135
diejek oleh teman-temannya, karena selama ini pembelajaran yang dilakukan oleh guru belum melibatkan siswa secara aktif. Selama ini siswa hanya memperhatikan guru
ketika mengajar, tanpa danya interaksi antara keduanya. Akibatnya siswa cenderung merasa takut dan malu ketika dimintai pendapat maupun ketika bertanya.
Sama halnya ketika siswa diminta untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, siswa belum memiliki kesadaran sendiri dalam melaporkan hasil
kerjanya di depan kelas, sehingga guru perlu menunjuk atau menggandeng siswa untuk maju ke depan kelas. Dalam mempresentasikan hasil investigasipun siswa merasa
malu. Mereka takut dan grogi untuk menyampaikan hasilnya didepan kelas. Namun, pada pertemuan kedua, terjadi peningkatan pada aspek keberanian siswa dalam
mengemukakan pendapat di kelas sebesar 75,66. Hal tersebut dikarenakan siswa sudah mulai berani, mereka sudah tidak malu dalam mengajukan pertanyaan
maupun menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru maupun oleh kelompok lain. Perhatian siswa juga sudah mulai terfokus dan siswa sudah tidak merasa
takut lagi untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. Sehingga bahasa yang digunakan dalam mempresentasikan hasil investigasi pun
lebih sistematis dan jelas.
4.1.2.3 Paparan Hasil Belajar
Data hasil belajar siswa dari pelaksanaan tindakan siklus I diperoleh melalui tes formatif I yang diberikan pada akhir pertemuan siklus I, yaitu pada
tanggal 1 Mei 2013. Siswa yang mengikuti tes formatif pada siklus I berjumlah 38 siswa yang terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan. Data hasil
136
belajar dari tes formatif siklus I dengan menerapkan model pembelajaran group investigation
dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut: Tabel 4.7 Data Nilai Hasil Tes Formatif Siklus I
Nilai Jumlah
Siswa Jumlah
Nilai Persentase
Ketuntasan Tuntas Belum
Tuntas
90 3 270
10,58 3
- 85 2
170 6,67
2 -
80 6 480
18,82 6
- 75 5
375 14,71
5 -
70 5 300
11,76 5
- 65 5
325 12,75
5 -
60 2 120
4,71 2
- 55 4
220 8,63
- 4
50 4 200
7,84 -
4 45 2
90 3,53
- 2
Jumlah 38 2550
100 28 10
Rata-rata 67,36 Persentase
73,68 26,32 Rata-rata Nilai
=
∑
= = 67,10
, Pada tabel 4.7 menunjukkan bahwa pada siklus I, perolehan nilai hasil tes
formatif siswa telah mencapai rata-rata sebesar 67,10 dan ketuntasan belajar klasikal sebesar 73,68. Namun, masih terdapat 10 siswa dari 38 siswa yang
memperoleh nilai di bawah ketuntasan, dengan rincian empat siswa mendapatkan nilai 55, empat siswa mendapat nilai 50, dan dua siswa mendapat nilai 45. Dilihat
d d
k h
p
y n
t m
k s
l
4
p K
dari besarny diperoleh, p
kriteria hasi harus dipero
Besa pada diagram
Dari yang dipero
nilai ≥ 60 ad
tersebut bel mencapai 67
karena belu selengkapny
lampiran 33
4.1.2.4 Refle
Mod pembelajara
Kaligondang Tida
be 26
ya persenta pembelajaran
il belajar di oleh siswa ia
arnya persen m berikut.
Diagram 4. diagram da
oleh telah m da 28. Namu
leum melam 7,10, namun
um memenu ya mengena
.
eksi
del pembelaj an IPA kelas
g Purbaling ak tuntas
elajar 6,32
K
se ketuntas n pada siklu
ikatakan ber alah 75.
ntase tuntas
.1 Persentase apat diketah
mencapai 73, un 10 siswa
mpaui nilai n pembelaja
uhi indikato ai nilai hasi
jaran group s V materi
gga. Berdas
Ketuntasa
an belajar us I dapat d
rhasil jika k
belajar klas
e Tuntas Bel hui bahwa p
68 dengan memperoleh
i KKM, m aran pada sik
or keberhasi il belajar si
p investigati pesawat sed
sarkan pen
an Belaja
klasikal dan dikatakan be
ketuntasan k
sikal selama
lajar Klasika persentase t
n jumlah sis h nilai
≤ 60, meskipun nil
klus I dinya ilan yang t
iswa siklus
ion telah p
derhana di gamatan ya
Tunta belaj
73,68
ar Siklus
n rata-rata elum berhas
klasikal min
a siklus I da
al Siklus I tuntas belaj
swa yang m , yang berar
lai rata-rata atakan belum
elah ditetap I dapat di
peneliti terap SD N 3 Se
ang telah as
ar 8
I
137
nilai yang sil. Karena
nimal yang
apat dilihat
ar klasikal memperoleh
rti 10 siswa a kelasnya
m berhasil, pkan. Data
ilihat pada
pkan pada lakambang
dilakukan,
138
pelaksanaan pembelajaran siklus I belum menunjukkan hasil yang maksimal baik pada performansi guru, motivasi belajar, aktivitas belajar maupun hasil belajar
siswa. Untuk lebih lengkapnya akan dipaparkan pada penjelasan di bawah ini: 1 Performansi Guru
Pada siklus I pertemuan 1, nilai APKG I rencana pelaksanaan pembelajaran yaitu 85,70, sedangkan nilai APKG II pelaksanaan pembelajaran
yaitu 80,46. Pada pertemuan 2 nilai APKG I dan APKG II mengalami peningkatan, nilai APKG I menjadi 87,92 sedangkan nilai APKG II meningkat
menjadi 86,45. Sehingga nilai akhir performansi guru selama pembelajaran siklus I mencapai 84,57.
