58
2.1.8 Performansi Guru
Guru merupakan faktor yang sangat dominan dan penting dalam pendidikan formal pada umumnya, karena guru sering dijadikan teladan. Karena
guru berperan penting dalam setiap proses pembelajaran. Guru merupakan salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar-mengajar, yang ikut dalam usaha
pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan Sardiman 2011: 125. Oleh karena itu guru merupakan unsur di bidang
pendidikan yang harus berperan secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin
berkembang. Pada diri guru terletak tanggung jawab untuk membawa para siswanya
pada suatu kedewasaan atau taraf kematangan tertentu. Oleh karena itu seorang guru harus memiliki kinerja tersendiri untuk dapat mencapai tujuan tersebut.
Menurut Mangkunegara 2001 dalam Wahyudi 2012: 128 performansi atau kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seseorang
pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Tinggi rendahnya kinerja pekerja berkaitan erat dengan
sistem pemberian penghargaan yang diterapkan oleh lembaga atau organisasi tempat mereka bekerja.
Menurut Suharsaputra 2013 kinerja merupakan suatu kemampuan kerja atau prestasi kerja yang diperlihatkan oleh seorang pegawai untuk memperoleh
hasil kerja yang optimal. Dengan demikian istilah kinerja mempunyai pengertian
akan adanya suatu tindakan atau kegiatan yang ditampilkan oleh seseorang dalam
59
melaksanakan aktivitas tertentu. Kinerja seseorang akan nampak pada situasi dan kondisi kerja sehari-hari.
Kinerja guru adalah hasil kerja nyata secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya yang meliputi menyusun program pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan evaluasi dan analisis evaluasi Wahyudi
2012: 128. Ukuran kinerja guru dapat dilihat dari rasa tanggung jawabnya melaksanakan tugas, amanah, dan profesi yang diembannya, serta tanggung jawab
moral yang dipikulnya. Kinerja guru pada dasarnya merupakan kinerja atau unjuk kerja yang
dilakukan oleh guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Kualitas kinerja guru akan sangat menentukan pada kualitas hasil pendidikan, karena guru
merupakan pihak yang paling banyak bersentuhan langsung dengan siswa dalam proses pendidikan atau pembelajaran di lembaga pendidikan sekolah. Guru
bertugas sebagai fasilitator, motivator sekaligus sebagai salah satu sumber belajar di dalam kelas.
Permendiknas Nomor 16 tahun 2007 tentang standar kompetensi kualifikasi akademik dan profesionalisme guru menyebutkan bahwa seorang guru
harus memiliki empat kompetensi utama, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Kompetensi paedagogik merupakan
kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi : 1 Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan
intelektual; 2 Menguasai teori belajar dan prinsip pembelajaran yang mendidik;
60
3 Mengembangkan kurikulum yang terkait mata pelajaran yang diampu; 4 Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik; 5 Memanfaatkan TIK untuk
kepentingan pembelajaran; 6 Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik; 7 Berkomunikasi efektif, empatik, dan santun ke peserta didik; 8
Menyelenggarakan penilaian evaluasi proses dan hasil belajar. Sedangkan kompetensi kepribadian merupakan kemampuan yang berkaitan dengan
performansi pribadi seorang pendidik, seperti: 1 Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia; 2 Menampilkan diri
sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat; 3 Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa,
arif, dan berwibawa; 4 Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri; 5 Menjunjung tinggi kode etik
profesi guru. Selanjutnya ialah kompetensi sosial. Kompetensi sosial merupakan kemampuan berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,
sesame pendidik, tenaga kependidikan, orang tua atau wali siswa, dan masyarakat sekitar. Kompetensi profesional ialah kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing dan mendidik siswa dalam memenuhi standar kompetensi yang telah ditetapkan dalam
standar nasional. Sehubungan dengan pemeliharaan dan peningkatan motivasi belajar siswa,
DeCecco dan Grawford 1974 mengajukan 4 fungsi pengajar Slameto 2010: 175-176 : 1 Menggairahkan siswa. Dalam kegiatan rutin di kelas sehari-hari
pengajar harus berusaha menghindari hal-hal yang monoton dan membosankan;
61
2 Memberikan harapan realistis. Pengajar perlu memiliki pengetahuan yang cukup mengenai keberhasilan atau kegagalan akademis siswa pada masa lalu, agar
pengajar dapat membedakan antara harapan-harapan yang realistis, pesimistis, maupun terlalu optimis; 3 Memberikan insentif. Bila siswa mengalami
keberhasilan, pengajar diharapkan memberi hadiah pada siswa dapat berupa pujian, angka yang baik, dan lain sebagainya atas keberhasilannya, sehingga
siswa terdorong untuk melakukan usaha lebih lanjut guna mencapai tujuan-tujuan pengajaran; 4 Mengarahkan. Pengajar harus mengarahkan tingkah laku siswa,
dengan cara menunjukkan pada siswa hal-hal yang dilakukan secara tidak benar dan meminta pada mereka melakukan sebaik-baiknya.
Performansi guru dalam pembelajaran berpengaruh pada pemahaman konsep dan hasil belajar siswa. Jika guru mempersiapkan perencanaan
pembelajaran secara matang membuat siswa turut aktif dan memahami pembelajaran. Seorang guru harus dapat menentukan metode, media, bahan, dan
evaluasi pembelajaran yang tepat bagi siswa. Hasil belajar siswa akan menjadi rendah apabila guru tidak dapat mengelola pembelajaran dengan baik, mengingat
guru merupakan orang yang bercampur tangan langsung dalam pembelajaran.
2.1.9 Model pembelajaran