Faktor Kunci atau Faktor Penting Untuk Pengembangan USPSMWL

124 diperoleh dari: hasil AHP dan bagian-bagiannya, hasil analisis jawaban responden masyarakat, hasil analisis jawaban responden pejabat dinas dan instansi, dan data dan informasi lain yang relevan. Jumlah faktor yang teridentifikasi, yang selanjutnya dinamai “sub elemen strategi” disingkat dengan S, ada 20 buah dituangkan dalam kuesioner berbentuk matriks SSIM Structural Self-Interaction Matrix. Dalam matriks tersebut tertera sejumlah materi yang ditelaah dan dinilai oleh responden pakar. Daya dorong dan ketergantungan setiap elemen terhadap sub elemen lainnya dinilai dengan menggunakan empat simbol yaitu V, A, X, atau O, untuk mewakili tipe hubungan yang ada antara dua elemen dari sistem yang dipertimbangkan. Digunakan V jika hubungan dari elemen E i terhadap E j tapi tidak sebaliknya; A jika hubungan dari elemen E j terhadap E i tapi tidak sebaliknya; X jika hubungan dari elemen E i terhadap E j dapat sebaliknya; dan O hubungan dari elemen E i terhadap E j tidak berkaitan. Adapun hasil rekapitulasi pendapat responden yang tertuang dalam SSIM dan Reachability Matrix RM terurai dalam Tabel 17. Tabel 17 Nilai driver power DP dan dependence D sub elemen “Strategi” pengembangan USPSMWL di Kabupaten Subang Sub elemen Driver power Dependence Posisi kuadran Nilai Peringkat Nilai Peringkat S-1 19 1 2 1 I S-2 7 9 2 1 IV S-3 13 3 10 8 I S-4 7 9 14 11 III S-5 12 4 5 4 I S-6 13 3 4 3 I S-7 10 6 3 2 IV S-8 12 4 7 6 I S-9 15 2 4 3 I S-10 3 13 18 14 III S-11 4 12 16 12 III S-12 4 12 17 13 III S-13 8 7 12 9 III S-14 7 8 13 10 III S-15 12 4 5 4 I S-16 11 5 6 5 I S-17 13 3 4 3 I S-18 8 7 9 7 IV S-19 6 10 19 15 III S-20 5 11 19 15 III 125 Keterangan Tabel 17 : S-1 : Pembinaan kerjasama yang harmonis antara para peternak dengan pihak perbankan dan Pemerintah dalam rangka pengembangan USPSMWL S-2 : Sosialisasi kebijakan perbankan kepada para peternak tentang kredit USPSMWL S-3 : Peningkatan frekuensi dan mutu penyuluhan dan bimbingan teknis kepada peternak dalam hal pemeliharaan kesehatan peternak, kesehatan sapi perah, dan penyehatan lingkungan USP S-4 : Peningkatan kesiapan masyarakat peternak menerima tambahan pengetahuan dan keterampilan teknis USPSMWL S-5 : Peningkatan frekuensi dan mutu bimbingan teknis kepada peternak tentang pengadaan bibit sapi perah dan pengelolaan pakan ternak sapi perah S-6 : Penyediaan dana dan sarana bimbingan teknis pengelolaan USPSMWL sesuai kebutuhan S-7 : Pengembangan metode penyuluhan USPSMWL sesuai kebutuhan S-8 : Peningkatan frekuensi dan mutu penyuluhan USPSMWL kepada masyarakat peternak S-9 : Penyediaan tenaga pembimbing teknis USPSMWL sesuai jumlah kebutuhan S-10 : Peningkatan kesiapan masyarakat peternak bekerjasama lebih harmonis dengan stakeholder lainnya dalam pengembangan USPSMWL S-11 : Peningkatan kesiapan masyarakat peternak mengembangkan sikap dan perilaku diri untuk penyuksesan USPSMWL S-12 : Membantu peternak sapi perah skala mikro yang membutuhkan dana untuk keperluan pengadaan bibit ternak sapi perah, pakan sapi perah S-13 : Peningkatan frekuensi dan mutu bimbingan teknis kepada peternak tentang peningkatan kualitas susu segar sapi perah, pemasaran dan nilai jualnya. S-14 : Peningkatan frekuensi dan mutu bimbingan teknis kepada peternak tentang pengolahan limbah sapi perah menjadi