Hakikat Pembelajaran Kajian Teori

30 dengan siswa, sehingga terjadi proses belajar. Dapat dikatakan bahwa mengajar sebagai upaya menciptakan lingkungaan yang kondusif untuk berlangsungnya kegiatan belajar bagi siswa. Kondisi tersebut diciptakan sedemikian rupa sehingga membantu perkembangan anak secara optimal baik jasmaini maupun rohani, baik mental maupun fisiknya. Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisasi, menyampaikan pesan berupa pengetahuan, keterampilan, dan penanaman sikap-sikap tertentu dari guru kepada siswa, serta mengatur lingkungan yang menghubungkannya dengan siswa sehingga terjadi proses belajar. Guru berperan sebagai pembimbing belajar, pemimpin belajar, atau fasilitator belajar.

2.1.3 Hakikat Pembelajaran

Belajar dan mengajar merupakan komponen yang tidak bisa dilepaskan dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran merupakan sebuah proses, yang di dalamya terdapat aktivitas siswa yang belajar serta kegiatan guru dalam mengajar. Karena ketiganya merupakan sebuah proses yang terjadi bersama. Karena pembelajaran tidak dapat berlangsung tanpa adanya aktivitas siswa maupun guru sebagai pembelajar. Istilah pembelajaran merupakan perkembangan dari istilah pengajaran, dan istilah belajar mengajar. Pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang guru atau yang lain untuk membelajarkan peserta didik yang belajar Siddiq 2008: 1.9. Menurut Briggs dalam Rifa’i dan Anni 2009: 191 pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang mempengaruhi peserta didik 31 sedemikian rupa sehingga peserta didik itu memperoleh kemudahan. Seperangkat peristiwa itu membangun suatu pembelajaran yang bersifat internal jika peserta didik melakukan self instruction dan di sisi lain kemungkinan juga bersifat eksternal, yaitu jika bersumber dari pendidik. Senada dengan pendapat di atas, Winataputra 2008: 1.18 menyebutkan bahwa pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi, memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta didik. Oleh sebab itu kegiatan pembelajaran sangat berkaitan erat dengan jenis belajar serta tujuan belajar. Sedangkan Gagne dalam Rifa’i dan Anni 2009: 192 menyatakan bahwa pembelajaran merupakan serangkaian peristiwa eksternal peserta didik yang dirancang untuk mendukung proses internal belajar. Peristiwa belajar ini dirancang agar memungkinkan peserta didik memproses informasi nyata dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perolehan tujuan belajar akan dicapai secara efektif dan efisien jika aktifitas belajar dirancang dengan matang. Aktifitas yang dirancang tersebut disebut pembelajaran. Pembelajaran merupakan sebuah kombinasi yang tersusun meliputi unsur- unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran Hamalik 2010: 55. Manusia yang terlibat dalam sistem pengajaran meliputi guru, siswa, dan tenaga lain misalnya tenaga administrasi maupun tenaga laboratorium. Material meliputi buku-buku, papan tulis, dan kapur, fotografi, slide, film, audio dan video recorder. Fasilitas dan perlengkapan yang terdiri dari ruang kelas, perlengkapan audio visual, 32 maupun komputer. Prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian, dan sebagainya. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pada pasal 1 butir 20 menyebutkan bahwa pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam konsep tersebut terkandung lima konsep, yaitu interaksi, peserta didik, pendidik, sumber belajar, dan lingkungan belajar. Hal ini menunjukan bahwa unsur kesengajaan dari pihak di luar individu yang melakukan proses belajar, dalam hal ini pendidik baik secara perseorangan maupun secara kolektif dalam suatu sistem, merupakan ciri utama proses pembelajaran. Jadi pembelajaran merupakan sebuah sistem, yang terdiri dari beberapa komponen yang saling terkait. Pembelajaran terdiri dari sejumlah komponen yang terorganisir antara lain tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, strategi dan metode pembelajaran, media pembelajaran atau alat peraga, pengorganisasian kelas, evaluasi pembelajaran, dan tindak lanjut pembelajaran remedial dan pengayaan. Pembelajaran tidak dapat berlangsung apabila tidak ada peserta didik atau individu yang belajar. Apabila satu dari beberapa komponen tersebut terganggu, maka proses pembelajaranpun akan terganggu dan tidak dapat berjalan dengan maksimal. Dalam pembelajaran peserta didik dapat berperan menjadi subjek sekaligus objek pembelajaran. Sebagai subjek yaitu peserta didik yang sedang belajar dengan berinteraksi dengan teman-temannya, dengan guru, maupun dengan lingkungan untuk mendapatkan pengalaman dan perubahan perilaku. Sedangkan sebagai objek yaitu karena peserta didik membutuhkan pengarahan 33 dari pendidik supaya mendapatkan pengalaman dan perubahan tingkah laku sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pembelajaran juga merupakan rangkaian upaya atau kegiatan pendidik dalam rangka membuat peserta didik belajar. Kegiatan tersebut meliputi proses perencanaan, pelaksanaan, evaluasi serta tindak lanjut. Jadi pembelajaran merupakan sebuah proses yang terus berjalan dari satu tahap ke tahap berikutnya. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu sistem atau proses membelajarkan subjek didik atau pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar peserta diidk dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Dalam hal ini pembelajaran berupaya mengubah masukan berupa siswa yang belum terdidik, menjadi siswa yang terdidik, siswa yang belum memliki pengetahuan tentang sesuatu, menjadi siswa yang memiliki pengetahuan. Demikian pula siswa yang belum memiliki sikap, kebiasaan atau tingkah laku yang belum mencerminkan eksistensi dirinya sebagai pribadi yang baik, akan menjadi siswa yang memiliki sikap, kebiasaan atau tingkah laku yang baik atau positif.

2.1.4 Motivasi Belajar

Dokumen yang terkait

Penerapan pembelajaran kooperatif model group investigation untuk meningkatkan hasil belajar sosiologi SMA SIT Fajar Hidayah Kotawisata-Cibubur: penelitian tindakan di SMA Fajar Hidayah pada kelas X

0 6 75

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdit Bina Insani ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Sdit Bina Insani Kelas V Semester Ii Serang-Banten )

0 3 184

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IVB SD NEGERI 3 METRO PUSAT

0 5 79

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PEMASARAN PADA SISWA SMK PGRI 3 KOTA KEDIRI

0 6 96

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PEMBELAJARAN MODEL GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS V Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Melalui Pembelajaran Model Group Investigation Pada Siswa Kelas V SD Negeri Kadokan 01 Pelajaran 2011/2012.

0 2 10

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN MODEL GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS V Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Melalui Pembelajaran Model Group Investigation Pada Siswa Kelas V SD Negeri Kadokan 01 Pelajaran 2011/2012.

0 3 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE-A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR.

0 2 5

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA SEKOLAH DASAR KELAS V POKOK BAHASAN PESAWAT SEDERHANA : Penelitian Tindakan Kelas di Sekolah Dasar Negeri Cikancung Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung

0 5 34

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 SIRAU KARANGMONCOL PURBALINGGA.

0 0 227

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas V

0 0 7