Pengertian Motivasi Motivasi Belajar

34 maupun harus didasari pada sebuah stimulus. Dorongan tersebutlah yang disebut motivasi. Antara motivasi dan belajar yang terjadi dalam proses pembelajaran, sebenarnya memiliki korelasi yang signifikan. Karena keduanya saling mempengaruhi. Karena pembelajaran merupakan sebuah proses yang di dalamnya terdapat kegiatan siswa yang belajar. Sedangkan belajar merupakan perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik penguatan motivasi yang dilandasi oleh tujuan tertentu. Korelasi itulah yang lebih menguatkan pentingnya motivasi belajar. Oleh karena itu, di bawah ini akan dipaparkan mengenai pengertian motivasi, fungsi motivasi, jenis-jenis motivasi, motivasi dalam belajar, serta ciri-ciri motivasi belajar yang sering dikatakan sebagai indikator motivasi belajar.

2.1.4.1 Pengertian Motivasi

Setiap individu memiliki kondisi internal, dimana kondisi internal tersebut turut berperan dalam aktivitas dirinya sehari-hari. Salah satu kondisi internal tersebut adalah motivasi. Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berasal dalam diri seseorang yang menggerakan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya Uno 2012: 1. Eyseck et al. menyebutkan bahwa motivasi dirumuskan sebagai suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan, intensitas, konsistensi, serta arah umum dari tingkah laku manusia, merupakan konsep yang rumit dan berkaitan dengan konsep-konsep lain seperti minat, konsep diri, sikap, dan sebagainya Slameto 2010: 170. Jadi motivasi bukanlah merupakan satu-satunya 35 dorongan yang timbul dalam diri seseorang, namun masih memiliki keterkaitan dengan faktor-faktor lain. Menurut Mc. Donal, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan Sadirman 2012: 74. Motivasi mengandung tiga elemen penting yaitu, motivasi mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu, motivasi ditandai dengan munculnya rasa atau feeling, afeksi seseorang, dan motivasi akan dirangsang dengan adanya tujuan. Sementara Dimyati dan Mudjiono 2010: 80 menyebutkan bahwa motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu dalam belajar. Slavin dalam Rifa’i dan Anni 2009: 159 mengatakan motivasi merupakan proses internal yang mengaktifkan, memandu, dan memelihara perilaku seseorang secara terus menerus. Jadi motivasi bukanlah hal yang bersifat statis, namun terus bergerak seiring dengan tujuan yang ingin dicapai oleh suatu individu. Dalam motivasi tercakup konsep-konsep, seperti kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan berafiliasi, kebiasaan, dan keinginan seseorang terhadap sesuatu. Beberapa pengertian di atas kita dapat menarik sebuah pemahaman bahwa motivasi dalam belajar tidak saja merupakan suatu energi yang menggerakkan siswa untuk belajar, tetapi juga sebagai suatu yang mengarahkan aktivitas siswa 36 kepada tujuan belajar. Penguasaan motivasi didefinisikan sebagai kecenderungan umum untuk berinteraksi dengan dan untuk mengungkapkan pengaruh terhadap lingkungan. Motivasi merupakan salah satu faktor yang sangat penting dan menentukan dalam proses kegiatan mengajar. Keberhasilan kegiatan belajar mengajar dalam pencapaian tujuan sebagian besar tergantung pada kemauan siswa untuk belajar dengan sungguh-sungguh dan tekun. Sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak mungkin akan melakukan aktivitas belajar. Hal ini merupakan pertanda bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya. Segala sesuatu yang menarik minat orang lain belum tentu menarik minat orang tertentu selama sesuatu itu tidak bersentuhan dengan kebutuhannya. Dari berbagai macam teori motivasi, salah satu teori yang terkenal kegunaannya untuk menerangkan motivasi siswa adalah yang dikembangkan oleh Maslow. Maslow 1970 stated there is a connection between behavior of individuals and their needs, and the strongest felt needs determine behaviors of individuals at given times. Maslows approach was based on the assumption that the individual is the basic unit in a social organization that is capable of life-affirming and self-fulfilling behavior. Maslow believed that work becomes a personal commitment and its accomplishment creates satisfaction and self-actualization and provides a way to achieve individual goals Iguisi 2009 : 142. Pengertian di atas mengandung pengertian bahwa hubungan antara perilaku individu kebutuhan mereka, dan yang terpenting kebutuhan yang dirasakan menentukan perilaku individu pada waktu yang diberikan. Pendapat Maslow 37 didasarkan pada asumsi bahwa individu adalah unit dasar dalam organisasi sosial yang mampu berperilaku untuk meneguhkan hidup dan memenuhi dirinya sendiri. Maslow percaya bahwa pekerjaan menjadi komitmen pribadi dan prestasi yang menciptakan kepuasan dan aktualisasi diri dan menyediakan cara untuk mencapai tujuan individu. Maslow juga menyatakan bahwa tingkah laku manusia dibangkitkan dan diarahkan oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu. Kebutuhan-kebutuhan ini dibagi ke dalam tujuh kategori, yaitu mencakup kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan kasih sayang, kebutuhan dihargai dan dihormati, dan kebutuhan aktualisasi diri, mengetahui dan mengerti serta kebutuhan estetik Slameto 2010 : 172. Kebutuhan-kebutuhan itulah yang menurut Maslow mampu memotivasi tingkah laku individu.

2.1.4.2 Fungsi motivasi

Dokumen yang terkait

Penerapan pembelajaran kooperatif model group investigation untuk meningkatkan hasil belajar sosiologi SMA SIT Fajar Hidayah Kotawisata-Cibubur: penelitian tindakan di SMA Fajar Hidayah pada kelas X

0 6 75

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdit Bina Insani ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Sdit Bina Insani Kelas V Semester Ii Serang-Banten )

0 3 184

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IVB SD NEGERI 3 METRO PUSAT

0 5 79

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PEMASARAN PADA SISWA SMK PGRI 3 KOTA KEDIRI

0 6 96

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PEMBELAJARAN MODEL GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS V Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Melalui Pembelajaran Model Group Investigation Pada Siswa Kelas V SD Negeri Kadokan 01 Pelajaran 2011/2012.

0 2 10

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN MODEL GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS V Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Melalui Pembelajaran Model Group Investigation Pada Siswa Kelas V SD Negeri Kadokan 01 Pelajaran 2011/2012.

0 3 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE-A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR.

0 2 5

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA SEKOLAH DASAR KELAS V POKOK BAHASAN PESAWAT SEDERHANA : Penelitian Tindakan Kelas di Sekolah Dasar Negeri Cikancung Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung

0 5 34

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 SIRAU KARANGMONCOL PURBALINGGA.

0 0 227

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas V

0 0 7