65
akan dipaparkan mengenai pengertian cooperative learning, tujuan cooperative learning,
serta karakteristik cooperative learning.
2.1.10.1 Pengertian cooperative learning
Pembelajaran kooperatif cooperative learning merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar bersama dan bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen Rusman 2010:
202. Heterogen disini dimaksudkan bahwa pengelompokan siswa bukan berasal dari ras atau suku yang sama, maupun kemampuan yang sama. Namun anggota-
anggota tiap kelompok terdiri dari siswa yang berprestasi tinggi, sedang, dan rendah, laki-laki, perempuan, dan berasal dari latar belakang etnik yang berbeda.
Senada dengan Rusman, Daniel Zingoro 2008 menyatakan bahwa: “Cooperative learning CL is more than having students work in
groups: it is a fundamental shift from teacher as information provider and sole source of truth, to teacher as facilitator. It
involves the use of tasks whose completion requires the combined eforts and skills of the individual group members,”
Pendapat di atas mengandung makna bahwa pembelajaran kooperatif merupakan salah satu dari sekian contoh model pembelajaran yang diterapkan secara
kelompok. Merupakan perubahan yang mendasar dari guru sebagai pemberi informasi dan satu-satunya sumber belajar, menjadi guru sebagai fasilitator. Hal
tersebut bertujuan agar pembelajaran lebih berpusat pada siswa, diharapkan siswa mampu mengasah kemampuan dan keterampilan melalui belajar kelompok.
Cooperative learning adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak
digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada
66
siswa student centered, terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan oleh guru dalam mengaktifan siswa, yang tidak dapat bekerjasama dengan orang
lain Isjoni 2010:16. Sementara pendapat Panitz dalam Suprijono 2012: 54 pembelajaran
cooperative adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok
termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Guru berperan sebagai fasilitator dan motivator. Guru membantu siswa yang
mengalami kesulitan, dengan mengawasi jalannya pembelajaran. Anita Lie dalam Isjoni 2010: 16 menyebut cooperative learning dengan istilah pembelajaran
gotong-royong, yaitu sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam tugas-tugas yang
terstruktur. Lebih jauh Lie juga mengatakan bahwa cooperative learning dapat berjalan jika telah dibentuk suatu kelompok yang didalamnya siswa bekerja
secara terarah untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Jumlah anggota keompok pada umumya sekitar 4-6 orang.
Beberapa pendapat diatas dapat ditarik sebuah pemahaman bahwa pembelajaran kooperatif merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh
siswa secara berkelompok, siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif, dalam kelompok yang heterogen untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang telah ditentukan sebelumnya. Ciri khas dari pembelajaran kooperatif adalah adanya kerjasama siswa dalam pembelajaran. Pembelajaran dapat dikatakan
berhasil jika semua siswa dalam kelompok telah mengerti dan paham akan materi yang tengah di bahas. Oleh karena itu setiap anggota kelompok harus saling
67
membantu dan berkontribusi baik dalam mencari, memilih, menganalisis sumber yang telah diperoleh, bertanya, berpendapat, bahkan sampai pada penarikan
kesimpulan.
2.1.10.2 Tujuan cooperative learning