28
2.1.2 Pengertian Mengajar
Belajar dan mengajar masih memiliki keterkaitan yang sangat erat. Belajar dikatakan sebagai aktivitas siswa, dalam hal ini terkait dengan kegiatan
pembelajaran di dalam kelas. Selain siswa yang belajar, tentunya juga terdapat kegiatan atau aktivitas guru di dalamnya. Karena salah satu hal yang penting saat
pembelajaran di kelas yaitu kegiatan guru yang mengajar. Jadi keduanya merupakan kegiatan yang saling mengisi dan berkesinambungan dalam sebuah
proses. Mengajar merupakan tugas seorang pendidik. Memang sudah seharusnya
seorang pendidik dapat mengajar di depan kelas, serta terampil. Paradigma lama memandang bahwa mengajar merupakan penyerahan kebudayaan berupa
pengalaman-pengalaman dan kecakapan kepada anak didik atau usaha mewariskan kebudayaan masyarakat kepada generasi berikut sebagai penerus
Slameto 2010: 29. Dalam pengertian ini tampak sekali bahwa aktivitas terletak pada guru sebagai pendidik. Siswa hanya sebagai objek, yaitu mendengarkan
ceramah guru, perhatiannya terfokus pada guru, setiap yang diakatakan guru selalu benar, semua bahan diteriamanya begitu saja tanpa diolah, pemikiran siswa
tidak kritis. Peranan guru sangat menentukan, itulah sebabnya sering disebut teacher centered
atau pembelajaran berpusat pada guru Sudjana 2010: 7. Di negara-negara modern yang sudah maju, mengajar didefinisikan
sebagai bimbingan kepada siswa dalam proses belajar Slameto 2010: 30. Definisi ini mengemukakan bahawa yang aktif adalah siswa, siswa mengalami
proses belajar sedangkan guru hanya sebagai pembimbing dan fasilitator. Siswa
29
memiliki kesempatan untuk lebih aktif dan mengembangkan potensi yang dimilikinya. Sejalan dengan pendapat tersebut, Sudjana 2010: 7 menyatakan
bahwa “Mengajar adalah membimbing kegiatan siswa belajar. Mengajar adalah mengatur dan mengorganisir lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga dapat
mendorongdan menumbuhkan siswa melakukan kegiatan belajar”. Rumusan pengertian tersebut, berpusat pada siswa yang belajar student centered, juga
memandang hakikat mengajar sebgai proses yang dilakukan guru dalam menumbuhkan kegiatan belajar siswa.
Sejalan dengan pendapat di atas, Aunurrahman 2011: 34 mengartikan mengajar sebagai suatu keadaan atau aktivitas untuk menciptakan suatu situasi
yang mampu mendorong siswa untuk belajar. Situasi tersebut tidak berarti harus suatu transformasi pengetahuan dari guru kepada siswa saja, namun dapat dengan
cara lain misalnya dengan menggunakan media pembelajaran maupun sumber belajar lain.
Alvin dalam Daryanto 2010: 162 menyebutkan bahwa mengajar adalah suatu aktivitas untuk mencoba menolong, membimbing seseorang untuk
mendapatkan, mengubah, atau menegambangkan skill, attitude, ideal cita-cita, aprectone
penghargaan dan knowladge. Hal itu menandakan guru harus berusaha mengubah tingkah laku peserta didiknya menjadi lebih baik. Guru harus
menciptakan kondisi-kondisi yang memungkinkan terjadinya interaksi edukatif dalam kegiatan mengajarnya. Senada dengan hal tersebut, Sardiman 2011: 48
juga menyatakan bahwa pada dasarnya mengajar merupakan suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan
30
dengan siswa, sehingga terjadi proses belajar. Dapat dikatakan bahwa mengajar sebagai upaya menciptakan lingkungaan yang kondusif untuk berlangsungnya
kegiatan belajar bagi siswa. Kondisi tersebut diciptakan sedemikian rupa sehingga membantu perkembangan anak secara optimal baik jasmaini maupun rohani, baik
mental maupun fisiknya. Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah
suatu aktivitas mengorganisasi, menyampaikan pesan berupa pengetahuan, keterampilan, dan penanaman sikap-sikap tertentu dari guru kepada siswa, serta
mengatur lingkungan yang menghubungkannya dengan siswa sehingga terjadi proses belajar. Guru berperan sebagai pembimbing belajar, pemimpin belajar, atau
fasilitator belajar.
2.1.3 Hakikat Pembelajaran