Hakikat ‘group investigation’ Group Investigation GI

74 group investigation, langkah-langkah group investigation, serta kelebihan dan kelemahan pembelajaran dengan group investigation.

2.1.11.1 Hakikat ‘group investigation’

Menurut Rusman 2010: 220 pengorganisasian kelas dengan menggunakan teknik kooperatif group investigation adalah kelompok dibentuk oleh siswa itu sendiri dengan beranggotakan 2-6 orang, tiap kelompok bebas memilih subtopik dari keseluruhan unit materi pokok bahasan yang akan diajarkan, dan kemudian membuat atau menghasilkan laporan kelompok. Group investigation menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi informasi pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia. Bahan tersebut berupa buku-buku pelajaran maupun sumber belajar yang lain baik dari dalam maupun luar sekolah. Setelah proses pelaksanaan belajar selesai siswa menganalisis dan membuat kesimpulan untuk mempresentasikan hasil belajar mereka di dalam kelas. Daniel Zingoro 2008 menyebutkan bahwa: In GI, students form interest groups within which to plan and implement an investigation, and synthesize the findings into a group presentation for the class. The teachers general role is to make the students aware of resources that may be helpful while carrying out the investigation. GI includes four important components \the four Is: investigation, interaction, interpretation and intrinsic motivation. Investigation refers to the fact that groups focus on the process of inquiring about a chosen topic. Interaction is a hallmark of all cooperative learning methods, required for students to explore ideas and help one another learn. Interpretation occurs when the group synthesizes and elaborates on the findings of each member in order to enhance understanding and clarity of ideas. Finally, intrinsic motivation is kindled in students by granting them autonomy in the investigative process. 75 Pernyataan Zingoro 2008 mengenai karakteristik group investigation dapat diartikan bahwa, dalam pembelajaran group investigation siswa membentuk kelompok berdasarkan minat untuk merencanakan dan melaksanakan penyelidikan, dan menguraikan pemecahan masalah kedalam sebuah presentasi kelompok di depan kelas. Pada umumnya guru berperan membuat siswa menyadari kemampuan yang mereka miliki supaya digunakan selama proses investigasi. Group investigation mencakup empat komponen penting, yaitu: 1 penyelidikan atau investigasi, 2 interaksi, 3 interpretasi atau penafsiran, dan 4 motivasi intrinsik. Investigasi merujuk pada kenyataan bahwa yang menjadi pusat perhatian kelompok dalam proses penyelidikan ialah dipilih sebuah topik, siswa menyelidiki permasalahan berdasarkan topik yang dipilih. Interaksi adalah karakteristik dari semua jenis pembelajaran kooperatif, mewajibkan siswa untuk menggali ide dan membantu satu sama lain dalam belajar. Interpretasi terjadi ketika kelompok mensintesis dan menjelaskan berbagai temuan dari masing- masing anggota dalam rangka meningkatkan pemahaman dan kejelasan ide. Akhirnya, motivasi intrinsik timbul pada siswa dengan memberikan mereka kebebasan dalam proses investigasi. Siswa termotivasi untuk mengeluarkan pendapat sehingga pengetahuan mereka dapat berkembang. Pembelajaran group investigation merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa student centered, siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, karena mereka dilibatkan mulai dari proses awal penentuan topik sampai mempresentasikan hasil kelompok masing-masing. Guru berperan sebagai 76 fasilitator dan pengawas jalannya pembelajaran. Melalui group investigation siswa diharapkan dapat mengasah kemampuan dalam memecahkan setiap masalah secara berkelompok. Slavin 2005: 214-215 berpendapat bahwa group investigation sebenarnya dilandasi oleh filsafat John Dewey. Pandangan Dewey terhadap kerjasama di dalam kelas sebagai sebuah prasyarat untuk bisa menghadapi berbagai masalah kehidupan yang kompleks dalam masyarakat demokrasi. Kelas adalah sebuah tempat kreativitas kooperatif dimana guru dan murid membangun proses pembelajaran yang didasarkan pada perencanaan mutual dari berbagai pengalaman, kapasitas dan kebutuhan mereka masing-masing. Group investigation sesuai untuk proyek-proyek studi terintegrasi yang berhubungan dengan hal-hal semacam penguasaan, analisis, dan mensistesiskan informasi sehubungan dengan upaya menyelesaikan masalah yang bersifat multi aspek Slavin 2005: 216. Siswa dapat memanfaatkan semua sumber belajar yang ada, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Sumber belajar seperti buku, institusi, orang menawarkan sederetan gagasan, opini, data, solusi, ataupun posisi yang berkaitan dengan masalah yang sedang dipelajari. Peran guru di dalam kelas bertindak sebagai nara sumber dan fasilitator. Memberikan pengarahan pada siswa dalam mengerjakan tugas atau permasalahan yang diberikan ke tiap kelompok. Sharan and Sharan 1990:17 menyebutkan bahwa: In group investigation, students take an active part in planning what they will study and how. They from cooperative groups according to common interest in a topic. All group members help plan how to research their topic. Then they devide the work among 77 themselves, and each group member carries out his or her part of the investigation. Finally the group synthesize and summarizez its work and present these findings to the class. Pendapat di atas menjelaskan bahwa dalam group investigation, siswa aktif mengambil bagian dalam merencanakan apa yang akan mereka pelajari dan bagaimana mereka belajar. Mereka berasal dari kelompok yang dibentuk berdasarkan ketertarikan topik. Selanjutnya mereka membagi pekerjaan diantara mereka sendiri, dan setiap anggota kelompok mengerjakan bagian mereka untuk di selidiki. Hasilnya kelompok menguraikan dan merangkum pekerjaannya dan mempresentasikan hasilnya di depan kelas. Killen 1998: 146 dalam Aunurrahman 2011: 152-153 memaparkan beberapa ciri esensial pembelajaran group investigation. Ciri-ciri esensial tersebut ialah: 1 para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil dan memiliki independensi terhadap guru; 2 kegiatan-kegiatan siswa terforkus pada upaya menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan; 3 kegiatan belajar siswa akan selalu mempersyaratkan mereka untuk mengumpulkan sejumlah data, menganalisa dan mencapai beberapa kesimpulan; 4 siswa akan menggunakan pendekatan yang beragam di dalam belajar; 5 hasil-hasil penelitian siswa dipertukarkan di antara seluruh siswa. Melihat beberapa cirri-ciri di atas, dapat dipahami bahwa pembelajaran group investigation siswa akan selalu terlibat aktif dalam setiap kegiatan, dari awal hingga akhir pelajaran.

