92 alasan bahwa USP yang dikehendaki ialah USP yang berwawasan
lingkungan. Sejumlah eksternalitas atau dampak, baik positif maupun negatif, yang timbul dari kondisi sanitasi atau kesehatan lingkungan USP penting
dimonitor atau dievaluasi sebagai bahan masukan untuk perencanaan dan pengendalian lebih lanjut.
4.3.7 Kontribusi USP Terhadap Pendapatan Peternak
Penerimaan dari USP di antaranya hasil penjualan susu, penjualan pedet. Jumlah perolehan susu per sapi laktasi per hari rata-rata 9 liter dengan harga
jual per liter dalam kisaran Rp.2.900,-- dan Rp.3.300,--. Susu segar dan pedet dipasarkan melalui KPSBU. Susu segar dikumpulkan dan diangkut oleh
KPSBU untuk dijual ke IPS. Pengumpulan dan pengangkutan susu segar dilakukan dua kali sehari yaitu pagi dan sore. Kerjasama para pelaku USP
dengan KPSBU dan IPS selama ini berjalan dengan baik; dan dirasakan oleh para pelaku USP sangat mendukung terhadap usaha mereka. Hal ini sejalan
dengan pendapat Purwantini 2001 bahwa kerjasama peternak, koperasi, dan IPS sesuai dengan peranan masing-masing dalam suatu sistem yang
berwawasan agribisnis akan sangat membantu dalam pengembangan usaha ternak sapi perah rakyat.
Adapun gambaran distribusi responden menurut hasil perolehan susu segar per hari seperti tertera dalam Tabel 11.
Tabel 11 Distribusi responden menurut hasil perolehan susu segar per hari Perolehan susu per hari
liter Jumlah responden
orang Persentase
13 liter 27
23,50 25 liter
45 39,10
38 liter 32
27,83 50 liter
7 6,09
63 liter 4
3,48 Jumlah
115 100,00
Dari keseluruhannya pendapatan bruto responden dari USP per bulan yaitu dalam kisaran Rp. 968.534,-- dan Rp. 6.923.736,--. Hasil pendapat
an
93 USP ini dirasakan responden telah memberi kontribusi terhadap upaya
pemenuhan jumlah kebutuhan konsumsi rumah tangga mereka dengan variasi seperti tertera dalam Lampiran 4 dan Tabel 12.
Tabel 12 Distribusi responden menurut kontribusi pendapatan USP terhadap
upaya pemenuhan
kebutuhan konsumsi
keluarganya Besarnya kontribusi pendapatan USP
terhadap pemenuhan kebutuhan konsumsi keluarga responden
Jumlah peternak
orang Persentase
25 0,00
25 sampai 49 6
5,22 50 sampai 74
12 10,44
75 sampai 99 26
22,60 100
71 61,74
Jumlah 115
100,00 Gambaran ini hampir sama dengan hasil penelitian Siregar et al. 1993 bahwa
kontribusi usaha tani sapi perah terhadap kebutuhan hidup petani di Bogor 86,5, Lembang 84,4, dan Garut 94,8. Begitu pula pendapat Hanifah et
al. 2008 bahwa kontribusi USP dalam pendapatan keluarga sangat dominan, walaupun sebagian besar peternak belum menerapkan good farming
practice. Gambaran ini berbeda dengan hasil penelitian Juarini et al. 2007 yang menyatakan bahwa pada skala usaha dengan kategori skala kecil dan
menengah, mata pencaharian pokok peternak masih sebagai petani maupun lainnya dengan usaha peternakan sebagai usaha sambilan atau cabang usaha.
Namun pada skala besar hampir semua peternak menyatakan bahwa usaha
peternakan sudah dijadikan usaha pokok. 4.3.8
Pengeluaran Dana Untuk Pengelolaan USP
Sebagian besar 94,8 responden mengeluarkan dana pengelolaan USP per bulan sebesar Rp. 635.000,-- ke bawah; selebihnya responden
mengeluarkan dana lebih dari Rp.635.000,--. Jika diperinci jumlah pengeluaran dana untuk satu ekor sapi per bulan berada dalam kisaran
Rp.320.333,--dan Rp.340.667,-- atau rata-rata Rp.324.822,77. Adapun biaya