Pengendalian TB-Paru PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR

76 GAMBAR 4.23 JUMLAH PENDERITA TB BTA+ DAN TB LAIN TAHUN 2000 – 2005 Catatan: Angka BTA+ dan TB lain tahun 2000-2004 revisi berbeda dengan profil tahun 2004 Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI Upaya Pemerintah dalam menanggulangi Tuberkulosis TBC, setiap tahun semakin menunjukkan kemajuan, terlihat dari meningkatnya jumlah penderita yang ditemukan dan disembuhkan. Berdasarkan penemuan kasus TB BTA+ maka dapat digambarkan angka Case Detection Rate CDR selama lima tahun terakhir seperti Gambar 4.24. GAMBAR 4.24 CASE DETECTION RATE KASUS BARU TB-BTA+ TAHUN 2000 – 2005 53.5 51.8 41.6 29 21 20 20 40 60 80 100 2000 2001 2002 2003 2004 2005 pe rs en Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI Dalam penanganan program, semua penderita TB yang ditemukan ditindaklanjuti dengan paket-paket pengobatan intensif. Melalui paket pengobatan yang diminum secara teratur dan lengkap, diharapkan penderita akan dapat disembuhkan dari penyakit TB yang dideritanya. Namun demikian dalam proses selanjutnya tidak tertutup kemungkinan terjadinya kegagalan pengobatan akibat dari paket pengobatan yang tidak terselesaikan atau drop out DO, terjadinya resistensi obat atau kegagalan dalam penegakan diagnosa di akhir pengobatan. Tingkat kesembuhan dari penderita pasca pengobatan biasanya sangat sulit ditegakkan oleh karena kendala dari penderita dalam mengeluarkan dahak yang memenuhi persyaratan, sehingga dalam pemantauan hasil akhir lebih diarahkan pada tingkat kelengkapan pengobatan atau succes rate SR. Pada Gambar 4.25 dapat dilihat perkembangan succes rate dan tingkat kekambuhan penderita TB BTA+ selama beberapa tahun terakhir. 80.000 160.000 240.000 320.000 BTA+ 54.816 56.787 81.465 104.138 128.961 158.648 TB Lain 29.775 33.104 76.798 72.623 85.677 101.321 Total 84.591 89.891 158.263 176.761 214.658 259.969 2000 2001 2002 2003 2004 2005 77 GAMBAR 4.25 ANGKA SUCCES RATE SR DAN PERSENTASE PENDERITA TB YANG KAMBUH TAHUN 2000 – 2005 86,26 88,93 87,16 86,12 86,5 84,65 5,56 4,09 4,18 4,47 4,63 3,47 20 40 60 80 100 2000 2001 2002 2003 2004 2005 SR Kambuh Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI Pelaksanaan pengendalian Penyakit TBC sampai tahun 2005 telah dapat menurunkan insiden kasus menular dari 130100.000 penduduk 1995 menjadi 107100.000 penduduk.

3. Pengendalian Penyakit ISPA

Upaya dalam rangka Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut P2 ISPA lebih difokuskan pada upaya penemuan secara dini dan tata laksana kasus yang cepat dan tepat terhadap penderita Pneumonia balita yang ditemukan. Upaya ini dikembangkan melalui suatu manajemen terpadu dalam penanganan balita sakit yang datang ke unit pelayanan kesehatan atau lebih dikenal dengan Manajemen Terpadu Balita Sakit MTBS. Dengan pendekatan MTBS semua penderita ISPA langsung ditangani di unit yang menemukan, namun bila kondisi balita sudah berada dalam Pneumonia berat sedangkan peralatan tidak mencukupi maka penderita langsung dirujuk ke fasilitas pelayanan yang lebih lengkap. Dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir hasil penemuan dan pengobatan Pneumonia dapat dilihat pada gambar berikut ini, yang mana terlihat bahwa cakupan penemuan penderita dari target perkiraan penderita masih relatif rendah. Seperti terlihat pada Gambar 4.26 berikut. GAMBAR 4.26 PERSENTASE PENEMUAN DAN PENANGANAN PENGOBATAN KASUS PNEUMONIA PADA BALITA, TAHUN 2000 – 2005 30,1 25 22,1 30 36 27,7 10 20 30 40 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI 78 Dari pantauan yang dilakukan hasil penemuan tersebut belum menggambarkan kondisi yang sebenarnya oleh karena masih ada beberapa wilayah yang belum menyampaikan laporannya sebagaimana terlihat pada Tabel 4.6 berikut. TABEL 4.6 KELENGKAPAN LAPORAN PENEMUAN BALITA PENDERITA PNEUMONIA TAHUN 2000 – 2005 Tahun Provinsi Melapor Kab.Kota Melapor Penderita Ditemukan Kelengkapan Laporan 2000 25 258 479.283 93 2001 27 269 619.107 86 2002 29 293 549.035 80 2003 24 323 502.275 34 2004 23 296 625.611 83 2005 31 436 600.720 93 Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI Sedangkan gambaran cakupan penemuan dan penanganan balita Pneumonia dalam tahun 2005 dapat dilihat dalam Gambar 4.27 berikut. GAMBAR 4.27 CAKUPAN PENEMUAN BALITA PENDERITA PNEUMONIA MENURUT PROVINSI TAHUN 2005 Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

4. Penanggulangan Penyakit HIVAIDS dan PMS

Upaya pelayanan kesehatan dalam rangka penanggulangan penyakit HIVAIDS, di samping ditujukan pada penanganan penderita yang ditemukan juga diarahkan pada upaya pencegahan melalui penemuan penderita secara dini yang dilanjutkan dengan kegiatan konseling. Upaya penemuan penderita dilakukan melalui skrining HIVAIDS terhadap darah donor, pemantauan pada kelompok berisiko penderita Penyakit Menular Seksual PMS seperti Wanita Penjaja Seks WPS, penyalahguna obat dengan suntikan IDUs, penghuni Lapas Lembaga Pemasyarakatan atau sesekali dilakukan penelitian pada kelompok berisiko rendah seperti ibu rumah tangga dan sebagainya. Hasil pelaksanaan surveilans HIVAIDS