Deskripsi Data Hasil Observasi Proses Pembelajaran

129 Dari tabel 4.2 menunjukan bahwa adanya peningkatan motivasi belajar jika dibandingkan dengan motivasi belajar pratindakan. Motivasi belajar siswa setelah dilaksanakannya model pembelajaran group investigation pada mata pelajaran IPA materi pesawat sederhana meningkat menjadi 78,19 dengan kriteria sangat tinggi. Hal ini berarti motivasi belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 10,81. Jadi pembelajaran dengan model group investigation pada siklus I dapat dikatakan meningkatakan motivasi belajar siswa. Namun masih terdapat satu aspek yang nilainya masih cukup rendah yaitu pada indikator keingintahuan terhadap IPA, yaitu dengan nilai sebesar 69,41. Oleh sebab itu, guru perlu melaksanakan pembenahan-pembenahan yang berkaitan pelaksanaan proses pembelajaran, serta dalam penyampaian materinya sehingga dapat menunjang terjadinya proses pembelajaran yang optimal.

4.1.2.2 Deskripsi Data Hasil Observasi Proses Pembelajaran

Pada bagian ini, akan dideskripsikan mengenai hasil pengamatan saat proses pembelajaran siklus I. Dilakukan pengamatan terhadap performansi guru oleh guru mitra dengan menggunakan instrumen berupa lembar APKG 1 untuk penilaian perencanaan pembelajaran dan APKG 2 untuk penilaian pelaksanaan pembelajaran. Saat pelaksanaan tindakan penelitian, peneliti juga melakukan pengamatan aktivitas belajar siswa selama mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan instrumen berupa lembar pengamatan aktivitas belajar siswa yang terdiri dari tujuh indikator, sehingga hasil pengamatan atau hasil observasi pada siklus I meliputi data hasil observasi performansi guru dan hasil observasi 130 aktivitas belajar siswa. Pembahasan selengkapnya akan dipaparkan sebagai berikut: 1 Data Hasil Observasi Performansi Guru Observasi pertama yang dilakukan selama pelaksanaan tindakan siklus I yaitu observasi terhadap performansi guru. Pengamatan terhadap performansi guru meliputi pengamatan perencanaan pembelajaran APKG 1 dan pelaksanaan pembelajaran APKG 2. Data hasil penilaian terhadap kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran disajikan dalam tabel berikut Tabel 4.3 Hasil Penilaian terhadap Perencanaan Pembelajaran Siklus I APKG 1 No. Indikator Skor Pertemuan Skor Rata- rata 1 2 1. Merumuskan tujuan pembelajaran khusus dan dampak pengiring sesuai model pembelajaran group investigation 3,5 3,5 3,5 2. Mengembangkan dan mengorganisasikan materi, media pembelajaran, dan sumber belajar 3,67 4 3,84 3. Merencanakan skenario kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran group investigation 3,4 3,6 3,5

