Sistem Gabungan Ekonomis, Sosial, Ekologi

133

5.4.3.2 Diagram Input-Output

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan, terdapat sejumlah variabel yang mempengaruhi kinerja sistem pengembangan USPSMWL di Kabupaten Subang. Variabel-variabel tersebut kemudian dikelompokkan menjadi 6 yaitu 1 input terkontrol, 2 input tak terkontrol, 3 output yang diinginkan, 4 output yang tidak diinginkan, 5 input lingkungan, dan 6 umpan balik manajemen pengendalian; dan semuanya dituangkan dalam satu diagram Gambar 18. Gambar 18 Diagram black box input-output model kebijakan pengembangan USPSMWL di Kabupaten Subang Input tak terkontrol 1. Harga produksi 2. Perkembangan penduduk 3. Kebijakan perbankan 4. Ekonomi regional Output yang tidak diinginkan 1. Persaingan tidak sehat antar bank atau lembaga keuangan dalam pemberian kredit USPSMWL 2. Terjadinya kasus kehilangan sapi akibat pencurian 3. Produksi biogas dan pupuk organik hasil olahan limbah sapi tidak terpasarkan Output yang diinginkan 1. Meningkatnya pendapatan peternak 2. Meningkatnya lapangan kerja 3. Optimalnya pengelolaan sapi perah 4. Limbah sapi termanfaatkan menjadi bio- gas dan pupuk organik meningkat 5. Lahan tanaman pakan ternak senantiasa memadai 6. Praktekperilaku beternak lebih baik Model kebijakan pengembangan USPSMWL di Kabupaten Subang Evaluasi dan Manajemen Pengembangan USPSMWL Input Lingkungan 1. UU No.182009 2. UU No. 231997 3. UU No. 202008 4. PP No. 161977 5. Peraturan BI No. 32PBI2001 6. Perdakab Subang No. 142006 7. Mutu produksi Input terkontrol 1. Kurangnya kerjasama harmonis antara peternak, perbankan dan pemerintah 2. Minimnya tenaga pembimbing teknis USPSMWL 3. Belum optimalnya kerjasama lintas program dan sektoral tingkat kabupaten, kecamatan, dan desa 4. Dana dan sarana bimbingan USPSMWL minim 5. Kurangnya frekuensi dan mutu penyuluhan bimbingan teknis kesehatan peternak, sapi perah, dan lingkungan USP 134 Input yang terkontrol yaitu: kerjasama harmonis peternak, perbankan dan pemerintah; tenaga pembimbing teknis USPSMWL; kerjasama lintas program da sektoral tingkat kabupaten dan kecamatan; dana, sarana bimbingan teknis USPSMWL; frekuensi dan mutu bimbingan teknis; kesehatan peternak, sapi, dan lingkungan. Input yang tidak terkontrol, yaitu: harga produksi, perkembangan penduduk, kebijakan perbankan dan ekonomi regional. Output yang dikehendaki, yang ditentukan berdasarkan hasil analisis kebutuhan, yaitu peningkatan pendapatan peternak, peningkatan lapangan kerja, optimalnya pengelolaan sapi perah, minimalisasi limbah dan terpenuhinya lahan untuk tanam pakan ternak. Output yang tidak dikehendaki, yaitu persaingan tidak sehat antar bank atau lembaga keuangan dalam pemberian kredit USPSMWL, terjadinya kasus kehilangan sapi akibat pencurian, produksi biogas dan pupuk organik hasil olahan limbah sapi tidak terpasarkan. Input lingkungan yaitu peraturan dan perundangan, dan tingkat mutu produksi. Manajemen pengendalian yaitu sejumlah fungsi yang diperlukan untuk mengatur feed-back umpan balik dalam operasi sistem. Output yang tidak diinginkan yang timbul perlu dikendalikan sedemikian rupa sebagai input untuk diproses lebih lanjut hingga berubah menjadi output yang diinginkan.

5.4.3.3 Diagram Alir Model Kebijakan Pengembangan Usaha Sapi

Perah Skala Mikro Berwawasan Lingkungan di Kabupaten Subang

5.4.3.3.1 Sub Model Ekonomi

Adapun gambaran mengenai diagram alir sub model ekonomi dalam sistem pengembangan usaha sapi perah berwawasan lingkungan ditampilkan dalam Gambar 19. Tampak bahwa peningkatan kegiatan aktivitas ekonomi peternak yang dapat menambah pendapatan IBS akan berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan peternak Kesj_Pet. Di dalam model kebijakan pengembangan USPSMWL, tingkat kesejahteraan peternak dipengaruhi adanya peningkatan pendapatan dikurangi pengeluaran dalam pengelolaan USP. Pendapatan itu sendiri diperoleh dari pertambahan faktor-faktor ekonomi antara lain pupuk, biogas, pedet dan susu. Asumsi yang digunakan dalam sub model ekonomi: untuk nilai jual produk susu sebesar Rp.3.300 per liter; susu yang