Analytical Hierarchy Process AHP

49 Metode AHP juga merupakan metode pengolahan data yang dilakukan dengan metode kualitatif dan metode kuantitatif dengan tujuan untuk menentukan alternatif strategi berdasarkan skala prioritas Saaty 1991. Selanjutnya, Saaty 1991 menyatakan bahwa sebuah hierarki dapat dibangun dari hasil pemikiran kreatif, dukungan informasi yang tersedia dan pembentukan perspektif manusia. Tahapan yang penting dalam AHP adalah penilaian dengan teknik komparasi berpasangan terhadap elemen-elemen pada suatu tingkatan hierarki, penilaian dilakukan dengan memberikan bobot numerik dan membandingkan antara suatu elemen dan elemen lainnya. Tahap selanjutnya adalah melakukan sintesis terhadap hasil penilaian untuk menentukan elemen dengan elemen lainnya. Tahap selanjutnya yaitu melakukan sintesis hasil penilaian untuk menentukan elemen yang memiliki prioritas tertinggi dan terendah Saaty 1999. Keuntungan atau manfaat yang dapat diperoleh dari penggunaan metode AHP, antara lain: memberi satu model tunggal yang mudah dimengerti dan fleksibel untuk berbagai permasalahan yang tak terstruktur, memadukan pendekatan deduktif dan pendekatan sistem, dapat menangani saling ketergantungan elemen-elemen dalam suatu sistem dalam berbagai tingkat berlainan dan mengelompokkan unsur yang serupa dalam setiap tingkat; memberi suatu skala untuk mengukur hal-hal dan mewujudkan metode penetapan prioritas; melacak konsistensi logis dari pertimbangan-pertimbangan yang digunakan dalam menetapkan berbagai prioritas, menuntun ke suatu taksiran menyeluruh tentang kebaikan setiap alternatif; mempertimbangkan prioritas-prioritas relatif dari berbagai faktor sistem dan memungkinkan organisasi memilih alternatif terbaik berdasarkan tujuan-tujuan mereka, tidak memaksakan konsensus tetapi mensintesiskan suatu hasil yang reprensentatif dari berbagai penelitian; dan memungkinkan organisasi memperhalus definisi mereka pada suatu permasalahan dan memperbaiki pertimbangan serta pengertian mereka melalui pengulangan. Adapun ide dasar prinsip kerja AHP menurut Marimin 2005 yaitu penyusunan hierarki, penilaian kriteria dan alternatif, penentuan prioritas dan konsistensi logis. Penjelasan langkah tersebut adalah sebagai berikut: a Persoalan yang akan diselesaikan, diuraikan menjadi unsur-unsurnya, yaitu kriteria dan alternatif, kemudian disusun menjadi struktur hierarki. 50 b Kriteria dan alternatif dinilai melalui perbandingan berpasangan. Menurut Saaty 1983, untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik dalam mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan Saaty tampak dalam Tabel 1. Nilai perbandingan A dengan B adalah 1 satu dibagi dengan nilai perbandingan B dengan A Saaty T.L. 1983, diacu dalam Marimin 2005. Tabel 1 Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan Nilai Keterangan 1 Kriteria atau alternatif A sama penting dengan kriteria atau alternatif B 3 A sedikit lebih penting dari B 5 A jelas lebih penting dari B 7 A sangat jelas lebih penting dari B 9 A mutlak lebih penting dari B 2,4,6,8 Apabila ragu-ragu antara dua nilai yang berdekatan Sumber : Saaty 1983 c Penentuan prioritas. Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakukan perbandingan berpasangan pairwise comparisons. Nilai-nilai perbandingan relatif kemudian diolah untuk menentukan peringkat relatif dari seluruh alternatif. Baik kriteria kualitatif maupun kriteria kuantitatif, dapat dibandingkan dengan judgement yang telah ditentukan untuk menghasilkan bobot dan prioritas. Bobot atau prioritas dihitung dengan manipulasi matriks atau melalui penyelesaian persamaan matematik. d Konsistensi logis. Semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingkatkan secara konsisten sesuai dengan suatu kriteria yang logis. Consistency ratio merupakan parameter yang digunakan untuk memeriksa apakah perbandingan berpasangan telah dilakukan dengan konsekuen atau tidak. Seharusnya nilai consistency ratio tidak lebih dari 0,10 jika penilaian kriteria telah dilakukan dengan konsisten. Pengolahan pendapat pakar berdasarkan AHP dapat dilakukan dengan bantuan perangkat lunak.

2.4 Interpretative Structural Modelling ISM

Menurut Eriyatno 1998 ISM adalah proses pengkajian kelompok group learning process di mana model-model struktural dihasilkan guna memotret perihal yang kompleks dari suatu sistem melalui pola yang dirancang secara 51 seksama dengan menggunakan grafis serta kalimat. Teknik ISM merupakan salah satu teknik permodelan sistem untuk menangani kebiasaan yang sulit diubah dari perencana jangka panjang yang sering menerapkan secara langsung teknik penelitian operasional dan atau aplikasi statistik diskriptif Eriyatno 1998, diacu dalam Marimin 2004. ISM adalah salah satu metodologi berbasis komputer yang membantu kelompok mengidentifikasi hubungan antara ide dan struktur tetap pada isu yang kompleks. ISM dapat digunakan untuk mengembangkan beberapa tipe struktur, termasuk struktur pengaruh misalnya : dukungan atau pengabaian, struktur prioritas misalnya: ”lebih penting dari”, atau ”sebaiknya dipelajari sebelumnya” dan kategori ide misalnya: ”termasuk dalam kategori yang sama dengan” Broome dalam Kanungo dan Bhatnagar 2002, diacu dalam Marimin 2007. Marimin 2005, mengemukakan deskripsi singkat langkah-langkah ISM sebagai berikut: 1 Identifikasi elemen. Hal ini dapat diperoleh melalui penelitian, brainstorming, dan lain-lain. 2 Hubungan kontekstual. Sebuah hubungan kontekstual antar elemen dibangun, tergantung pada tujuan dari pemodelan. 3 Matriks interaksi tunggal terstruktur structural self interaction matrix-SSIM. Matriks ini mewakili elemen persepsi responden terhadap elemen hubungan yang dituju. Empat simbol yang digunakan untuk mewakili tipe hubungan yang ada antara dua elemen dari sistem yang dipertimbangkan adalah: V : Hubungan dari elemen E i terhadap E j , tidak sebaliknya A : Hubungan dari elemen E j terhadap E i , tidak sebaliknya X : Hubungan dari elemen E i terhadap E j , dapat sebaliknya O : Hubungan dari elemen E i terhadap E j , tidak berkaitan. 4 Matriks reachability reachability matrix-RM: sebuah RM yang dipersiapkan kemudian mengubah simbol-simbol SSIM ke dalam sebuah matriks biner. Aturan-aturan konversi berikut menerapkan : a Jika hubungan E i terhadap E j = V dalam SSIM, maka elemen E ij = 1 dan E ji = 0 dalam RM