Has Pemaknaan Temuan Penelitian

t h p 4 s terhadap atu harkat dan m Penin pada diagram

4.2.1.3 Has

Hasil siswa ialah 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 per senta se uran dan keb martabat oran ngkatan akti m 4.5 beriku Diagram sil Belajar l penelitian 67,10. Nam SIKLUS I aktivit bijakan, kem ng lain. ivitas belaja ut: m 4.5 Pening siklus I me mun, pembel I S as belajar mandirian da ar siswa dari gkatan Aktiv enunjukkan b lajaran yang SIKLUS II r siswa alam belajar i siklus I ke vitas Belajar bahwa nilai g telah dilak Kean pemb Kebe meng Ketek meny diber Kema beke Mend dihad belaj Kema mem kelom Kema meni peng serta horma siklus II da Siswa rata-rata ha ksanakan be ntusiasan siswa belajaran eranian siswa d gemukakan pe kunan siswa da yelesaikan tug rikan guru ampuan siswa rjasama dalam diskusikan mas dapi dalam keg ar mengajar ampuan siswa mpresentasikan mpok ampuan siswa indaklanjuti getahuan yang 167 at terhadap apat dilihat asil belajar elum dapat a mengikuti dalam endapat alam as yang m kelompok salah yang giatan dalam n hasil kerja dalam diperoleh 168 dikatakan berhasil karena persentase tuntas belajar klasikal yang diperoleh hanya mencapai 73,68. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tuntas belajar klasikal sekurang-kurangnya mencapai 75. Kurang berhasilnya pembelajaran pada siklus I disebabkan karena performansi guru dan motivasi belajar siswa masih kurang, sehingga aktivitas belajar siswa juga kurang maksimal selama proses pembelajaran berlangsung. Selain itu, siswa juga belum terbiasa dengan penerapan model pembelajaran group investigation. Penerapan model pembelajaran group investigation dalam pembelajaran IPA materi pesawat sederhana merupakan pengalaman yang baru bagi mereka. Pada pelaksanaan siklus II, nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat dari siklus I menjadi 72,79. Meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar siswa turut meningkatkan persentase tuntas belajar klasikal pada siklus II. Persentase tuntas belajar klasikal pada siklus II mencapai 91,89. Pada siklus II ini, guru dan siswa sudah dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan model group investigation dengan baik. Karena perolehan hasil belajar pada siklus I dijadikan pengalaman oleh siswa untuk perbaikan di siklus II. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Rifa’i dan Anni 2009: 85 yang menyatakan bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami belajar. Jadi hasil belajar yang diperoleh oleh siswa terjadi detelah mereka melewati pembelajaran pada siklus I, dan mengalami peningkatan pada siklus II. Peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II dapat dilihat pada diagram 4.3 berikut: d b m s d D Seda dari siklua I Berd belajar klas menerapkan setiap siklus dapat dikata 20 40 60 80 100 Has Diagram 4.6 P angkan untuk ke siklus II Diagram dasarkan dia sikal pada m n model pem snya. Dalam akan bahwa SIK Peni sil belajar siklus 67.1 Peningkatan k peningkata dapat digam m 4.7 Pening agram terseb mata pelaja mbelajaran gr m hal ini me pelaksanaa KLUS I 73.68 ingkatan bela s I Hasil be n Nilai Rata- an target per mbarkan pada gkatan ketunt but dapat d aran IPA m roup investig ngalami ken an pembelaja SIK n persen ajar klasi elajar siklus II 72.79 rata Hasil B rsentase ketu a diagram be tasan belajas iketahui bah materi pesaw gation meng naikan sebes aran pada s KLUS II 91.89 ntase tun ikal elajar Siswa untasan belaj erikut: s siswa hwa persent wat sederhan galami kenai sar 18,21 iklus II tela ntas 169 a jar klasikal tase tuntas na dengan ikan dalam . Sehingga ah berjalan 170 dengan baik atau dapat dikatakan bahwa pembelajaran telah berhasil. Hasil penelitian pada siklus II pun dapat memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan, sehingga pembelajaran dikatakan telah berhasil. Keberhasilan pembelajaran ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran group investigation dalam pembelajaran IPA kelas V materi pesawat sederhana dapat diterima serta dipahami oleh guru dan siswa Sekolah Dasar Negeri 3 Selakambang dengan baik. 4.2.2 Implikasi Hasil Penelitian Implikasi hasil penelitian ini yaitu penggunaan model pembelajaran group investigation pada materi Pesawat Sederhana di kelas V SD Negeri 3 Selakambang Kabupaten Purbalingga dapat meningkatkan performansi guru, motivasi, aktivitas dan hasil belajar siswa selama pelaksanaan tindakan siklus I dan II. Model pembelajaran group investigation termasuk model pembelajaran yang efektif digunakan dalam pembelajaran IPA pada materi Pesawat Sederhana. Pembelajaran dengan model group investigation menuntut keaktifan baik dari pihak guru maupun pihak siswa. Jika guru menerapkan model pembelajaran group investigation , maka guru dituntut untuk giat berlatih membuat perencanaan pembelajaran dan mempersiapkan berbagai perlengkapan dalam melaksanakan pembelajaran group investigation. Persiapan yang dilakukan guru diantaranya ialah, bagaimana guru dapat membangkitkan motivasi belajar siswa, bahaimana guru memahami materi yang akan disampaikan, bagaimana guru menggunakan media pembelajaran yang menunjang, bagaimana siswa mengatur letak pembelajaran di kelas, serta bagaimana guru mengatur pembagian kelompok- 171 kelompok. Guru juga harus memberikan motivasi dan bimbingan kepada siswa sesuai dengan kebutuhannya, dalam arti pada siswa yang membutukhan pengawasan dan bimbingan. Hal ini bertujuan agar performansi guru dalam kegiatan pembelajaran semakin baik dan meningkat. Penerapan model pembelajaran group investigation membuat guru lebih baik dan matang dalam menyusun perencanaan pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru membimbing siswa dalam pemilihan topik, pembentukan kelompok, pelaksanaan investigasi sampai membimbing siswa dalam presentasi kelompok dan bersama siswa mengevaluasi hasil investigasi. Selain itu guru juga harus memberikan motivasi dan bimbingan kepada siswa baik secara individu maupun kelompok sesuai dengan kebutuhan. Hal ini bertujuan agar siswa dapat berperan aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran. Selain itu, juga diperlukan guru yang dapat membangkitkan semangat dan motivasi siswa selama proses pembelajaran, sehingga siswa tidak merasa putus asa