Fungsi motivasi Jenis-jenis Motivasi

37 didasarkan pada asumsi bahwa individu adalah unit dasar dalam organisasi sosial yang mampu berperilaku untuk meneguhkan hidup dan memenuhi dirinya sendiri. Maslow percaya bahwa pekerjaan menjadi komitmen pribadi dan prestasi yang menciptakan kepuasan dan aktualisasi diri dan menyediakan cara untuk mencapai tujuan individu. Maslow juga menyatakan bahwa tingkah laku manusia dibangkitkan dan diarahkan oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu. Kebutuhan-kebutuhan ini dibagi ke dalam tujuh kategori, yaitu mencakup kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan kasih sayang, kebutuhan dihargai dan dihormati, dan kebutuhan aktualisasi diri, mengetahui dan mengerti serta kebutuhan estetik Slameto 2010 : 172. Kebutuhan-kebutuhan itulah yang menurut Maslow mampu memotivasi tingkah laku individu.

2.1.4.2 Fungsi motivasi

Serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing individu sebenarnya dilatarbelakangi oleh sesuatu yang secara umum dinamakan motivasi. Perlu diketahui juga bahwa motivasi berkaitan dengan suatu tujuan tertentu. Sehubungan dengan hasil tersebut Sardiman 2011 : 85 menyebutkan ada tiga fungsi motivasi, yaitu 1 motivasi mendorong manusia untuk berbuat, jadi penggerak atau motor yang melepaskan energi. Dalam hal ini motivasi berfungsi sebagai motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan; 2 motivasi menentukan arah perbuatan, yaitu kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan; 3 motivasi dapat menyeleksi perbuatan. Yaitu 38 menentukan perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan. Dengan menyisikan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan. Motivasi juga dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian suatu prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Dengan adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukan hasil ynag baik. Dengan kata lain, adanya usaha yang tekun yang didasari motivasi, maka akan melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi yang dimiliki oleh individu akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.

2.1.4.3 Jenis-jenis Motivasi

Dimyati dan Mudjiono 2010: 86 membagi motivasi menjadi dua jenis, yaitu motivasi primer dan motivasi skunder. Motivasi primer merupakan motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar, umumnya berasal dari segi biologis atau jasmani manusia. Motivasi ini memiliki sifat yang naluriah. Contoh dari motivasi ini diantaranya dorongan untuk makan, minum, istirahat, perasaan takut, kasih sayang dan sebagainya. Sedangkan motivasi sekunder merupakan motif yang dipelajari. Hal ini berkaitan dengan kedudukan manusia sebagai makhluk sosial, yang saling berinteraksi satu dengan yang lain. Motivasi ini dipengaruhi oleh tingkat peradaban, adat-istiadat, dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat individu itu berada. Contoh dari motivasi ini diantaranya dorongan untuk memperoleh pengalaman baru, mendapat respon, ingin dihargai dan sebagainya. Di dalam proses belajar mengajar motivasi primer lebih efektif mendorong siswa belajar. Namun bukan berarti bahwa motivasi skunder perlu dihindari, karena motivasi skunder dapat memancing timbulnya motivasi intrinsik. 39 Motivasi seseorang dapat bersumber dari dalam diri sendiri, yang dikenal sebagai motivasi internal atau instrinsik dan dari luar seseorang yang dikenal sebagai motivasi eksternal atau ekstrinsk. Motivasi Internal atau Intrinsik yaitu motivasi yang muncul dari dalam, seperti minat atau keingintahuan curiosity, sehingga seseorang tidak lagi termotivasi oleh bentuk-bentuk insentif atau hukuman. Motivasi eksternal atau ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh keinginan untuk menerima ganjaran atau menghindari hukuman, motivasi yang terbentuk oleh faktor-faktor eksternal berupa ganjaran dan atau hukuman Uno 2010: 7. Motivasi intrinsik tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu tersebut. Bila dikaitkan dengan tujuan belajar, motivasi intrinsik tersebut ingin mencapai tujuan yang terkandung di dalam perbuatan belajar itu sendiri. Sardiman 2011: 90 mengatakan ”intrinsic motivation are inherent in the learning situations and meet pupil-needs and purposes”. Itulah sebabnya motivasi intrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara mutlak berkaian dengan aktivitas belajarnya. Sementara itu, motivasi ekstrinsik cenderung mengarah kepada bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Motivasi eksternal juga memegang peranan yang penting, sebab kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah, dan 40 juga mungkin komponene-komponen lain dalam proses belajar-mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa, sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik.

2.1.4.4 Motivasi dalam Belajar

Dokumen yang terkait

Penerapan pembelajaran kooperatif model group investigation untuk meningkatkan hasil belajar sosiologi SMA SIT Fajar Hidayah Kotawisata-Cibubur: penelitian tindakan di SMA Fajar Hidayah pada kelas X

0 6 75

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdit Bina Insani ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Sdit Bina Insani Kelas V Semester Ii Serang-Banten )

0 3 184

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IVB SD NEGERI 3 METRO PUSAT

0 5 79

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PEMASARAN PADA SISWA SMK PGRI 3 KOTA KEDIRI

0 6 96

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PEMBELAJARAN MODEL GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS V Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Melalui Pembelajaran Model Group Investigation Pada Siswa Kelas V SD Negeri Kadokan 01 Pelajaran 2011/2012.

0 2 10

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN MODEL GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS V Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Melalui Pembelajaran Model Group Investigation Pada Siswa Kelas V SD Negeri Kadokan 01 Pelajaran 2011/2012.

0 3 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE-A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR.

0 2 5

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA SEKOLAH DASAR KELAS V POKOK BAHASAN PESAWAT SEDERHANA : Penelitian Tindakan Kelas di Sekolah Dasar Negeri Cikancung Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung

0 5 34

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 SIRAU KARANGMONCOL PURBALINGGA.

0 0 227

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas V

0 0 7