70
memberikan peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik melalui struktur
penghargaan kooperatif dengan belajar saling menghargai satu sama lain. Tujuan pembelajaran kooperatif yang berkaitan dengan pengembangan
ketramipilan social ialah, dalam pembelajaran kooperatif akan mengajarkan siswa keterampilan bekerjasama dan kolaborasi Rusman 2010: 203. Keterampilan
bekerjasama merupakan salah satu bagian dari keterampilan sosial yang penting dimiliki oleh siswa. Kerena siswa merupakan makhluk sosial yang hidup di
masyarakat, yang tidak bisa hidup sendiri tanpa adanya bantuan dari orang lain. Mereka harus dapat bekerjasama dengan yang lainnya agar kehidupan mereka
dapat berjalan dengan baik.
2.1.10.3 Karakteristik cooperative learning
Roger dan david dalam Suprijono 2012: 58-61 menyebutkan ada lima unsur pembelajaran kooperatif, yaitu: 1 Positive interdependence saling
ketergantungan positif, 2 Personal Responsilibility tanggung jawab perseorangan, 3 Face to face peomotive interaction interaksi promotive, 4
Interpersonal skill komunikasi antar anggota, 5 Group processing
pemrosesan kelompok. Unsur pertama menunjukan bahwa dalam pembelajaran kooperatif ada dua pertanggungjawaban kelompok, yaitu mempelajari bahan yang
ditugaskan kepada kelompok dan menjamin semua anggota kelompok mempelajari bahan yang ditugaskan. Isjoni 2011: 42 menyatakan bahwa positive
independence ialah hubungan timbal balik yang didasari adanya kepentingan yang
sama atau perasaan diantara anggota kelompok dimana keberhasilan seseorang
71
merupakan keberhasilan yang lain pula atau juga sebaliknya. Untuk menciptakan suasana tersebut, seorang guru perlu merancang pembelajaran yang kelompok
yang memungkinkan setiap siswa untuk belajar, mengevaluasi dirinya dan teman kelompoknya dalam penguasaan dan kemampuan memahami bahan pelajaran.
Dengan kondisi tersebut dapat memungkinkan setiap siswa merasa adanya ketergantungan positif pada anggota kelompok lainnya dalam mempelajari dan
menyelesaikan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Unsur kedua pembelajaran kooperatif ialah tanggung jawab individu.
Pertanggungjawaban ini muncul jika dilakukan pengukuran terhadap keberhasilan kelompok. Melalui tanggung jawab ini memungkinkan siswa termotivasi untuk
membantu temannya. Mengingat tujuan pembelajaran kooperatif ialah menjadikan setiap anggota kelompoknya menjadi lebih kuat pribadinya.
Tanggung jawab perseorangan menjadi kunci untuk menjamin semua anggota yang diperkuat oleh kegiatan belajar bersama.
Unsur ketiga yaitu interaksi promotif, yang merupakan penting, karena dapat menumbuhkan ketergantungan positif. Salah satu ciri interaksi promotif
adalah saling membantu secara efektif dan efisien, saling memotivasi, saling percaya dan saling memberikan informasi dan sarana yang diperlukan. Interaksi
tersebut terjadi antar siswa tanpa perantara. Tidak adanya penonjolan kekuatan individu, yang ada hanya pola interaksi dan perubahan bersifat verbal antara siswa
yang ditingkatkan oleh adanya saling hubungan timbal balik yang bersifat positif sehingga dapat mempengaruhi hasil pendidikan dan pengajaran.
72
Unsur keempat pembelajaran kooperatif ialah keterampilan sosial. Peserta didik harus saling mempercayai, berkomunikasi secara akurat, saling menerima
dan mendukung, serta mampu menyelesaikan konflik secara konstruktif. Sedangkan unsur yang terakhir ialah pemrosesan kelompok, yang diartikan
sebagai penilaian. Melalui pemrosesan kelompok dapat diidentifikasi dari urutan atau tahapan kegiatan kelompok dan kegiatan dari anggota kelompok. Tujuannya
adalah meningkatkan efektivitas anggota dalam memberikan kontribusi terhadap kegiatan koaboratif untuk mencapai tujuan kelompok.
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar berupa potensi akademik, toleransi, menerima keragaman, dan
pengembangan keterampilan sosial. Untuk mencapai hasil belajar tersebut, pembelajaran kooperatif menuntut kerjasama dan interdependensi peserta didik
dalam struktur tugas, struktur tujuan, dan struktur reward-nya. Dalam struktur tugas berhubungan dengan bagaimana tugas diorganisir. Struktur tujuan dan
reward mengacu pada derajat kerjasama atau kompetisi yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan reward. Pembelajaran kooperatif berbeda dengan strategi pembelajaran yang lain.
Perbedaan itu berupa pembelajaran yang menekankan pada proses kerjasama dalam kelompok. Tujuan yang ingin dicapai bukan hanya pada kemampuan
akademik, dalam artian nilai mata pelajaran dari masing-masing peserta didik saja, namun juga yang tidak kalah pentingnya ialah adanya unsur kerjasama dari
suatu kelompok dalam penguasaan suatu materi. Keberhasilan belajar dari kelompok tergantung pada kemampuan dan aktifitas anggota kelompok, baik
73
secara individual maupun kelompok. Kerjasama inilah yang menjadi ciri khas dari cooperative learning.
Sintaks pembelajaran cooperative learning menurut Suprijono 2012: 65 terangkum dalam tabel dibawah ini:
Tabel 2.2 Langkah-langkah Cooperative Learning
FASE-FASE PERILAKU GURU
Fase1: Present goals and set Menyampaikan tujuan dan
mempersiapkan peserta didik Menjelaskan tujuan pembelajaran dan
mempersiapkan peserta didik siap belajar
Fase 2: Present information Menyajikan informasi
Mempresentasikan informasi kepada peserta didik secara verbal
Fase 3: Organise stude into learning teams
Mengorganisir peserta didik ke dalam tim-tim belajar
Memberikan penjelasan kepada peserta didik tentang cara pembentukan tim
belajar dan membantu kelompok melakukan transisi yang efisien
Fase 4: Assist team work and study
Membantu kerja tim dan belajar Membantu tim-tim belajar selama
peserta didik mengerjakan tugas Fase 5: Test on the material
Mengevaluasi Menguji pengetahuan peserta didik
mengenai berbagai materi pembelajaran atau kelompok-kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya.
Fase 6: Provide recognition Memberikan pengakuan atau
penghargaan Mempersiapkan cara untuk mengakui
usaha dan prestasi individu maupun kelompok
2.1.11 Group Investigation GI