maupun bosan dalam menginvestigasi topik dan menyelesaikan tugas yang telah diberikan. Pengondisian kelas, juga harus diperhatikan oleh guru agar siswa tetap terkontrol, sehingga pembelajaran menggunakan model group investigation dapat berlangsung sesuai dengan perencanaan. Oleh sebab itu, guru harus selalu mengupayakan kendisi-kondisi yang dapat memotivasi siswa, baik secara lisan maupun dalam hal pengkondisian pembelajaran di kelas. Penerapan model pembelajaran group investigation juga terbukti dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, karena siswa dilibatkan dalam setiap tahap pembelajaran. Jika siswa dihadapkan pada investigasi yang dilakukan secara 172 kelompok, maka membuat siswa termotivasi dan senang mengikuti kegiatan pembelajaran. Pasalnya, dalam pembelajaran IPA sebelumnya guru jarang menggunakan model pembelajaran yang dapat membuat siswa ikut terlibat aktif. Siswa merasa senang dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Semangat dan antusias siswa dalam menerima pembelajaran IPA materi pesawat sederhana menggunakan model pembelajaran group investigation sebenarnya sudah terlihat sejak awal, hanya saja siswa masih bingung dengan langkah-langkahnya. Siswa merasa senang dan tertarik dengan media benda nyata yang di bawa oleh guru. Terlebih lagi, ketika guru menggunakan media aplikasi penggunaan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk video. Siswa terlihat sangat antusias dan tertarik memperhatikan video yang ditayangkan oleh guru. Hal ini terlihat pada motivasi siswa yang ditunjukkan dengan semakin termotivasinya siswa dalam proses pembelajaran. Siswa sudah mulai berani dalam menjawab dan mengajukan pertanyaan, saling berebut dalammenjawab pertanyaan dari guru maupun ketika bertanya pada kelompok lain dalam presentasi kelompok. Aktivitas belajar siswa meningkat seiring dengan motivasi belajar siswa yang makin tinggi. Jika guru menerapkan model pembelajaran group investigation , maka menekankan siswa untuk aktif menginvestigasi topik secara bersama di kelompok. Dimulai ketika guru menggunakan media-media dalam menjelaskan konsep awal, siswa sudah antusias dan aktif bertanya. Ketika guru menunjukan media benda nyata, dan menyuruh siswa untuk mempraktikannya, siswa berebut untuk maju membantu guru mempraktikan penggunaannya. Sama halnya ketika guru menunjukan video aplikasi penerapan pesawat sederhana, 173 siswa asyik memperhatikan dan aktif bertanya. Dalam melakukan investigasi, siswa aktif berinteraksi dengan temanyya dalam menyelesaikan masalah. Mereka saling bertukar pendapat dalam menyelsaikan permasalahan yang didapatkan. Selain itu, siswa juga semakin tekun dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Siswa selalu ingin cepat-cepat mengerjakan tugas dan mengumpulkannya tepat waktu bahkan waktu belum habis siswa sudah selesai mengerjakan. Siswa tenang dan tidak ramai ketika menyelesaikan tugas. Kemudian setelah selesai mengidentifikasi topik siswa menyiapkan presentasi kelompok, dan dalam presentasi kelompok juga dituntut keaktifan siswa, baik kelompok yang melakukan presentasi maupun kelompok lain yang memperhatikan. Bagi kelompok yang melakukan presentasi, siswa mengemukakan hasil kerja kelompok mereka secara jelas dan sistamatis serta menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh kelompok lain. Sedangkan kelompok lain bertguas untuk memberi masukan serta bertanya pada kelompok yang melakukan presentasi. Aktifitas siswa dalam bekerjasama dan berpartisipasi aktif pada kegiatan pembelajaran dapat meningkat dalam setiap siklusnya. Jika guru menerapkan model pembelajaran group investigation pada pembelajaran IPA materi pesawat sederhana, maka akan meningkatkan kemampuan siswa dalam bekerja secara berkelompok untuk mengaitkan materi yang dipelajari dengan lingkungannya, sehingga pembelajaran lebih dapat dipahami dan lebih bermakna bagi siswa. Pengetahuan yang diperoleh siswa pada kegiatan kelompok tersebut akan jauh bertahan lebih lama, karena siswa memperoleh pengalamannya secara langsung. 174 Performansi guru yang baik akan meningkatkan motivasi belajar siswa. Dengan motivasi belajar yang tinggi maka aktivitas belajar siswa juga meningkat, sehingga hasil belajar siswa pun turut meningkat pula. Hal ini terbukti dengan persentase ketuntasan siswa yang semain meningkat dalam setiap siklusnya. Kondisi pembelajaran IPA materi pesawat sederhana melalui model pembelajaran group investigation , memberikan dampak positif terhadap performansi guru, motivasi, aktivitas dan hasil belajar siswa. Dampak positif tersebut terbukti dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa terjadi peningkatan performansi guru, motivasi, aktivitas dan hasil belajar siswa di kelas V SD Negeri 3 Selakambang Kabupaten Purbalingga. Peningkatan semua variabel pada siklus I dan II, membuktikan bahwa model pembelajaran group investigation tepat diterapkan pada pembelajaran IPA kelas V materi peswat sederhana dengan karakteristik materi yang banyak dan dapat dibagi-bagi kedalam topik-topik. Penerapan model pembelajaran group investigation juga tepat diterapkan pada siswa usia sekolah dasar yang memiliki karakteristik senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, dan senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung. Keberhasilan penelitian tersebut dapat dijadikan pedoman bagi guru untuk menerapkan model pembelajaran group investigation pada mata pelajaran, materi, dan kelas lain, namun harus tetap memperhatikan karakteristik siswa dan materi yang akan dipelajari. Sekolah hendaknya juga memberikan kesempatan dan fasilitas bagi guru untuk memahami, menerapkan dan mengembangkan model pembelajaran yang bervariasi, kususnya model pembelajaran group investigation agar pembelajaran 175 di sekolah semakin inovatif dan menyenangkan bagi siswa sehingga pembelajaran dapat berlangsung optimal dan menghasilkan siswa yang berkualitas. Karena peningkatan performansi guru, motivasi, aktivitas dan hasil belajar juga menjdi tolok ukur kualitas suatu sekolah. sekolah dikatak berkualitas jika menghasilkan peserta pidik yang berkompeten. Dengan demikian sekolah merasa bertanggung jawab untuk memberikan kontribusi dalam penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas. 176

