Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

25 individu untuk mendapatkan dorongan guna memperoleh pengalaman atau pengetahuan yang diharapkan. Hasil belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku. Walaupun tidak semua perubahan tingkah laku merupakan hasil belajar namun aktivitas berlajar umumnya disertai perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dapat menyentuh perubahan pada aspek motorik, afektif, termasuk juga perubahan aspek emosional. Perubahan tingkah laku tersebut biasanya akan bertahan lama pada individu tidak cepat lupa, karena sifatnya relatif permanen.

2.1.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

Kegiatan belajar yang dilakukan oleh individu dapat diketahui dari perubahan perilaku sebelum dan sesudah dalam peristiwa belajar. Individu dapat dikatakan belajar apabila terjadi perubahan baik itu perubahan aspek kognitif, afektif maupun psikomotornya dan perubahan itu terjadi relafif permanen serta dilakukan secara sadar. Dalam kegiatan belajar terdapat faktor-faktor yang dapat mendukung maupun menghambat terjadinya belajar. Sehingga hasil belajar peserta didik dalam suatu kelas tidak akan sama walaupun mereka belajar bersama-sama dalam waktu yang sama. Faktor-faktor yang memberikan konstribusi terhadap proses dan hasil belajar adalah kondisi internal dan eksternal peserta didik Rifa’i dan Anni 2009: 99. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu sendiri, sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yang berasal dari luar individu, bisa berasal dari lingkungan dan masyarakat. 26 Menurut Slameto 2010: 54 faktor intern dalam belajar mencakup tiga faktor yaitu 1 faktor jasmaniah, 2 faktor psikologis, dan 3 faktor kelelahan. Faktor jasmaniah meliputi kondisi tubuh yang sehat, karena jika kondisi kesehatan terganggu maka proses belajarpun tidak dapat berjalan dengan baik. Keadaan cacat tubuh yang dimiki oleh individu juga akan mempengaruhi belajarnya. Faktor psikologis mencakup intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan. Setiap individu memiliki tingkat intelegensi yang berbeda-beda. Intelegensi ini besar pengaruhnya dalam kemajuan belajar, Individu yang memiliki intelegensi tinggi tentunya lebih cepat dalam menerima suatu pembelajaran. Begitu pula dengan motivasi, bakat dan minat, individu yang memiliki minat dan motivasi yang besar hasil belajaranya akan lebih baik daripada individu yang tidak memiliki motivasi. Bakat berperan dalam penerimaan suatu informasi, sehingga orang yang berbakat akan lebih cepat menerima informasi. Faktor interal yang terakhir adalah kelelahan. Walaupun sulit dipisahkan kelelahan pada seseorang dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani Slameto 2010: 59. Kelelahan jasmani adalah kondisi tubuh dimana suatu individu terlihat lemah serta lunglai. Hal ini terjadi karena kurang stabilnya bagian-bagian tubuh tertentu. Sedangkan kelelahan rohani psikis dapat dilihat dari adanya kelesuan serta kebosanan, sehingga minat untuk menghasilkan sesuatu hilang. Sama kompleksnya dengan kondisi internal adalah kondisi eksternal yang ada di lingkungan peserta didik. Faktor eksternal dapat dikelompokan menjadi 3 faktor yaitu, 1 faktor keluarga, 2 faktor sekolah, dan 3 faktor masyarakat. 27 Faktor keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga, dan keadaan ekonomi keluarga. Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Faktor sekolah mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. Menurut Dimyati dan Mudjiono 2010: 248, program pembelajaran sebagai rekayasa pendidikan guru di sekolah merupakan faktor ekstern belajar. Ada beberapa faktor eksternal jika ditinjau dari segi siswa. Diantaranya adalah guru sebagai pembina siswa belajar, sarana dan prasarana pembelajaran, kebijakan dan penilaian lingkungan sosial siswa di sekolah serta kurikulum sekolah. Faktor eksternal yang terakhir adalah faktor masyarakat. Masyarakat merupakan sekumpulan manusia yang hidup bersama dalam suatu tempat. Pengaruh masyarakat dalam belajar kerena keberadaan peserta didik yang juga merupakan anggota masyarakat. Faktor masyarakat diantaranya adalah kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media teman bergaul dan serta bentuk kehidupan masyarakat. Setelah mengetahui berbagai faktor yang dapat mempengaruhi belajar, guru dapat turut mengkondisikan suasana belajar yang mendukung mulai dari persiapan materi, media yang digunakan hingga saat kegiatan pembelajaran berlangsung, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan optimal. Pada akhirnya hasil belajar yang dicapai akan memuaskan sesuai dengan yang diharapkan. 28

2.1.2 Pengertian Mengajar

Dokumen yang terkait

Penerapan pembelajaran kooperatif model group investigation untuk meningkatkan hasil belajar sosiologi SMA SIT Fajar Hidayah Kotawisata-Cibubur: penelitian tindakan di SMA Fajar Hidayah pada kelas X

0 6 75

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdit Bina Insani ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Sdit Bina Insani Kelas V Semester Ii Serang-Banten )

0 3 184

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IVB SD NEGERI 3 METRO PUSAT

0 5 79

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PEMASARAN PADA SISWA SMK PGRI 3 KOTA KEDIRI

0 6 96

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PEMBELAJARAN MODEL GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS V Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Melalui Pembelajaran Model Group Investigation Pada Siswa Kelas V SD Negeri Kadokan 01 Pelajaran 2011/2012.

0 2 10

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN MODEL GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS V Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Melalui Pembelajaran Model Group Investigation Pada Siswa Kelas V SD Negeri Kadokan 01 Pelajaran 2011/2012.

0 3 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE-A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR.

0 2 5

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA SEKOLAH DASAR KELAS V POKOK BAHASAN PESAWAT SEDERHANA : Penelitian Tindakan Kelas di Sekolah Dasar Negeri Cikancung Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung

0 5 34

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 SIRAU KARANGMONCOL PURBALINGGA.

0 0 227

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas V

0 0 7