Pengendalian Penyakit Kusta PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR

82

8. Pengendalian Penyakit Filaria

Upaya kesehatan dalam rangka pemberantasan penyakit Filaria difokuskan pada kegiatan penemuan penderita, pengobatan dan pengendalian vektor potensial di wilayah- wilayah endemis. Upaya penemuan penderita yang dilakukan pada 10 desa sentinel di 10 provinsi selama tahun 2004 dan 2005 dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut. TABEL 4.10 HASIL PENATALAKSANAAN KASUS FILARIASIS SAMPAI DENGAN TAHUN 2005 DI AREA ENDEMIS 2005 No Provinsi Desa Sentinel Diperiksa Positif Mf Rate 1 Sumatera Utara Sigara-gara Pekan Sialang Buah 420 151 6 2 1.43 1.37 2 Sumatera Barat Taratak 100 7 7 3 Riau Tanjung Bunga Kota Lama Hidup Baru 500 224 129 18 3 3 3.6 1.34 2.3 4 Kepulauan Riau Semahal Cenot Mepar 331 259 9 14 2.7 5.4 5 Sumatera Selatan Batu Marta Jambu Ilir 224 250 3 5 1.4 2 6 Kalimantan Timur Moderen Merayek Gunung Sari Liang Hulu Pulau Sapi Kelinjau Ulu 170 92 300 264 373 363 44 11 3 9 4 7 26 11.9 1 3.41 1.07 1.93 7 Kalimantan Selatan Ulu Banteng Bina Wana 260 510 3 12 1.2 2.3 DI LUAR AREA ENDEMIS 2005 N o Provinsi Desa Sentinel Diperiksa Positif Mf Rate 1 Jawa Barat Taman Sari Tegal Waru 462 147 9 10 1.59 2.4 2 Jawa Tengah Tawang Rejo 358 5 1.4 3 Sulawesi Tengah Bonebae 91 1 1.1 4 Sulawesi Selatan Batu 511 7 1.37 5 Sulawesi Tenggara Benua Pakue Labungka Lantawonua 108 359 278 411 2 10 3 5 1.5 2.78 1.08 1.2 6 Sulawesi Barat Pasang Kayu 462 11 2.38 7 Gorontalo Talumolo 519 6 1.16 8 NTT Eahun 522 55 10.54 9 Maluku Rumoat 447 14 3.13 10 Maluku Utara Naga 349 8 2.29 11 Papua Bagia Karfasia 192 65 8 10 4.17 15.38 Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI Berdasarkan data pada tabel di atas dapat dikatakan bahwa Mf Rate Mikrofilaria Rate di wilayah sentinel selama tahun 2005 sangat bervariasi antara 1 sampai 26, rate tertinggi di Desa Moderen, Kalimantan Timur dan terendah di Desa Gunung Sari, Kalimantan Timur. Sedangkan cakupan pengobatan masal yang dilakukan selama empat tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar 4.30 berikut. 83 GAMBAR 4.30 REALISASI PENGOBATAN FILARIASIS SECARA MASSAL SECARA NASIONAL TAHUN 2002-2005 1000000 2000000 3000000 4000000 5000000 Populasi 322250 746064 1527238 4043510 Sasaran 1412025 3264379 Realisasi 255144 635017 1246023 2897388 Persentase 79,18 85,12 88,24 88,76 2002 2003 2004 2005 Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI Dari gambar di atas terlihat bahwa target dan realisasi pengobatan selama tiga tahun terakhir mengalami peningkatan, dimana cakupan pengobatan tahun 2002 sebesar 79,18 meningkat menjadi 88,76 pada tahun 2005.

D. PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN SANITASI DASAR

Faktor lingkungan mempunyai peran yang sangat besar dalam proses timbulnya gangguan kesehatan baik secara individual maupun masyarakat umum. Upaya pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar pada prinsipnya dimaksudkan untuk memperkecil atau meniadakan faktor risiko terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan akibat dari lingkungan yang kurang sehat. Bentuk upaya yang dilakukan dalam peningkatan kualitas lingkungan, antara lain melakukan pembinaan kesehatan lingkungan pada masyarakat dan institusi, surveilans vektor dan pengawasan Tempat-Tempat Umum TTU.

1. Pembinaan Kesehatan Lingkungan

Upaya pembinaan kesehatan lingkungan diarahkan pada masyarakat dan institusi yang memiliki potensi mengancam kesehatan masyarakat yang dilakukan secara berkala. Kegiatan pembinaan dimaksud mencakup upaya pemantauan, penyuluhan dan pemberian rekomendasi terhadap aspek penyediaan fasilitas sanitasi dasar air bersih dan jamban, pengelolaan sampah, sirkulasi udara, pencahayaan, dan lain-lain. Sasaran program penyehatan lingkungan seperti tertuang dalam Rencana Strategi Departemen Kesehatan tahun 2005 – 2009 adalah sebagai berikut : 1. Meningkatnya persentase keluarga menghuni rumah yang memenuhi syarat kesehatan menjadi 75. 2. Meningkatnya persentase keluarga menggunakan air bersih menjadi 85. 3. Meningkatnya persentase keluarga menggunakan jamban memenuhi syarat kesehatan menjadi 80. 4. Meningkatnya persentase tempat-tempat umum TTU yang memenuhi syarat kesehatan menjadi 80.