BAB 5 PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah disajikan dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran group investigation telah berhasil meningkatkan performansi guru, motivasi belajar, aktivitas belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA pada materi pesawat sederhana pada siswa kelas V SD Negeri 3 Selakambang Kabupaten Purbalingga. Berikut ringkasan hasil penelitian yang meliputi performansi guru, motivasi belajar, aktivitas belajar, dan hasil belajar siswa: 1 Performansi Guru Penggunaan model pembelajaran group investigation pada pembelajaran IPA materi Pesawat Sederhana di kelas V SD Negeri 3 Selakambang Kabupaten Purbalingga dapat meningkatkan performansi guru. Guru menjadi giat berlatih membuat perencanaan pembelajaran, mempersiapkan media dan dalam melaksanakan pembelajaran group investigation. Pada pelaksanaan pembelajaran, guru juga membimbing siswa dalam memilih topik dan pembagian kelompok, merencanakan investigasi, menyusun laporan, serta dalam mempresentasikan hasil investigasi. Motivasi dan bimbingan juga diberikan sesuai kebutuhan siswa. Tugas dan peran yang beragam tersebut menjadikan guru semakin kreatif dan semakin matang dalam pembelajaran, sehingga performansi guru pun turut meningkat. Pada siklus I guru memperoleh nilai akhir performansi guru mencapai 84,57

