizi Masyarakat, Ditjen Binkesmas, Depkes Cakupan pemberian kapsul beryodium pada wanita usia subur tahun 2003 sebesar 4.035.876 sedangkan pada anak sekolah sebesar 1.561.920 Gambar 4.36, rincian menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 4.20.

F. PELAYANAN KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

Upaya pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari upaya pelayanan kesehatan secara paripurna. Upaya tersebut dimaksudkan untuk 1 menjamin ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan obat generik dan obat esensial yang bermutu bagi masyarakat, 2 mempromosikan penggunaan obat yang rasional dan obat generik, 3 meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian di farmasi komunitas dan farmasi klinik serta pelayanan kesehatan dasar, serta 4 melindungi masyarakat dari penggunaan alat kesehatan yang tidak memenuhi persyaratan, mutu, dan keamanan.

1. Pelayanan Farmasi Rumah Sakit

Upaya peningkatan penggunaan obat rasional, diarahkan kepada peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan pembinaan penggunaan obat yang rasional. Sampai dengan akhir tahun 2003, penggunaan obat rasional baru mencapai 60. Angka tersebut belum menunjukkan target yang hendak dicapai yang idealnya penggunaan obat yang rasional mencapai 100. Berkaitan dengan hal tersebut perlu terus diupayakan meningkatan obat esensial nasional di setiap fasilitas kesehatan masyarakat dan melindungi masyarakat dari risiko pengobatan irasional. Pemberian obat generik, obat non generik formularium dan obat non generik yang berasal dari bagian rawat jalan, UGD dan rawat inap pada rumah sakit tahun 2005, obat generik 89 berjumlah 14.986.804, obat non generik formularium 5.402.272 dan obat non generik berjumlah 10.281.995. Dari data tersebut terlihat bahwa pemberian obat generik masih menjadi peringkat pertama disusul dengan obat non generik dan non generik formularium. Jumlah kegiatan farmasi rumah sakit dapat dilihat pada Gambar 4.37 berikut. Data menurut provinsi terdapat pada Lampiran 4.21. GAMBAR 4.37 JUMLAH KEGIATAN FARMASI PADA RSU DEPKES DAN PEMDA DI INDONESIA TAHUN 2005 14.986.804 10.281.995 5.402.272 4.000.000 8.000.000 12.000.000 16.000.000 Generik Non Generik Non Generik Formularium Sumber : Ditjen Bina Yanmedik, Depkes, 2006

2. Pemanfaatan Obat Generik

Penggunaan obat generik merupakan salah satu langkah dalam upaya meningkatkan kemampuan masyarakat menjangkau obat yang berkualitas. Keberhasilan dalam sosialisasi pemanfaatan obat generik sangat dipengaruhi oleh keseriusan tenaga kesehatan dan terjaminnya ketersediaan obat generik di fasilitas kesehatan. Berdasarkan hasil pengumpulan dataindikator kinerja SPM bidang kesehatan Kabupatenkota penulisan resep obat generik selama dua tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar 4.38 berikut. GAMBAR 4.38 PERSENTASE PEMBUATAN RESEP OBAT GENERIK DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN SECARA NASIONAL TAHUN 2003 SD 2004 28,389,957 20,810,557 35,821,800 26,651,053 - 10,000,000 20,000,000 30,000,000 40,000,000 2003 2004 TTL RESEP OBT GENERIK Sumber: Data Indikator Kinerja SPM KabKota