biogas dan pupuk S-15 : Penyediaan dana, sarana, dan tenaga penyuluhan pengelolaan USPSMWL sesuai jumlah dan jenis kebutuhan S-16 : Peningkatan dukungan sarana produksi, transportasi, dan keamanan USP dari Pemerintah dan swasta S-17 : Peningkatan kerjasama lintas program dan sektoral di tingkat kabupaten, kecamatan, dan desa dalam rangka pengembangan peternakan USPSMWL. S-18 : Peningkatan penyuluhan tentang prosedur baku atau tatacara pengajuan kredit kepada Lembaga keuangan atau perbankan untuk USPSMWL S-19 : Membantu peternak sapi perah skala mikro yang membutuhkan dana untuk keperluan sarana dan prasarana produksi USP. S-20 : Membantu peternak sapi perah skala mikro yang membutuhkan dana untuk keperluan pengolahan limbah sapi perah sendiri menjadi biogas dan pupuk organik. Adapun gambaran secara grafis nilai driver power setiap sub elemen dibandingkan dengan yang lain ditampilkan pada Gambar 11. Gambar 11 Nilai DP sub elemen strategi pengembangan USPSMWL di Kabupaten Subang berdasarkan ISM. Selanjutnya dari hasil pemetaan Gambar 12 diketahui bahwa ada 9 sub elemen yang masuk kuadran Independent atau mempunyai daya dorong besar 126 dengan ketergantungan rendah, yaitu S-1, S-3, S-5, S-6, S-8, S-9, S-15, S-16, dan S-17; ada 8 sub elemen masuk kuadran dependent atau mempunyai daya dorong kecil dengan ketergantungan yang besar, yaitu S-4, S-10, S-11, S-12, S-13, S-14, S-19, dan S-20; dan ada tiga sub elemen yang masuk kuadran autonomous atau mempunyai daya dorong kecil dengan ketergantungan rendah pula. Gambar 12 Matriks driver power-dependence sub elemen strategi pengembangan USPSMWL di Kabupaten Subang. Selanjutnya untuk mengetahui faktor kunci, maka semua sub elemen yang telah dinilai disusun berurutan dalam diagram Gambar 13 mulai dari sub elemen yang bernilai daya dorong tertinggi dengan nilai ketergantungan rendah sampai sub elemen bernilai daya dorong terrendah. Hasil penyusunan dalam diagram menunjukkan bahwa faktor kunci pengembangan saha sapi perah skala mikro berwawasan lingkungan di Kabupaten Subang ialah “Pembinaan kerjasama yang harmonis antara para peternak dengan pihak perbankan dan Pemerintah” yaitu pembinaan yang mengarah pada kerjasama yang didasari dengan motivasi, tujuan yang serasi dan jelas, saling menguntungkan, semangat musyawarah dan mufakat, tanpa saling intervensi terhadap fungsi sektoral, tanpa ada salah satu pihak yang merasa terpaksa atau dipaksa pada sejak tahap perencanaan, pelaksanaan, sampai tahap evaluasi. Urutan kesembilan belas faktor penting pengembangan USPSMWL lainnya adalah tampak pada Gambar 13 secara teratur menurut arah panah. 127 . Keterangan : USPSMWL = Usaha sapi perah skala mikro berwawasan lingkungan Gambar 13 Diagram hierarki peringkat nilai pendapat responden tentang sub elemen strategi pengembangan USPSMWL di Kabupaten Subang. Penyediaan tenaga pembimbing teknis USPSMWL sesuai kebutuhan S-9 Level 2 Pembinaan kerjasama harmonis peternak dengan perbankan dan Pemerintah S-1 Level 1 Peningkatan frekuensi dan mutu bimbingan teknis pengendalian mutu dan pemasaran susu S-13 Level 7 Peningkatan penyuluhan prosedur baku pengajuan kredit Bank untuk USPSMWL S-18 Peningkatan frekuensi dan mutu bimbingan teknis pengadaan bibit dan pengelolaan pakan ternak S-5 Level 4 Penyediaan dana, sara- na dan prasarana penyuluhan USPSMWL sesuai