4. Merancang pengelolaan kelas

3 3 3 5. Merencanakan prosedur, jenis, dan menyiapkan alat penilaian 3,5 3,5 3,5

6. Tampilan dokumen rencana pembelajaran

3,5 3,5 3,5 Jumlah 20,57 21,1 20,84 Nilai 85,70 87,92 86,82 Berdasarkan tabel 4.3, dapat diketahui bahwa rata-rata nilai kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran pada siklus I mencapai 86,82. Data selengkapnya mengenai hasil penilaian terhadap perencanaan pembelajaran siklus I dapat dilihat pada lampiran 28. 131 Sementara itu, data hasil penilaian terhadap kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut: Tabel 4.4 Hasil Penilaian terhadap Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I APKG 2 No. Indikator Skor Pertemuan Skor Rata- rata 1 2 1. Mengelola ruang dan fasilitas pembelajaran 3 3,5 3,25 2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran group investigation 3,18 3,45 3,32 3. Mengelola interaksi kelas 3,2 3,4 3,3 4. Bersikap terbuka dan luwes serta membantu mengembangkan sikap positif siswa terhadap belajar 3,4 3,6 3,5 5. Mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran IPA 3,25 3,5 3,38 6. Melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar 3,5 3,5 3,5 7. Kesan umum kinerja gurucalon guru 3 3,25 3,13 Jumlah 22,53 24,20 23,38 Nilai 80,46 86,43 83,45 Berdasarkan data pada tabel 4.4, dapat diketahui bahwa rata-rata nilai kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran pada siklus I mencapai 83,45. Data selengkapnya mengenai hasil penilaian terhadap pelaksanaan pembelajaran siklus I dapat dilihat pada lampiran 29. Dari tabel 4.3 dan 4.4 dapat dibuat rekapitulasi data yang menunjukkan penilaian terhadap performansi guru sebagai berikut: Tabel 4.5 Data Performansi Guru Siklus I No. Indikator Nilai Bobot Keterangan 1. Kemampuan merencanakaan pembelajaran APKG I 86,82 1 A 2. Kemampuan melaksanakan pembelajaran APKG II 83,45 2 AB Niai Akhir 84,57 AB 132 Berdasarkan tabel 4.5, dapat diketahui bahwa nilai APKG I pada siklus I sebesar 86,82 dalam kategori A. Nilai APKG II sebesar 83,45 dalam kategori AB, sehingga nilai akhir performansi guru selama pembelajaran siklus I mencapai 84,57 dalam kategori AB. Nilai tersebut diperoleh dengan menjumlahkan nilai APKG I yang dikalikan 1 dengan nilai APKG II yang dikalikan 2, lalu dibagi 3. Hal tersebut menunjukkan bahwa perolehan nilai akhir performansi guru pada siklus I telah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan, yaitu nilai performansi guru yang diperoleh minimal 71 dengan kategori B. Data selengkapnya mengenai pengolahan nilai akhir APKG pada siklus I dapat dilihat pada lampiran 30. 2 Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Data hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa selama pembelajaran pada siklus I meliputi tujuh indikator, antara lain yaitu: 1 keantusiasan siswa mengikuti pembelajaran; 2 keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat; 3 ketekunan siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru; 4 kemampuan siswa bekerjasama dalam kelompok; 5 mendiskusikan masalah yang dihadapi dalam kegiatan belajar mengajar; 6 kemampuan siswa dalam mempresentasikan hasil kerja kelompok; 7 kemampuan siswa dalam menindaklanjuti pengetahuan yang diperoleh. Berikut ini disajikan tabel hasil rangkuman pengamatan aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran group investigation pada siklus I. Untuk data hasil observasi aktivitas belajar 133 siswa selengkapnya ada pada lampiran 31 untuk pembelajaran siklus I pertemuan 1 dan lampiran 32 untuk pembelajaran siklus I pertemuan 2. Tabel 4.6 Rangkuman Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I No Aspek yang Diamati Pertemuan 1 Pertemuan 2 Rata- rata Kriteria Skor Persen- tase Skor Persen- tase 1 Keantusiasan siswa mengikuti pembelajaran 111 73,02 120 78,94 75,98 Sangat Tinggi 2 Keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat 100 65,79 115 75,66 70,73 Tinggi 3 Ketekunan siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru 110 72,37 116 76,31 74,34 Tinggi 4 Kemampuan siswa bekerjasama dalam kelompok 116 76,31 121 79,60 77,96 Sangat Tinggi 5 Mendiskusikan masalah yang dihadapi dalam kegiatan belajar mengajar 110 72,37 118 77,63 75 Sangat Tinggi 6 Kemampuan siswa dalam mempresentasikan hasil kerja kelompok 103 67,76 115 75,66 71,71 Tinggi 7 Kemampuan siswa dalam menindaklanjuti pengetahuan yang diperoleh 106 69,74 116 76,31 73,03 Tinggi Jumlah 757 821 Rata-rata 71,05 77,16 Rata-rata Aktivitas Belajar Siswa Siklus I 74,11 Tinggi Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa pada siklus I pertemuan 1, diperoleh persentase sebesar 71,05 dalam kategori tinggi, sedangkan pada pertemuan 2 yaitu 77,16 dalam kategori tinggi. Oleh karena itu, rata-rata persentase aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran siklus I dengan menggunakan model group investigation pada materi pesawat sederhana ialah sebesar 134 74,11 dengan tingkat kriteria tinggi. Namun dalam indikator keberhasilan yang telah ditetapkan, aktivitas belajar siswa dinyatakan berhasil jika perolehan hasil tiap aspek sekurang-kurangnya 75. Dengan demikian, pembelajaran IPA materi pesawat sederhana dengan menggunakan model pembelajaran group investigation belum dinyatakan berhasil, karena masih di bawah indikator keberhasilan. Belum tercapainya indikator keberhasilan aktivitas belajar siswa yang sekurang-kurangnya 75 siswa aktif, disebabkan karena siswa masih belum begitu memahani dengan pembelajaran menggunakan model group investigation. Sebenarnya siswa sangat antusias dengan pembelajaran yang dilakukan guru, karena sebelumnya mereka jarang melakukan kegiatan kerja kelompok, maupun memperesentasikan hasil kerja di depan kelas. Dalam pelaksanaanya, masih terdapat beberapa siswa yang masih kurang dapat bekerjasama, dan pembagian tugas kerja yang belum merata pada setiap anggota kelompok. Beberapa siswa hanya menunggu temannya menyelesaikan soal masalah, dan ada pula yang mendominasi investigasi yang dilakukan oleh kelompok. Hal ini terjadi karena ketika guru sedang menjelaskan tentang cara kerja dalam setiap kelompok, beberapa siswa tidak memperhatikannya. Pada pertemuan pertama, perolehan persentase terendah terletak pada aspek keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat, yaitu hanya sebesar 65,79. Hal itu dikarenakan siswa masih merasa malu dan malas dalam mengajukan ataupun menjawab pertanyaan maupun dalam mengeluarkan pendapatnya. Ketika kelompok lain telah memperesentasikan hasil investigasi, sebagian siswa malu untuk menanggapi maupun untuk bertanya. Hal itu disebabkan karena siswa merasa takut salah dan takut 135 diejek oleh teman-temannya, karena selama ini pembelajaran yang dilakukan oleh guru belum melibatkan siswa secara aktif. Selama ini siswa hanya memperhatikan guru ketika mengajar, tanpa danya interaksi antara keduanya. Akibatnya siswa cenderung merasa takut dan malu ketika dimintai pendapat maupun ketika bertanya. Sama halnya ketika siswa diminta untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, siswa belum memiliki kesadaran sendiri dalam melaporkan hasil kerjanya di depan kelas, sehingga guru perlu menunjuk atau menggandeng siswa untuk maju ke depan kelas. Dalam mempresentasikan hasil investigasipun siswa merasa malu. Mereka takut dan grogi untuk menyampaikan hasilnya didepan kelas. Namun, pada pertemuan kedua, terjadi peningkatan pada aspek keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat di kelas sebesar 75,66. Hal tersebut dikarenakan siswa sudah mulai berani, mereka sudah tidak malu dalam mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru maupun oleh kelompok lain. Perhatian siswa juga sudah mulai terfokus dan siswa sudah tidak merasa takut lagi untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. Sehingga bahasa yang digunakan dalam mempresentasikan hasil investigasi pun lebih sistematis dan jelas.