Dokumen yang terkait

Penerapan pembelajaran kooperatif model group investigation untuk meningkatkan hasil belajar sosiologi SMA SIT Fajar Hidayah Kotawisata-Cibubur: penelitian tindakan di SMA Fajar Hidayah pada kelas X

0 6 75

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdit Bina Insani ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Sdit Bina Insani Kelas V Semester Ii Serang-Banten )

0 3 184

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IVB SD NEGERI 3 METRO PUSAT

0 5 79

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PEMASARAN PADA SISWA SMK PGRI 3 KOTA KEDIRI

0 6 96

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PEMBELAJARAN MODEL GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS V Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Melalui Pembelajaran Model Group Investigation Pada Siswa Kelas V SD Negeri Kadokan 01 Pelajaran 2011/2012.

0 2 10

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN MODEL GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS V Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Melalui Pembelajaran Model Group Investigation Pada Siswa Kelas V SD Negeri Kadokan 01 Pelajaran 2011/2012.

0 3 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE-A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR.

0 2 5

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA SEKOLAH DASAR KELAS V POKOK BAHASAN PESAWAT SEDERHANA : Penelitian Tindakan Kelas di Sekolah Dasar Negeri Cikancung Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung

0 5 34

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 SIRAU KARANGMONCOL PURBALINGGA.

0 0 227

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas V

0 0 7