Pengendalian Penyakit Filaria PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR

83 GAMBAR 4.30 REALISASI PENGOBATAN FILARIASIS SECARA MASSAL SECARA NASIONAL TAHUN 2002-2005 1000000 2000000 3000000 4000000 5000000 Populasi 322250 746064 1527238 4043510 Sasaran 1412025 3264379 Realisasi 255144 635017 1246023 2897388 Persentase 79,18 85,12 88,24 88,76 2002 2003 2004 2005 Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI Dari gambar di atas terlihat bahwa target dan realisasi pengobatan selama tiga tahun terakhir mengalami peningkatan, dimana cakupan pengobatan tahun 2002 sebesar 79,18 meningkat menjadi 88,76 pada tahun 2005.

D. PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN SANITASI DASAR

Faktor lingkungan mempunyai peran yang sangat besar dalam proses timbulnya gangguan kesehatan baik secara individual maupun masyarakat umum. Upaya pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar pada prinsipnya dimaksudkan untuk memperkecil atau meniadakan faktor risiko terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan akibat dari lingkungan yang kurang sehat. Bentuk upaya yang dilakukan dalam peningkatan kualitas lingkungan, antara lain melakukan pembinaan kesehatan lingkungan pada masyarakat dan institusi, surveilans vektor dan pengawasan Tempat-Tempat Umum TTU.

1. Pembinaan Kesehatan Lingkungan

Upaya pembinaan kesehatan lingkungan diarahkan pada masyarakat dan institusi yang memiliki potensi mengancam kesehatan masyarakat yang dilakukan secara berkala. Kegiatan pembinaan dimaksud mencakup upaya pemantauan, penyuluhan dan pemberian rekomendasi terhadap aspek penyediaan fasilitas sanitasi dasar air bersih dan jamban, pengelolaan sampah, sirkulasi udara, pencahayaan, dan lain-lain. Sasaran program penyehatan lingkungan seperti tertuang dalam Rencana Strategi Departemen Kesehatan tahun 2005 – 2009 adalah sebagai berikut : 1. Meningkatnya persentase keluarga menghuni rumah yang memenuhi syarat kesehatan menjadi 75. 2. Meningkatnya persentase keluarga menggunakan air bersih menjadi 85. 3. Meningkatnya persentase keluarga menggunakan jamban memenuhi syarat kesehatan menjadi 80. 4. Meningkatnya persentase tempat-tempat umum TTU yang memenuhi syarat kesehatan menjadi 80. 84 Pada tahun 2005 pencapaian indikator sekolah sehat sebagai indikator dalam pengawasan di institusi pendidikan mengalami peningkatan yang cukup signifikan mencapai 75 target 65 sedikit meningkat dari tahun sebelumnya. Persentase pencapaian indikator sekolah sehat tahun 2000 – 2005 dapat dilihat pada Gambar 4.31 berikut. GAMBAR 4.31 PENCAPAIAN INDIKATOR SEKOLAH SEHAT TAHUN 2000 – 2005 5454 54 51 5555 5658 60 74 65 75 20 40 60 80 2000 2001 2002 2003 2004 2005 TARGET REALISASI Sumber : Ditjen PP-PL, Depkes RI

2. Surveilans Vektor

Surveilans vektor dilakukan melalui kegiatan pemantauan jentik oleh petugas kesehatan maupun jurukader pemantau jentik jumantikkamantik. Pengembangan sistem surveilans vektor secara berkala perlu terus dilakukan terutama dalam kaitannya dengan perubahan iklim dan pola penyebaran kasus. Pada tahun 2004 petugas pusat melakukan kegiatan survei jentik dalam bentuk evaluasi Pemberantasan Sarang Nyamuk PSN di 10 kota Bogor, Denpasar, Jambi, Kendari, Palangkaraya, Mataram, Palu, Pekanbaru, Surabaya dan Yogyakarta. Rata-rata Angka Bebas Jentik ABJ sebagai tolok ukur upaya pemberantasan vektor melalui PSN-3M adalah 79,04. Hal ini menunjukkan bahwa ABJ di 10 kota masih dibawah 95, menjelaskan bahwa partisipasi masyarakat untuk mencegah penyakit DBD dengan cara 3M di lingkungannya masing-masing belum optimal, sehingga kasus DBD masih sering terjadi terutama di wilayah-wilayah endemis DBD.

3. Pengawasan Tempat-tempat Umum dan Tempat Pengelolaan Makanan

Pengawasan terhadap Tempat-Tempat Umum TTU dan Tempat Pengelolaan Makanan TPM dilakukan untuk meminimalkan faktor risiko sumber penularan bagi masyarakat yang memanfaatkan TTU dan TPM. Bentuk kegiatan yang dilakukan antara lain meliputi pengawasan kualitas lingkungan TTU dan TPM secara berkala, bimbingan, penyuluhan dan saran perbaikan dalam pengelolaan lingkungan yang sehat, hingga pemberian rekomendasi untuk penerbitan izin usaha. Tempat Pengelolaan Makanan TPM terdiri dari jasa boga, rumah makan dan restoran, sentral makanan jajanan dan TPM lainnya warung makan jajanan. Hasil