kebutuhan S-15 Peningkatan freku- ensi dan mutu pe- nyuluhan tentang USPSMWL kepada peternak S-8 Peningkatan kerjasama lintas program dan sek- toral tingkat kabupaten, kecamatan, desa dalam USPSMWL S-17 Level 3 Peningkatan frekuensi dan mutu penyuluhan bimbingan teknis kese- hatan peternak, sapi pe- rah, lingkungan S-3 Penyediaan dana dan sarana untuk bim- bingan teknis penge- lolaan USPSMWL yang memadai S-6 Pengembangan metode penyuluhan USPSMWL sesuai kebutuhan S-7 Level 6 Peningkatan dukungan sarana produksi, transportasi, dan keamanan USPSMWL S-16 Level 5 Peningkatan frekuensi dan mutu bimbingan teknis pengolahan limbah sapi perah menjadi biogas dan pupuk organik S-14 Level 8 Sosialisasi kebijakan perbankan tentang kredit USPSMWL S-2 Level 9 Peningkatan kesiapan peternak memperkaya pengetahuan dan keterampilan USPSMWL S-4 Membantu peternak sapi perah skala mikro yang membutuhkan dana untuk keperluan sarana dan prasarana produksi usaha sapi perah S-19 Level 10 Membantu peternak sapi perah skala mikro yang membutuhkan dana untuk keperluan pengolahan limbah sapi perah sendiri menjadi biogas dan pupuk organik S-20 Level 11 Peningkatan kesiapan peternak mengembangkan sikap dan peri- laku dalam USPSMWL S-11 Level 12 Membantu peternak dalam hal dana pengadaan bibit dan pakan sapi perah S-12 Peningkatan kesiapan peternak bekerjasama lebih harmonis dengan stakeholder dalam pengembangan USPSMWL. S-10 Level 13 128

5.4 Pendekatan Sistem dalam Pengembangan Usaha Sapi Perah Skala

Mikro Berwawasan Lingkungan di Kabupaten Subang 5.4.1 Analisis Kebutuhan Setelah mengetahui hasil analisis berbagai faktor, yang menunjukkan bahwa kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan memenuhi persyaratan pengembangan USPSMWL maka kemudian dilakukan analisis kebutuhan para stakeholder di dalam kawasan. Berdasarkan hasil identifikasi, adapun stakeholder yang terlibat dalam sistem pengembangan USPSMWL pada dimensi kebijakan publik adalah pemerintah yang mewakili kepentingan publik, petani, masyarakat setempat dan lembaga swadaya masyarakat yang mewakili kepentingan masyarakat, serta akademisi yang mewakili kalangan intelektual dan kepakaran. Dalam tahap ini, dilakukan inventarisasi kebutuhan stakeholder yang terlibat, sebagai masukan dalam model. Setiap pelaku memiliki kebutuhan dan pandangan terhadap dampak pengembangan pada keberlanjutan lingkungan, ekonomi, dan sosial. Analisis kebutuhan stakeholder dalam rangka pengembangan USPSMWL tertuang dalam Tabel 18. Dari hasil analisis kebutuhan tersebut, teridentifikasi kebutuhan yang sinergis bagi semua stakeholder yaitu 1 kerjasama harmonis para pelaku USP dengan stakeholder; 2 kerjasama lintas program dan sektoral tingkat kabupaten, kecamatan, desa senantiasa baik; 3 jumlah pembimbing teknis USPSMWL memadai; 4 lahan hijauan pakan ternak memadai; 5 permodalan USP memadai; 6 sarana dan prasarana memadai; 7 hasil produksi susu sapi perah optimal; 8 harga susu sapi perah menguntungkan; 9 hasil biogas dan pupuk organik olahan limbah dapat dijual; 10 frekuensi dan mutu penyuluhan dan bimbingan teknis USP memadai; 11 pencemaran lingkungan tidak bertambah; 12 kesehatan sapi dan pelaku USP senantiasa terpelihara dengan baik; 13 kesejahteraan pelaku USP meningkat; 14 tanggapan dari pemerintah dan swasta atas temuan-temuan ilmiah atau akademis aktif.

