64.3 69.6 Indeks Pembangunan Manusia IPM

23 Nusa Tenggara Timur merupakan 3 provinsi dengan IPM terendah. Data IPM per provinsi tahun 1999-2005 dapat dilihat pada Lampiran 3.1.a.

B. MORBIDITAS

Data angka kesakitan penduduk yang berasal dari masyarakat community based data yang diperoleh melalui studi morbiditas, dan hasil pengumpulan data dari Dinas Kesehatan KabupatenKota serta dari sarana pelayanan kesehatan facility based data yang diperoleh melalui sistem pencatatan dan pelaporan. Gambaranpola 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di rumah sakit adalah data tahun 2005 disajikan pada Tabel 3.9 berikut ini. TABEL 3.9 POLA 10 PENYAKIT TERBANYAK PADA PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT TAHUN 2005 No Golongan Sebab Sakit Jumlah Pasien 1 Infeksi saluran napas bagian atas akut lainnya 1,117,179 7.05 2 Penyakit kulit dan jaringan subkutan lainnya 501,280 3.16 3 Hipertensi esensial primer 464,697 2.93 4 Demam yang sebabnya tidak diketahui 446,897 2.82 5 Cedera YDT lainnya YTT dan daerah badan multipel 389,568 2.46 6 Diare gastroenteritis oleh penyebab infeksi tertentu kolitis Inf. 370,479 2.34 7 Tuberkulosis paru lainnya 369,071 2.33 8 Diabetes melitus YTT 338,056 2.13 9 Penyakit pulpa dan periapikal 319,080 2.01 10 Gastritis dan duodenitis 255,689 1.61 Sumber: Ditjen Yanmedik, Depkes RI, 2006 Sedangkan pola 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit tahun 2005 dapat dilihat pada Tabel 3.10 di bawah ini. TABEL 3.10 POLA 10 PENYAKIT TERBANYAK PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT TAHUN 2005 No Golongan Sebab Sakit Jumlah Pasien 1 Diare gastroenteritis oleh penyebab infeksi tertentu kolitis infeksi 193.856 7,52 2 Demam tifoid dan paratifoid 81.116 3,15 3 Demam berdarah dengue 77.539 3,01 4 Penyulit kehamilan dan persalinan lainnya 69.92 2,71 5 Cedera intrakranial 59.468 2,31 6 Kecelakaan angkutan darat 54.463 2,11 7 Demam yang sebabnya tidak diketahui 50.376 1,95 8 Cedera YTD lainnya YTT dan daerah badan Multipel 49.477 1,92 9 Malaria termasuk semua jenis malaria 42.633 1,65 10 Pneumonia 42.512 1,65 Sumber: Ditjen Yanmedik, Depkes RI, 2006 24 Kedua tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa penyakit infeksi masih merupakan penyakit terbanyak yang ditemukan pada pasien rawat jalan dan rawat inap di rumah sakit, walaupun beberapa penyakit tidak menular seperti Diabetes Melitus, Hipertensi, dan cedera juga berada di peringkat atas. Pada tahun 2005 dari data 10 penyakit utama pasien rawat jalan di rumah sakit, yang terbanyak adalah infeksi saluran napas bagian atas akut lainnya 7,05, diikuti penyakit kulit dan jaringan subkutan lainnya 3,16 dan hipertensi esensial primer 2,93. Dari data 10 penyakit utama pasien rawat inap di rumah sakit, terbanyak adalah Diare gastroenteritis oleh penyebab infeksi tertentu infeksi kolitis 7,52, diikuti penyakit Demam tifoid dan paratifoid 3,15 dan penyakit Demam Berdarah Dengue 3,01. Distribusi pasien menurut Bab ICD-X pada pasien rawat jalan dan rawat inap di rumah sakit Indonesia tahun 2005 dapat dilihat pada Lampiran 3.2.a dan 3.3.a. Selanjutnya berikut ini akan diuraikan situasi beberapa penyakit menular yang perlu mendapatkan perhatian, termasuk situasi penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi PD3I, penyakit potensial KLBwabah, situasi penyakit tidak menular.

1. Penyakit Menular

Penyakit menular yang disajikan dalam bagian ini antara lain penyakit Malaria, TB Paru, HIVAIDS, Infeksi Saluran Pernafasan Akut ISPA, Kusta, penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi PD3I, penyakit potensial wabah, Rabies, Filariasis, Frambusia, dan Antraks.

a. Penyakit Malaria

Penyakit Malaria masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat di Indonesia. Perkembangan penyakit Malaria dipantau melalui Annual Parasite Incidence API untuk Jawa-Bali dan Annual Malaria Incidence AMI untuk luar Jawa-Bali, yang dapat dilihat pada Gambar 3.7 berikut ini. GAMBAR 3.7 ANNUAL PARASITE INCIDENCE MALARIA ‰ DAN ANNUAL MALARIA INCIDENCE ‰, TAHUN 1989 – 2005 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 A P I 0.21 0.17 0.14 0.12 0.19 0.17 0.07 0.08 0.12 0.3 0.52 0.81 0.62 0.47 0.22 0.15 0.15 A M I 28.06 24.1 27 22.79 20.51 22.22 19.38 21.72 16.06 21.97 24.9 31.09 26.2 22.3 21.8 21.2 18.94 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI Gambar di atas menunjukkan bahwa peningkatan insidens Malaria terjadi dalam periode 1997 – 2000. Pada bulan April tahun 2000 mulai dilaksanakan Gerakan Berantas Kembali Malaria Gebrak Malaria. Pada tahun 2001 – 2005 angka kesakitan Malaria kembali menurun. Pada tahun