Diagram Input-Output Identifikasi Sistem

134 Input yang terkontrol yaitu: kerjasama harmonis peternak, perbankan dan pemerintah; tenaga pembimbing teknis USPSMWL; kerjasama lintas program da sektoral tingkat kabupaten dan kecamatan; dana, sarana bimbingan teknis USPSMWL; frekuensi dan mutu bimbingan teknis; kesehatan peternak, sapi, dan lingkungan. Input yang tidak terkontrol, yaitu: harga produksi, perkembangan penduduk, kebijakan perbankan dan ekonomi regional. Output yang dikehendaki, yang ditentukan berdasarkan hasil analisis kebutuhan, yaitu peningkatan pendapatan peternak, peningkatan lapangan kerja, optimalnya pengelolaan sapi perah, minimalisasi limbah dan terpenuhinya lahan untuk tanam pakan ternak. Output yang tidak dikehendaki, yaitu persaingan tidak sehat antar bank atau lembaga keuangan dalam pemberian kredit USPSMWL, terjadinya kasus kehilangan sapi akibat pencurian, produksi biogas dan pupuk organik hasil olahan limbah sapi tidak terpasarkan. Input lingkungan yaitu peraturan dan perundangan, dan tingkat mutu produksi. Manajemen pengendalian yaitu sejumlah fungsi yang diperlukan untuk mengatur feed-back umpan balik dalam operasi sistem. Output yang tidak diinginkan yang timbul perlu dikendalikan sedemikian rupa sebagai input untuk diproses lebih lanjut hingga berubah menjadi output yang diinginkan.

5.4.3.3 Diagram Alir Model Kebijakan Pengembangan Usaha Sapi

Perah Skala Mikro Berwawasan Lingkungan di Kabupaten Subang

5.4.3.3.1 Sub Model Ekonomi

Adapun gambaran mengenai diagram alir sub model ekonomi dalam sistem pengembangan usaha sapi perah berwawasan lingkungan ditampilkan dalam Gambar 19. Tampak bahwa peningkatan kegiatan aktivitas ekonomi peternak yang dapat menambah pendapatan IBS akan berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan peternak Kesj_Pet. Di dalam model kebijakan pengembangan USPSMWL, tingkat kesejahteraan peternak dipengaruhi adanya peningkatan pendapatan dikurangi pengeluaran dalam pengelolaan USP. Pendapatan itu sendiri diperoleh dari pertambahan faktor-faktor ekonomi antara lain pupuk, biogas, pedet dan susu. Asumsi yang digunakan dalam sub model ekonomi: untuk nilai jual produk susu sebesar Rp.3.300 per liter; susu yang 135 dihasilkan rata-rata 9 liter per ekor sapi; pupuk yang dihasilkan per hari per ekor sapi adalah 3,5 kg dengan harga jual Rp. 2.000,-- per kg; total biogas hasil olahan limbah satu ekor sapi per bulan disetarakan dengan 12 kg elpiji dan cukup memenuhi kebutuhan satu keluarga, dengan 4 sampai 6 orang anggota, per bulan. Gambar 19 Diagram alir sub model ekonomi. Keterangan Gambar 19: Biaya = biaya rata-rata yang dikeluarkan dalam mengelola per ekor sapi per hari rupiah BS = biaya dalam mengelola sapi per bulan rupiah per bulan EHB = jumlah elpiji yang dihasilkan dari pengolahan biogas liter per tahun FIPd = angka penjualan anak sapi per ekor rupiah