Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan dengan Kompetensi Kebidanan

62 Adapun dalam Gambar 4.5 terlihat bahwa beberapa provinsi dengan cakupan tertinggi adalah Bali 89,49, Bangka Belitung 87,07 dan Jawa Timur 86,10, sedangkan provinsi dengan cakupan terendah adalah Papua 33,52, Maluku 58,81 dan Nusa Tenggara Timur 59,31. Untuk data secara lengkap dapat dilihat dalam Lampiran 4.1. GAMBAR 4.5 PERSENTASE CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN MENURUT PROVINSI TAHUN 2005 - 20 40 60 80 100 Sulbar Irjabar Papua Maluku NTT Malut NAD Banten Sulteng Jabar Sulut Sultra Kalbar Sulsel Bengkulu DKI Gorontalo Riau Jateng Kaltim Sumut NTB Kalteng Lampung Sumbar Kalsel Sumsel Kepri Jambi DIY Jatim Babel Bali Sumber: Dit. Kesehatan Ibu, Ditjen Binkesmas Depkes RI Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan menurut provinsi dibandingkan angka nasional dapat dilihat pada Gambar 4.6 berikut. GAMBAR 4.6 PERSENTASE CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN MENURUT PROVINSI TAHUN 2005 Sumber : Dit. Kesehatan Ibu, Ditjen Binkesmas, Depkes RI c. Deteksi Risiko, Rujukan Kasus Risti dan Penanganan Komplikasi Dalam memberikan pelayanan khususnya oleh tenaga bidan di desa dan Puskesmas, beberapa ibu hamil yang memiliki risiko tinggi Risti dan memerlukan pelayanan kesehatan karena terbatasnya kemampuan dalam memberikan pelayanan, maka kasus tersebut perlu dilakukan upaya rujukan ke unit pelayanan kesehatan yang memadai. Deteksi risiko oleh tenaga kesehatan tahun 2005 sebesar 7,87 sedangkan oleh masyarakat kader, toma, dll masih 2,62. Persentase cakupan ibu hamil dengan Risti yang telah dirujuk sebesar 2,94 63 dan obstetri komplikasi yang ditangani sebesar 0,99. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.2.

d. Kunjungan Neonatus

Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus 0-28 hari minimal dua kali, satu kali pada umur 0-7 hari dan satu kali lagi pada umur 8-28 hari. Dalam melaksanakan pelayanan neonatus, petugas kesehatan di samping melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu. Cakupan kunjungan neonatal KN selama periode tahun 2000 – 2005 dapat dilihat pada Gambar 4.7 berikut ini. GAMBAR 4.7 PERSENTASE CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS TAHUN 2000 – 2005 78.44 76.26 83.72 75.73 68.89 65.11 10 20 30 40 50 60 70 80 90 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Sumber: Dit. Kesehatan Ibu, Binkesmas, Depkes RI Dalam tahun 2005 terdapat delapan provinsi yang tidak ada datanya yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Kalimantan Selatan, Sulawesi Barat, Papua dan Irian Jaya Barat, sedangkan provinsi dengan cakupan tertinggi adalah Provinsi Jawa Timur 87,61, Sumatera Barat 86,78 dan Lampung 86,44 seperti terlihat pada Gambar 4.8. GAMBAR 4.8 PERSENTASE CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS MENURUT PROVINSI TAHUN 2005 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Kep. Riau Kalsel Sulbar Irjabar NAD Sumsel Babel Papua Sumut Sulut Kalbar Sulsel Bali Jambi Jateng Sulteng Maluku DKI Malut Sultra Bengkulu NTT Riau Jabar Kaltim Gorontal Banten Kalteng NTB DIY Lampung Sumbar Jatim Sumber: Dit. Kesehatan Ibu, Ditjen Binkesmas Depkes RI 64 Cakupan kunjungan neonatus menurut provinsi dibandingkan angka nasional dapat dilihat pada Gambar 4.9. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.1. GAMBAR 4.9 CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS MENURUT PROVINSI TAHUN 2005 Sumber: Dit. Kesehatan Ibu, Ditjen Binkesmas Depkes RI

2. Pelayanan Keluarga Berencana

Tingkat pencapaian Pelayanan Keluarga Berencana dapat digambarkan melalui cakupan peserta KB yang ditunjukkan melalui kelompok sasaran program yang sedang menggunakan alat kontrasepsi, tempat pelayanan serta jenis kontrasepsi yang digunakan akseptor. Cakupan secara lengkap menurut provinsi dari pelayanan Keluarga Berencana KB dapat dilihat pada Lampiran 4.3 dan Lampiran 4.4. Proporsi wanita umur 15-49 berstatus menikah yang sedang menggunakan alat KB pada tahun 2005 mengalami sedikit peningkatan dibandingkan dengan cakupan tahun 2004 sebesar 1,18 dari 56,71 pada tahun 2004 menjadi 57,89 pada tahun 2005. Cakupan tertinggi pada Provinsi Sulawesi Utara sebesar 70,01 yang terendah adalah Provinsi Maluku yaitu 28,08, sedangkan Provinsi Sulawesi Barat dan Irian Jaya Barat tidak diperoleh datanya. Proporsi wanita umur 15-49 berstatus menikah yang sedangpernah menggunakan menggunakan alat KB dapat dilihat pada Gambar 4.10 berikut. GAMBAR 4.10 PROPORSI WANITA BERUMUR 15-49 TAHUN BERSTATUS KAWIN YANG SEDANGPERNAH MENGGUNAKAN ALAT KB TAHUN 2004-2005 56,71 71,97 57,89 74,05 10 20 30 40 50 60 70 80 2004 2005 Sedang menggunakan Pernah Menggunakan Sumber : BPS, Statistik Kesra, 2005