Model Ekologi Simulasi Model
149 Tabel 24 Hasil simulasi perkembangan sapi perah
dan sapi non perah tahun 2003-2030
Pada sub model ekologi selain jumlah sapi dilihat pula kebutuhan penggunaan lahan untuk sapi dengan melihat kondisi sisa lahan yang dapat
dikembangkan untuk USP. Dalam kajian penggunaan lahan ini telah mempertimbangkan luasan ruang terbuka hijau RTH yang ideal untuk suatu
kawasan yaitu sebesar 30. Pada tahun 2003 lahan yang dapat dikembangkan seluas 43.144,82 ha BPS Kab. Subang 2010 dan tahun 2030 diperkirakan
menurun menjadi 823,14 ha karena pertambahan jumlah USP dan populasi sapi perah. Hal ini perlu diperhatikan jika hendak direncanakan pengembangan
jumlah unit USP dan populasi sapi perah masing-masing USP, karena lahan pakan ternak akan semakin sedikit. Perubahan luas lahan yang dapat dikembangkan
dapat dilihat pada Gambar 30; dan perincian per tahun dalam Tabel 25.
Gambar 30 Grafik luas lahan yang dapat dikembangkan untuk keperluan tanam tumbuhan pakan sapi.
Keterangan Gambar 30:
SLK = Sisa lahan yang dapat dikembangkan untuk menanam pakan sapi perah
150 Tabel 25 Hasil simulasi perkembangan sisa
lahan 2003-2030
Dengan adanya pertambahan jumlah sapi perah secara langsung akan meningkatkan pula pertambahan jumlah limbah feses dan urin sapi. Jumlah
limbah sapi yang dihasilkan sebanyak 31.937,5 kg per tahun pada tahun 2003; meningkat menjadi 1.010.503,79 kg per tahun pada tahun 2006; dan pada tahun
2030 menjadi 1.674.863,44 kg per tahun. Sebagian besar dari limbah sapi tersebut belum terkelola menjadi biogas atau pupuk sehingga menyebabkan semakin
menambah emisi gas metana yang masuk ke atmosfir. Jumlah limbah sapi yang tidak terkelola pada tahun 2003 sekitar 78,3 atau sebanyak 25.007,06 kg per
tahun; pada tahun 2006 sebanyak 791.224,46 kg per tahun; dan pada tahun 2030 sebanyak 1.311.418,08 kg per tahun. Dengan demikian jumlah limbah sapi yang
belum termanfaatkan untuk menambah pendapatan sekaligus meminimalisasi emisi gas metana ke atmosfir masih relatif banyak. Gambaran perkembangan
jumlah limbah sapi perah keseluruhan dan dan limbah sapi yang tidak terolah tampak pada Gambar 31; dan perincian jumlah per tahun tertera dalam Tabel 26.
Gambar 31 Jumlah limbah kotoran kering sapi dan jumlah limbah yang tidak terkelola.
151
Keterangan Gambar 32:
Limb_Kot_Krg_Sap = Limbah kotoran kering sapi perah
Limb_Tdk_Tkl = Limbah sapi yang tak terkelola
Tabel 26 Hasil simulasi perkembangan limbah kotoran kering sapi dan limbah sapi yang
tidak terkelola tahun 2003-2030
Jumlah emisi dari CH
4
sejalan dengan jumlah limbah untuk biogas yang tidak terkelola, dimana jumlah CH
4
pada tahun 2003 sebanyak 5.751.624,37 liter per tahun yang lepas ke atmosfir, pada tahun 2006 sebanyak 181.981.626,66 liter
per tahun dan pada tahun simulasi 2030 sebanyak 301.626.157,26 liter per tahun yang lepas ke atmosfir. Sama halnya dengan limbah padat, pemanfaatan untuk
biogas belumlah optimal sehingga emisi gas CH
4
sangat tinggi. Gambaran secara grafis perkembangan gas metana yang lepas ke atmosfir tampak pada Gambar 32;
dan perincian jumlah per tahun tertera dalam Tabel 27.
Gambar 32 Jumlah CH
4
yang lepas ke atmosfir.
Keterangan Gambar 32: CH
4
_Atm = Emisi gas metana CH
4
yang lepas ke Atmosfir
152 Tabel 27 Hasil simulasi perkembangan gas metana
yang lepas ke atmosfir tahun 2003-2030