154 collaps sehingga menghasilkan perilaku berdasarkan kecenderungan data yang
sudah ada. Jumlah limbah dan jumlah CH
4
yang masuk atmosfir akan bertambah apabila jumlah sapi meningkat; dalam saat yang sama kebutuhan lahan tanaman
pakan ternak semakin luas. Kontribusi pendapatan USP terhadap pemenuhan kebutuhan keluarga peternak semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya
produksi USP: susu, pedet, pupuk organik dan biogas. Perilaku peternak dalam berusaha sapi perah akan semakin baik seiring dengan meningkatnya pendidikan
dan pengetahuan peternak tentang USP; keadaan ini selanjutnya akan mengoptimalkan pola pengelolaan serta pengembangan USP.
5.4.5.2 Validasi Kinerja atau Output Model
Validasi kinerja atau output model adalah aspek pelengkap dalam metode berpikir sistem yang bertujuan untuk memperoleh keyakinan sejauh mana kinerja
model sesuai dengan kinerja sistem nyata sehingga memenuhi syarat sebagai model ilmiah yang taat fakta. Caranya adalah membandingkan validasi kinerja
model dengan data empiris untuk melihat sejauh mana perilaku kinerja model sesuai dengan data empiris. Sebelum melakukan uji konsistensi antara kinerja
model dengan data, ada beberapa aspek penting diperhatikan, yaitu konsistensi unit analisis dan dimensi serta tentang data simulasi yang dihasilkan model. Unit
analisis dalam sebuah sistem adalah unsur. Keseluruhan interaksi unsur-unsur menyusun dan memfungsikan sistem mencapai tujuan. Kinerja masing-masing
unsur pada suatu keadaan tertentu dinyatakan dengan level. Dengan demikian uji ini sulit dilakukan pada kegiatan penelitian akademik yang memiliki keterbatasan
waktu dan dana, karena memerlukan waktu yang cukup lama untuk membuktikan hasil kinerja model dengan data empirik di lapangan. Untuk itu usaha yang dapat
dilakukan ialah validasi kinerja model berdasarkan teori dari bentuk model yang dibangun disesuaikan pola model dasar Muhammadi et al. 2001.
Berdasarkan hasil analisis sistem dinamis dapat dilihat bahwa perilaku model kebijakan pengembangan USP dapat terpenuhi syarat kecukupan struktur
dari suatu modelnya dengan melakukan validasi atas perilaku yang dihasilkan oleh suatu struktur model; data validasi dapat dilihat dalam Lampiran 1. Validasi
perilaku model dilakukan dengan membandingkan antara besar dan sifat kesalahan dapat digunakan: 1 Absolute mean error AME adalah penyimpangan selisih
155 antara nilai rata-rata mean hasil simulasi terhadap nilai aktual, 2 Absolute
variation error AVE adalah penyimpangan nilai variasi variance simulasi terhadap aktual. Hasil uji menunjukkan bahwa keluaran model kebijakan
pengembangan USP, untuk AME menyimpang dari data aktual 0,00 untuk jumlah sapi, 0,62 untuk jumlah peternak sapi perah, 0,0004 untuk jumlah
penduduk dan AVE menyimpang dari data aktual 6,86577E-06 untuk jumlah sapi, 1,50 untuk jumlah peternak, 0,001,. Dengan batas penyimpangan sekitar
10, disimpulkan bahwa model kebijakan pengembangan USPSMWL yang dibangun mampu mensimulasikan perubahan-perubahan di lokasi penelitian.
5.4.6 Skenario Model Kebijakan Pengembangan Usaha Sapi Perah
Skala Mikro Berwawasan Lingkungan di Kabupaten Subang 5.4.6.1
Penyusunan Skenario
Untuk keperluan penyusunan skenario model yang dibangun, maka lima faktor penting yang masuk dalam kuadran IV Gambar 12 hasil ISM dijadikan
prediktor yang perlu dikelola dalam rangka pengembangan USPSMWL di Kabupaten Subang pada masa yang akan datang, yaitu a Pembinaan kerjasama
yang harmonis antara para peternak dengan pihak perbankan dan Pemerintah dalam rangka pengembangan USPSMWL; b Penyediaan tenaga pembimbing
teknis USPSMWL sesuai jumlah kebutuhan; c Peningkatan kerjasama lintas program dan sektoral di tingkat kabupaten, kecamatan, dan desa dalam rangka
pengembangan USPSMWL; d Penyediaan dana dan sarana bimbingan teknis pengelolaan USPSMWL sesuai jumlah dan jenis kebutuhan; dan e Peningkatan
frekuensi dan mutu bimbingan teknis kepada peternak dalam hal pemeliharaan kesehatan peternak, kesehatan sapi perah, penyehatan kandang sapi perah dan
lingkungannya. Adapun pokok-pokok pengertian dan indikator keberhasilan kelima prediktor tersebut diuraikan berikut ini.
1. Pembinaan kerjasama yang harmonis antara para peternak dengan pihak perbankan dan pemerintah dalam rangka pengembangan USPSMWL, yaitu
pembinaan yang mengarah pada kerjasama yang didasari dengan motivasi, tujuan yang serasi dan jelas, saling menguntungkan, semangat musyawarah
dan mufakat, tanpa saling intervensi terhadap fungsi sektoral, tanpa ada salah satu pihak yang merasa terpaksa atau dipaksa pada sejak tahap perencanaan,