4.1.2.3 Paparan Hasil Belajar

Dokumen yang terkait

Penerapan pembelajaran kooperatif model group investigation untuk meningkatkan hasil belajar sosiologi SMA SIT Fajar Hidayah Kotawisata-Cibubur: penelitian tindakan di SMA Fajar Hidayah pada kelas X

0 6 75

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdit Bina Insani ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Sdit Bina Insani Kelas V Semester Ii Serang-Banten )

0 3 184

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IVB SD NEGERI 3 METRO PUSAT

0 5 79

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PEMASARAN PADA SISWA SMK PGRI 3 KOTA KEDIRI

0 6 96

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PEMBELAJARAN MODEL GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS V Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Melalui Pembelajaran Model Group Investigation Pada Siswa Kelas V SD Negeri Kadokan 01 Pelajaran 2011/2012.

0 2 10

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN MODEL GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS V Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Melalui Pembelajaran Model Group Investigation Pada Siswa Kelas V SD Negeri Kadokan 01 Pelajaran 2011/2012.

0 3 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE-A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR.

0 2 5

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA SEKOLAH DASAR KELAS V POKOK BAHASAN PESAWAT SEDERHANA : Penelitian Tindakan Kelas di Sekolah Dasar Negeri Cikancung Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung

0 5 34

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 SIRAU KARANGMONCOL PURBALINGGA.

0 0 227

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas V

0 0 7