Analisis Deskriptif dan Bivariat Chi-square

75 SPSS 13.0 for windows. Analisis chi-square ditujukan untuk memperoleh gambaran signifikansi hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Uji Chi-square digunakan untuk melakukan analisis hubungan variabel kategorik dengan variabel kategorik. Dalam uji statistik, hipotesis nol Ho gagal tolak jika p-value alpha dan Ho ditolak jika p-value alpha. Dengan uji Chi-square dapat diuji perbedaan proporsi atau persentase antara beberapa kelompok data. Dalam Chi-square dibandingkan dengan frekuensi yang diamati dengan frekuensi yang terjadi; atau frekuensi yang terjadi observed dengan frekuensi harapan expected. Jika kedua nilai sama, maka disimpulkan tidak ada perbedaan yang signifikan. Jika nilai frekuensi observasi dan nilai frekuensi harapan berbeda, maka dikatakan ada perbedaan yang signifikan Walpole 1990.

3.5.2.2 Analytical Hierarchy Process AHP

Untuk menganalisis elemen-elemen pengembangan USPSMWL di Kabupaten Subang digunakan AHP dengan struktur seperti tampak pada Gambar 12. Level 1 ialah level “fokus” yaitu pengembangan USPSMWL di Kabupaten Subang; Level 2 ialah level “aktor”, mencakup: peternak, pemerintah kabupaten, kecamatan, dan desa, perbankan, KPSBU; Level 3 ialah level “faktor”, mencakup: kebijakan pemerintah, kebijakan perbankan, sumberdaya alam dan lingkungan, kesiapan masyarakat; Level 4 ialah level “tujuan”, mencakup: kualitas lingkungan meningkat, pendapatan masyarakat meningkat, ekonomi wilayah pedesaan berkembang; dan Level 5 ialah level “strategi”, mencakup: peningkatan layanan perbankan kepada peternak, peningkatan kesiapan masyarakat peternak untuk usaha sapi perah, peningkatan layanan penyuluhan oleh pemerintah, dan peningkatan layanan bimbingan teknis oleh pemerintah. Kegiatan-kegitan yang dilakukan dalam proses Analytical Hierarchy Process AHP ini ialah: a. Identifikasi sistem: merupakan proses untuk memahami pokok permasalahan yang akan diselesaikan, menentukan tujuan-tujuan yang ingin dicapai, dan kriteria-kriteria yang akan digunakan untuk menentukan pilihan alternatif- alternatif yang akan dipilih. b. Penyusunan hierarki: merupakan proses untuk melakukan abstraksi struktur suatu sistem dengan mempelajari fungsi interaksi antar komponen ser ta 76 dampak-dampaknya pada sistem. Bentuk abstraksi ini mempunyai bentuk yang saling berkaitan dan tersusun secara hierarki. Penyusunan hierarki atau struktur keputusan dilakukan untuk menggambarkan elemen sistem atau alternatif keputusan yang terindentifikasi. c. Penyusunan matriks pendapat individu: pada proses tersebut dilakukan perbandingan berpasangan pairwise comparison untuk setiap kriteria dan alternatif dalam penyusunan matriks pendapat individu. Perbandingan berpasangan dilakukan dengan cara membandingkan setiap elemen dengan elemen yang lainnya pada setiap tingkat hierarki secara berpasangan sehingga diperoleh nilai tingkat kepentingan elemen dalam bentuk pendapat kualitatif yang menggunakan skala penilaian sehingga diperoleh nilai pendapat dalam bentuk angka kuantitatif. Skala yang dipergunakan adalah 1 hingga 9 karena memiliki keakuratan yang terbaik dalam mengkualifikasikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan relatif kemudian diolah untuk menentukan peringkat relatif dari seluruh alternatif. Kriteria kualitatif dan kuantitatif dapat dibandingkan dengan judgement yang telah ditentukan untuk menghasilkan bobot dan prioritas. Bila jumlah elemen yang akan diperbandingkan adalah sebanyak n, maka akan terbentuk matriks yang berukuran: n x n dan jumlah penilaian pendapat yang diperlukan sebanyak n n –12, dimana jumlah tersebut juga menunjukkan jumlah penilaian pendapat reciprocal-nya, dan penilaian pendapat pada semua elemen diagonal matriks adalah bernilai 1 satu. d. Penghitungan tingkat konsistensi: nilai perbandingan yang telah diperoleh dihitung tingkat konsistensinya dengan menggunakan rumus consistency ratio yang telah terdapat dalam AHP. Penyusunan matriks gabungan, pengolahan vertikal dan menentukan vektor prioritas sistem: penyusunan matriks gabungan dilakukan setelah hasil perhitungan consistency ratio memenuhi kriteria yang ditetapkan, kemudian dilanjutkan dengan pengolahan vertikal untuk menentukan vertikal dan terakhir menentukan vektor prioritas sistem. AHP digunakan untuk mengetahui urutan prioritas sub elemen dalam elemen Aktor, sub elemen dalam elemen Faktor, sub elemen dalam elem en