Materi pesawat sederhana Kajian Teori

86 Ruang lingkup IPA di sekolah dasar memuat materi awal tentang pengetahuan alam sekitar. Pada materi IPA di kelas rendah berisi pengenalan terhadap pengetahuan alam, seperti unsur-unsur tanah, sifat-sifat air, dan sebagainya. Sedangkan pada kelas tinggi, materi IPA yang diajarkan sudah mencakup materi-materi yang lebih spesifik dengan bentuk dan fungsi, seperti zat- zat yang terkandung dalam tanah, struktur tubuh dan fungsinya.

2.1.14 Materi pesawat sederhana

Semua jenis alat yang digunakan untuk memudahkan pekerjaan manusia disebut pesawat. Kesederhanaan dalam penggunaannya menyebabkan alat-alat tersebut dikenal dengan pesawat sederhana. Dalam pelaksanaannya, penggunaan pesawat sederhana bertujuan untuk melipat gandakan gaya atau kemampuan kita, mengubah arah gaya serta memperbesar kecepatan. Gabungan pesawat sederhana dapat membentuk pesawat rumit, contohnya mesin cuci, sepeda, mesin mobil dan lain-lain Sulistyanto 2008: 110. Jadi pesawat sederhana adalah alat sederhana yang memudahkan aktivitas manusia. Pesawat sederhana dikelompokan menjadi empat jenis, yaitu pengungkit tuas, bidang miring, katrol, dan roda berporos. Tuas dikenal dengan nama pengungkit. Batang besi atau batang lain yang digunakan untuk mengungkit merupakan tuas yang paling sederhana. Tuas memiliki tiga bagian, yaitu titik tumpu, titik beban dan titik kuasa. Titik tumpu adalah tempat batang ditumpu dan tempat batang diputar. Titik kuasa yaitu tempat dimana gaya kuasa bekerja pada tuas. Sedangkan titik beban yaitu tempat bekerjanya berat benda beban Suwarno dan Hotimah 2009: 69. Untuk memperkecil kuasa atau gaya ketika 87 mengangkat beban dapat dilakukan dengan cara memperpanjang lengan kuasa atau memperpendek lengan beban. Berdasarkan kedudukan beban, titik tumpu, dan kuasa digolongkan menjadi tiga, yaitu: a Tuas golongan pertama, yaitu tuas dengan posisi titik tumpu berada diantara titik beban dan titik kuasa. Contoh tuas golongan ini adalah gunting, catut, mainan jungkat jungkit, dan linggis. b Tuas golongan kedua, yaitu tuas dengan posisi beban berada diantara posisi kuasa dan titik tumpu. Contoh tuas golongan ini adalah gerobak roda satu dan alat pemecah kemiri c Tuas golongan ketiga, yaitu tuas dengan posisi kuasa berada diantara titik tumpu dan beban. Contoh tuas golongan ini adalah sekop. Bidang miring adalah permukaan datar yang menghubungkan dua tempat yang berbeda ketinggiannya. Bidang miring bermanfaat dalam mempermudah memindahkan benda-benda yang sangat berat. Dengan menggunakan bidang miring, gaya yang digunakan untuk memindahkan benda menjadi lebih kecil. Namun penggunaan bidang miring juga memiliki kelemahan, yaitu jarak tempuh untuk melaluinya menjadi jauh atau panjang. Katrol merupakan roda yang berputar pada porosnya. Katrol digunakan untuk mengangkat benda-benda yang berat dan biasanya digunakan bersama-sama dengan rantai atau tali. Berdasarkan penggunaannya, katrol dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu katrol tetap, katrol bebas, dan katrol majemuk. Katrol tetap merupakan katrol yang posisinya tidak berubah karena dipasang pada suatu tempat yang tetap. Katrol bebas yaitu katrol yang posisinya bisa berubah mudah dipindahkan karena tidak terpasang pada suatu tempat tertentu. Sedangkan katrol 88 majemuk yaitu perpaduan antara katrol tetap dan katrol bebas yang dihubungkan dengan tali. Roda berporos merupakan roda yang dihubungkan dengan sebuah poros yang dapat berputar bersama-sama Sulistyanto, 2008: 110-120. Contoh alat yang menggunakan roda berporos, yaitu setir mobil, setir kapal, gerinda, roda sepeda, roda becak dan tombol kunci pintu. Materi pesawat sederhana diajarkan pada siswa sekolah dasar kelas V pada semester genap. Dengan standar kompetensi, memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya. Kompetensi dasar materi tersebut ialah mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet. Alokasi waktu pembelajarannya adalah 8 jam pelajaran.

2.1.15 Penerapan model group investigation dalam pembelajaran pesawat sederhana

Dokumen yang terkait

Penerapan pembelajaran kooperatif model group investigation untuk meningkatkan hasil belajar sosiologi SMA SIT Fajar Hidayah Kotawisata-Cibubur: penelitian tindakan di SMA Fajar Hidayah pada kelas X

0 6 75

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdit Bina Insani ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Sdit Bina Insani Kelas V Semester Ii Serang-Banten )

0 3 184

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IVB SD NEGERI 3 METRO PUSAT

0 5 79

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PEMASARAN PADA SISWA SMK PGRI 3 KOTA KEDIRI

0 6 96

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PEMBELAJARAN MODEL GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS V Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Melalui Pembelajaran Model Group Investigation Pada Siswa Kelas V SD Negeri Kadokan 01 Pelajaran 2011/2012.

0 2 10

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN MODEL GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS V Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Melalui Pembelajaran Model Group Investigation Pada Siswa Kelas V SD Negeri Kadokan 01 Pelajaran 2011/2012.

0 3 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE-A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR.

0 2 5

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA SEKOLAH DASAR KELAS V POKOK BAHASAN PESAWAT SEDERHANA : Penelitian Tindakan Kelas di Sekolah Dasar Negeri Cikancung Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung

0 5 34

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 SIRAU KARANGMONCOL PURBALINGGA.

0 0 227

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas V

0 0 7