Pada siklus I, nilai APKG I sudah cukup baik dan setiap aspek sudah mendapatkan nilai yang baik, sedangkan pada APKG II, ada tiga aspek yang
nilainya masih kurang dan perlu ditingkatkan lagi, yakni pada aspek memulai kegiatan pembelajaran, mengelola waktu pembelajaran secara efisien dan
membantu siswa menumbuhkan kepercayaan diri. Nilai pada aspek memulai kegiatan pembelajaran masih perlu ditingkatkan karena guru sebelum memulai
pembelajaran lupa untuk mengecek kebersihan dan kerapian papan tulis, serta lupa untuk mengecek kesiapan alat-alat pelajaran siswa. Upaya perbaikan yang
dilakukan guru pada siklus II yaitu dengan cara selalu berusaha mengecek kebersihan dan kerapian papan tulis, serta mengecek kesiapan alat-alat pelajaran
siswa sebelum kegiatan pembelajaran akan berlangsung. Nilai pada aspek mengelola waktu pembelajaran secara efisien pada siklus I masih perlu
ditingkatkan karena alokasi waktu yang telah ditentukan dalam RPP ternyata tidak
139
dapat dilaksanakan dengan tepat, upaya yang dilakukan akan dilakukan pada siklus II untuk memperbaiki aspek ini adalah dengan cara melakukan komunikasi
kepada siswa agar lebih tepat waktu dalam menyelesaikan tugas dan soal yang diberikan oleh guru sehingga pembelajaran akan berjalan sesuai dengan waktu
yang telah dialokasikan. Nilai pada aspek membantu siswa menumbuhkan kepercayaan diri perlu ditingkatkan, karena pada siklus I guru belum bisa
memotivasi siswa untuk berani bertanya dan mengemukakan pendapatnya. Upaya perbaikan yang dilakukan guru pada siklus II adalah dengan memberikan motivasi
berupa tepuk tangan, hadiah, tanda bintang dan pujian kepada siswa yang berani bertanya dan berani mengungkapkan pendapat meskipun pertanyaan dan pendapat
yang di ajukan salah, sehingga secara langsung dapat meningkatkan motivasi dan kepercayaan diri pada siswa.
2 Motivasi belajar siswa Pada pertemuan pertama, motivasi belajar secara klasikal sebesar 67,38
siswa termotivasi dengan kriteria nilai tinggi. Namun, masih terdapat dua indikator yang mendapatkan nilai rendah, yaitu pada indikator adanya dorongan
dari guru dengan nilai 50,66 dan pada indikator lingkungan kelas yang kondusif yaitu dengan nilai 54,94. Motivasi belajar pada siklus I meningkat setelah
dilaksanakannya tindakan yaitu 78,19 siswa telah termotivasi dengan kriteria sangat tinggi. Hal ini terjadi karena sebelumnya guru jarang menggunakan model-
model pembelajaran yang inovatif maupun media yang mendukung dalam proses belajarnya.
140
Oleh sebab itu guru perlu melaksanakan pembenahan-pembenahan agar semua aspek dalam indikator motivasi belajar bernilai tinggi. Hal yang akan
dilakukan oleh guru diantaranya ialah mempersiapkan kondisi kelas anak sebelum pelajaran dimulai, dengan mengecek kebersihan papan tulis, maupun penataan
bangku. Guru juga akan mengecek kesiapan siswa sebelum melaksanakan proses belajar mengajar. Kemudian guru akan memberikan reward berupa tepuk tangan
dan tanda bintang, pada siswa yang aktif, serta hadiah pada kelompok yang terbaik dalam melakukan presentasi. Hal tersebut dilakukan agar motivasi belajar
siswa dapat mengalami peningkatan dalam semua aspeknya. 3 Aktivitas belajar siswa
Hasil pengamatan aktivitas siswa pada siklus I pertemuan 1, diperoleh persentase sebesar 71,05, sedangkan pada pertemuan 2 yaitu 77,16. Sehingga
rata-rata persentase aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran siklus I dengan menggunakan model group investigation pada materi pesawat sederhana,
sebesar 74,11 dengan tingkat kriteria tinggi. Sementara dalam indikator keberhasilan yang telah ditetapkan,
aktivitas belajar siswa dinyatakan berhasil jika perolehan hasil tiap aspek sekurang-kurangnya 75. Dengan demikian, pembelajaran IPA materi
pesawat sederhana dengan menggunakan model pembelajaran group investigation belum dinyatakan berhasil, karena aktivitas belajar siswa masih di bawah indikator
keberhasilan. Belum tercapainya indikator keberhasilan pada aktivitas belajar siswa
siklus I, dikarenakan siswa masih bingung dengan pembelajaran menggunakan model pembelajaran group investigation. Sebenarnya siswa sangat antusias
141
dengan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, karena guru menggunakan media pembelajaran, pembagian kelompok, kerjasama kelompok, kemudian presentasi
kelompok, serta adanya pemberian reward bagi siswa yang aktif. Namun, dalam melakukan investigasi topik dalam kelompok, ada siswa yang hanya cenderung
hanya menerima hasil pekerjaan temannya, dan sebagian lagi memonopoli investigasi. Dalam hal ini ialah pembegian kerja yang belum merata. Hal ini
terjadi karena ketika guru sedang menjelaskan tata cara melakukan investigasi, beberapa siswa tidak memperhatikannya.