5.4.2 Formulasi Permasalahan

Perumusan permasalahan merupakan aktivitas sistem yang dikaji. Permasalahan sistem dalam pengembangan USPSMWL merupakan gap antara kebutuhan pelaku dengan kondisi yang ada. Dengan demikian, perumusan 129 permasalahan sistem merupakan kondisi tidak terpenuhinya kebutuhan para pelaku pada kondisi nyata. Kebutuhan para pelaku terhadap keberhasilan adalah bersifat pemuasan kebutuhan stakeholder. Tabel 18. Analisis kebutuhan stakeholder dalam pengembangan USPSMWL di Kabupaten Subang Pihak Berkepentingan Kebutuhan Pemerintah  Kesehatan lingkungan terpelihara  Peningkatan kontribusi sektor peternakan dengan meningkatnya jumlah produksi susu  Kerjasama harmonis para pelaku USP dengan stakeholder  Pencemaran lingkungan tidak bertambah  Frekuensi dan mutu penyuluhan dan bimbingan teknis USP memadai  Hasil produksi susu sapi perah optimal  Harga susu sapi perah menguntungkan  Kesejahteraan pelaku USP meningkat  Penataan kawasan yang baik  Kerjasama lintas program dan sektoral tingkat kabupaten, kecamatan, desa senantiasa baik Peternak  Kesejahteraan pelaku USP meningkat  Pencemaran lingkungan tidak bertambah  Hasil produksi susu sapi perah optimal  Lahan hijauan pakan ternak memadai  Penyuluhan dan bimbingan teknis USP memadai  Hasil biogas dan pupuk organik olahan limbah dapat dijual atau dipasarkan  Kesehatan lingkungan baik  Harga susu sapi perah menguntungkan  Dukungan permodalan USP memadai  Jumlah pembimbing teknis USPSMWL cukup  Dukungan sarana dan prasarana memadai Masyarakat  Terjaganya kondisi lingkungan yang baik  Jumlah pembimbing teknis USPSMWL sebanding kebutuhan  Transparansi dan sosialisasi peraturan  Pencemaran lingkungan tidak bertambah  Dukungan sarana dan prasarana memadai Lembaga Swadaya Masyarakat LSM dan Peneliti  Dukungan permodalan USP memadai  Jumlah pembimbing teknis USPSMWL memadai  Frekuensi dan mutu penyuluhan dan bimbingan teknis USP memadai  Kerjasama lintas program dan sektoral berjalan baik  Dukungan sarana dan prasarana memadai  Hasil biogas dan pupuk organik olahan limbah dapat dijual atau dipasarkan  Hasil produksi susu sapi perah optimal  Kesehatan lingkungan terpelihara  Kesejahteraan pelaku USP meningkat  Pencemaran lingkungan tidak bertambah  Lahan hijauan pakan ternak memadai Akademisi  Adanya penyelesaian masalah terhadap permasalahan sosial, ekonomi dan lingkungan dari kegiatan pengembangan sapi perah  Kesehatan lingkungan terpelihara  Adanya tanggapan dari pemerintah dan swasta atas temuan-temuan ilmiah atau akademis yang ada untuk dapat pengembangan sapi perah berkelanjutan  Kerjasama lintas program dan sektoral di pemerintahan baik