Angka Kematian Balita DERAJAT KESEHATAN 1.

117 Myanmar, dan Laos memiliki angka kematian balita di atas 50 per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan Singapura, Brunei Darussalam, dan Malaysia di bawah 20 per 1.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2004 di Indonesia terdapat 38 kematian balita per 1.000 kelahiran hidup. GAMBAR 6.9 ANGKA KEMATIAN BALITA, 2004 9 38 141 83 12 105 34 3 21 23 20 40 60 80 100 120 140 160 Sumber: WHO Health Report, 2006

3. Angka Kematian Kasar

Di antara negara-negara anggota ASEAN, pada tahun 2004 Laos merupakan negara dengan Angka Kematian Kasar atau Crude Death Rate CDR tertinggi, yakni sebesar 12,2 diikuti oleh Myanmar CDR sebesar 11,2 untuk setiap 1.000 penduduk. Sementara itu, Vietnam, Thailand, Indonesia dan Kamboja memiliki CDR sedang dengan kisaran antara 6 sampai 10 kematian per 1.000 penduduk. Sedangkan Malaysia, Philipina, Singapura memiliki CDR di bawah 6 dan Brunei Darussalam memiliki nilai CDR terendah yaitu 2,8 kematian untuk setiap 1.000 penduduk. GAMBAR 6.10 ANGKA KEMATIAN KASAR, 2004 Sumber: ASEAN Statistical Yearbook, 2005 118

4. Umur Harapan Hidup

Umur harapan hidup menggambarkan kondisi kematian yang terjadi di sebuah negara, oleh karena itu indikator tersebut juga menggambarkan kondisi kesehatan yang sedang terjadi. Perubahan terhadap indikator tersebut mencerminkan juga perubahan kesehatan penduduk secara umum dan kualitas kesehatan yang didapat oleh masyarakat. Gambar di bawah memperlihatkan bahwa pada tahun 2004 di antara kesepuluh negara-negara anggota ASEAN, Singapura merupakan negara dengan umur harapan hidup waktu lahir Expectation of Life at Birth paling tinggi yaitu 80 tahun, diikuti oleh Brunei Darussalam dan Malaysia dengan masing-masing memiliki umur harapan hidup UHH sebesar 77 dan 72 tahun. Negara yang memiliki umur harapan hidup waktu lahir terendah adalah Kamboja yaitu 54 tahun. Sedangkan Indonesia berada di urutan keempat terendah umur harapan hidup yaitu 67 tahun. GAMBAR 6.11 UMUR HARAPAN HIDUP TAHUN 2004 Sumber: WHO Health Report, 2006

5. Cakupan Imunisasi

Di antara penyakit-penyakit pada anak-anak yang dapat dicegah dengan vaksin, Campak adalah penyebab utama kematian anak. Oleh karena itu pencegahan Campak merupakan faktor penting dalam mengurangi angka kematian balita. 22 tujuan yang disepakati dalam pertemuan dunia tentang anak salah satunya adalah mempertahankan cakupan Campak sebesar 90. Berdasarkan data Human Development Report 2006, pada tahun 2004, 50 negara anggota ASEAN telah mencapai target cakupan Campak yaitu 90. Kelima negara tersebut adalah Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Brunei Darussalam merupakan negara dengan cakupan Campak tertinggi yaitu 99. Sedangkan yang terendah adalah Laos dengan cakupan Campak sebesar 36. Di Indonesia sebanyak 72 balita telah mendapat vaksin Campak. DPT merupakan gabungan imunisasi untuk mencegah penyakit Diptheria, Pertussis, dan Tetanus. Target imunisasi DPT adalah 90. Tidak seperti Campak yang membutuhkan 1 dosis, imunisasi DPT membutuhkan 3 dosis. Maka yang diukur adalah DPT3 yaitu ketika bayi telah mendapatkan imunisasi DPT sebanyak 3 dosis 3 kali. Gambar 6.11 menunjukkan bahwa negara-negara yang telah mencapai target imunisasi Campak 90 adalah negara-negara yang juga berhasil mencapai 90 imunisasi DPT3. Begitu pula dengan Laos yang juga memiliki pencapaian terendah untuk imunisasi