Ada beberapa faktor lain yang menyebabkan nilai aktivititas siswa pada aspek keberanian siswa dalam mengajukan pertanyaan dan keberanian siswa
dalam mengemukakan pendapat, yaitu siswa merasa malu dan takut diejek oleh teman-temannya apabila dia ingin bertanya dan mengungkapkan pendapat.
Sedangkan pada aspek kemampuan siswa dalam mempresentasikan hasil kerjanya, karena siswa belum terbiasa untuk mempresentasikan hasil kerjanya
sehingga dalam prsentasinya masih banyak siswa yang grogi dan malu yang berakibat kemampuan siswa dalam memaparkan hasil kerjanya kurang sistematis.
Untuk memperbaiki kondisi tersebut, pada siklus II guru mengupayakan agar siswa lebih berani lagi dalam bertanya dan mengungkapkan pendapat. Upaya
yang dilakukan guru terhadap masalah yang terjadi pada siklus I yaitu dengan cara menegur siswa yang mengejek siswa yang sedang bertanya atau sedang
berpendapat. Selain itu, upaya yang dilakukan guru yaitu dengan memberi motivasi berupa tepuk tangan, hadiah gambar senyum dan bintang, dan pujian
kepada siswa yang berani bertanya dan berani mengungkapkan pendapat,
142
walaupun pendapat atau yang pertanyaan yang dilontarkan oleh siswa belum sempurna. Guru akan mewajibkan setiap kelompok untuk membuat minimal 2
buah pertanyaan dalam selembar kertas yang nantinya harus ditujukan pada kelompok lain saat persentasi. Pada siklus I kemampuan siswa dalam
mempresentasikan hasil kerjanya juga masih kurang, maka guru perlu memberikan motivasi berupa tepuk tangan, hadiah gambar senyum dan bintang,
dan pujian kepada siswa yang akan mempresentasikan hasil kerjanya dan sebelum siswa mempresentasikan hasil kerjanya guru terlebih dahulu menjelaskan kepada
siswa tentang cara mempresentasikan hasil kerja yang baik sehingga kemampuan siswa dalam mempresentasikan hasil kerjanya dapat meningkat.
Secara keseluruhan, aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran menggunakan model group investigation mengalami peningkatan ditiap
pertemuan. Hal itu dikarenakan selain pengaruh positif dari motivasi yang diberikan guru, siswa juga sudah lebih memahami pembelajaran IPA materi
pesawat sederhana dengan menggunakan model group investigation dibandingkan dengan pertemuan pertama.
4 Hasil belajar Berdasarkan perolehan nilai hasil tes formatif yang telah dicapai siswa,
dapat dikatakan bahwa pembelajaran pada siklus I dikatakan belum berhasil, karena belum memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.Hal ini
terlihat pada persentase tuntas belajar klasikal yang diperoleh yaitu 73,68. Hal itu disebabkan masih terdapat 10 dari 38 siswa yang belum mencapai KKM.
Penyebabnya karena mereka mengalami kesulitan dalam memahami materi
143
pelajaran pesawat sederhana. Siswa tersebut ternyata merupakan siswa yang cenderung pasif dan banyak diam ketika pembelajaran berlangsung. Oleh sebab
itu, pada siklus 2, guru akan lebih melibatkan siswa dalam proses pembelajaran, kemudian guru akan melakukan perbaikan pembelajaran dengan menjelaskan
pembelajaran dengan memberikan contoh-contoh masalah yang sedekat mungkin dengan kegiatan yang sering dilakukan siswa. Guru akan lebih membimbing
siswa yang hasil belajarnya pada siklus I belum mencapai KKM, dengan cara memperhatikan aktivitasnya, sering bertanya kepada siswa tersebut dan
menanyakan kesulitan-kesulitan yang dialaminya. Kemudian dalam proses pembelajaran yang akan dilaksanakan pada siklus selanjutnya, guru akan
menggunakan media benda nyata dan video pembelajaran tentang aplikasi penggunaan pesawat sderhana. Hal itu dilakukan agar siswa lebih memahami
materi dan mengerti bagaimana aplikasinya dalam kehidupan mereka.
4.1.2.5 Revisi