81
c Siswa yang lemah daya pikir dan kemampuannya cenderung hanya mengikuti teman kelompoknya.
2.1.12 Hakikat IPA
Ilmu Pengethuan Alam IPA merupakan bagian dari ilmu pengetahuan atau sains yang semula berasal dari bahasa Inggris science. Kata science berasal
dari bahasa latin ‘scienti’ yang berarti saya tahu. ‘science’ terdiri dari social science
Ilmu Pengetahuan Sosial dan natural science Ilmu Pengetahuan Alam. Namun dalam perkembangannya science lebih cenderung diartikan sebagai
natural science yang sekarang lebih kita kenal dengan IPA Trianto 2010: 36.
Fowler dalam Aly 2006: 18 IPA merupakan ilmu yang sitematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan
terutama atas pengamatan dan induksi. IPA meruapakan ilmu pengetahuan yang sesitematis, hal ini tercermin dari metode ilmiah yang merupakan suatu cara yang
logis untuk memecahkan suatu masalah tertentu. IPA selalu berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dalam hal ini berhubungan dengan gejala-gejala alam
yang ada di bumi ini. Hal ini sependapat dengan Kardi dan Nur dalam Trianto 2010: 136, IPA mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada dipermukaan
bumi, di dalam perut bumi dan di luar angkasa. Baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati oleh indra. IPA mempelajari tentang zat, yaitu tentang
makhluk hidup dan benda mati. IPA berasal dari hasil pengamatan, maupun percobaan-percobaan terhadap gejala alam sehingga didapatkan suatu fakta-fakta
yang bersifat faktual.
82
Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Wahyana dalam Trianto 2010: 136 bahwa “ilmu pengetahuan alam adalah suatu kumpulan pengetahuan
yang tersusun secara sistematis, dan didalam penggunaanya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam”. Perkembangannya tidak hanya ditandai oleh adanya
kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah. Sutrisno et al. 2007: 1.19 menyatakan bahwa IPA merupakan usaha
manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat correct pada sasaran, serta menggunakan prosedur yang benar true, dan dijelaskan
dengan penalaran yang sahih valid sehingga dihasilkan kesimpulan yang betul truth. Jadi IPA mengandung tiga hal, yaitu: 1 proses usaha manusia
memahami alam semesta, 2 prosedur pengamatan yang tepat dan prosedurnya benar, dan 3 produk kesimpulannya betul. Sependapat dengan Prihandiko
dalam Trianto 2010: 137 yang menyatakan bahwa IPA pada hakikatnya merupakan suatu poduk, proses dan aplikasi. Sebagai produk IPA yaitu berupa
fakta, data, konsep, prinsip, teori, serta hokum atau dalil yang dikemukakan oleh para ilmuan. Sebagai suatu proses, IPA merupakan proses yang digunakan untuk
mempelajari objek studi, menemukan dan mengembangkan produk sains. Sebagai peroses dalam hal ini yaitu melalui metode ilmiah yang sitematis. Sebagai
aplikasi, yaitu mengenai teori-teori IPA yang akan melahirkan suatu produk baru yang dapat digunakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan cabang dari sains, yang merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh melaui
sutau metode khusus yaitu metode ilmiah, IPA mempelajari seluruh gejala alam,
83
baik yang ada di bumi, luar angkasa maupun alam semseta yang dikatakan sebagai kumpulan fakta-fakta. Fakta-fakta itu apabila dilakukan suatu kajian atau
percobaan akan menghasilkan suatu teori dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan manusia sebagai pengetahuan baru.
2.1.13 Pembelajaran IPA di SD