Bencana Lingkungan Hidup PELAYANAN KESEHATAN DALAM SITUASI BENCANA

92 GAMBAR 4.40 PERSENTASE HOTSPOT BERDASARKAN PENGGUNAAN LAHAN DI WILAYAH SUMATERA TAHUN 2005 30 9 31 30 HPH HTI KBN MAS Sumber : Ditjen PP-PL, Depkes,RI Pemantauan hotspot di Kalimantan Barat sebesar 1.505 hotspot berada di Kabupaten Sintang, Bengkayang, Sanggau dan Ketapang sedangkan Kalimantan Tengah 1.374 hotspot tersebar di Kabupaten Kapuas, Barito Selatan, Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur dan Kabupaten Seruyan. Pada tahun 2005 bencana banjir terjadi di 5 provinsi dengan jumlah korban meninggal 2 orang, 522 orang luka ringan, 2 orang hilang dan 12.075 orang mengungsi. Pelayanan kesehatan yang diberikan pada korban bencana banjir oleh Pemerintah Daerah meliputi membuka pos kesehatan, membuat penampungan pengungsi, memberikan pelayanan kesehatan di Puskesmas dan rumah sakit. Bencana tanah longsor terjadi di 5 provinsi dengan korban meninggal 170 orang, 15 luka berat, 6 luka ringan, 4 orang hilang dan 315 orang mengungsi. Upaya yang telah diberikan oleh pemerintah daerah meliputi evakuasi korban, memberikan pelayanan rawat inap dan rawat jalan di RSUD, menyiagakan pos kesehatan 24 jam, memakamkan korban dan melakukan koordinasi, sedangkan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat pada bencana tanah longsor di Kecamatan Batujajar berupa obat paket banjir.

2. Bencana Alam

Secara geografis Indonesia termasuk daerah rawan bencana. Pada tahun 2005 bencana alam gempa bumi terjadi di 8 provinsi dengan korban meninggal 1.801 orang, luka berat 3.272 orang, luka ringan 155 orang, 278 kepala keluarga dan 561 orang mengungsi. Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pemerintah daerah meliputi evakuasi korban, memberikan pelayanan rawat inap dan rawat jalan di RSUD, menyiagakan pos kesehatan 24 jam dan memantau penyakit pasca bencana. Gempa bumi yang terbesar terjadi di Pulau Nias dan Tapanuli Tengah yaitu 8,7 Skala Richter pada tanggal 28 Maret 2005, 85 bangunan gedung dan landasan pesawat hancur, 849 orang meninggal dunia, 1.415 luka berat dan 72.173 berobat. Dalam hal ini pemerintah pusat memberikan bantuan berupa 350 buah kantong mayat, obat 2 paket, 1 unit genset. Demikian gambaran singkat mengenai situasi upaya kesehatan di Indonesia sampai dengan tahun 2005. 93

BAB V SI T U ASI SU M BER DAY A K ESEH AT AN

Gambaran mengenai situasi sumber daya kesehatan dikelompokkan menjadi sarana kesehatan, tenaga kesehatan, dan pembiayaan kesehatan, yang dapat dilihat pada bab ini, adalah sebagai berikut :

A. SARANA KESEHATAN

Pada bagian ini diuraikan tentang sarana kesehatan di antaranya Puskesmas, rumah sakit, sarana produksi dan distribusi farmasi dan alat kesehatan, sarana Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat UKBM, dan institusi pendidikan tenaga kesehatan. 1. Puskesmas Pada periode tahun 2000 – 2005, jumlah Puskesmas termasuk Puskesmas Perawatan terus meningkat dari 7.237 unit pada tahun 2000 menjadi 7.669 unit pada tahun 2005. Dalam periode tahun itu, rasio Puskesmas terhadap 100.000 penduduk berada dalam kisaran 3,46 – 3,56 per 100.000 penduduk. Ini berarti bahwa pada periode tahun itu setiap 100.000 penduduk rata-rata dilayani oleh 4 unit Puskesmas. Jumlah Puskesmas dan rasio Puskesmas terhadap 100.000 penduduk pada tahun 2000 – 2005 disajikan pada Gambar 5.1 dan 5.2, gambaran jumlah Puskesmas per 100.000 penduduk menurut provinsi disajikan pada Gambar 5.3. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5.1 dan Lampiran 5.2. Sumber: Jumlah Puskesmas : Ditjen Binkesmas, Depkes RI Jumlah Penduduk : BPS, SUPAS 2005 7,237 7,309 7,550 7,669 7,413 7,277 - 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000 7,000 8,000 2000 2001 2002 2003 2004 2005 GAMBAR 5.1 JUMLAH PUSKESMAS TAHUN 2000-2005 GAMBAR 5.2 RASIO PUSKESMAS PER 100.000 PENDUDUK TAHUN 2000-2005 3.50 3.48 3.46 3.46 3.55 3.56 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 2000 2001 2002 2003 2004 2005