2.1.11.2 Langkah-langkah group investigation

Dokumen yang terkait

Penerapan pembelajaran kooperatif model group investigation untuk meningkatkan hasil belajar sosiologi SMA SIT Fajar Hidayah Kotawisata-Cibubur: penelitian tindakan di SMA Fajar Hidayah pada kelas X

0 6 75

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdit Bina Insani ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Sdit Bina Insani Kelas V Semester Ii Serang-Banten )

0 3 184

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IVB SD NEGERI 3 METRO PUSAT

0 5 79

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PEMASARAN PADA SISWA SMK PGRI 3 KOTA KEDIRI

0 6 96

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PEMBELAJARAN MODEL GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS V Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Melalui Pembelajaran Model Group Investigation Pada Siswa Kelas V SD Negeri Kadokan 01 Pelajaran 2011/2012.

0 2 10

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN MODEL GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS V Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Melalui Pembelajaran Model Group Investigation Pada Siswa Kelas V SD Negeri Kadokan 01 Pelajaran 2011/2012.

0 3 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE-A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR.

0 2 5

PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA SEKOLAH DASAR KELAS V POKOK BAHASAN PESAWAT SEDERHANA : Penelitian Tindakan Kelas di Sekolah Dasar Negeri Cikancung Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung

0 5 34

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 SIRAU KARANGMONCOL PURBALINGGA.

0 0 227

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas V

0 0 7