Validasi Kinerja atau Output Model

155 antara nilai rata-rata mean hasil simulasi terhadap nilai aktual, 2 Absolute variation error AVE adalah penyimpangan nilai variasi variance simulasi terhadap aktual. Hasil uji menunjukkan bahwa keluaran model kebijakan pengembangan USP, untuk AME menyimpang dari data aktual 0,00 untuk jumlah sapi, 0,62 untuk jumlah peternak sapi perah, 0,0004 untuk jumlah penduduk dan AVE menyimpang dari data aktual 6,86577E-06 untuk jumlah sapi, 1,50 untuk jumlah peternak, 0,001,. Dengan batas penyimpangan sekitar 10, disimpulkan bahwa model kebijakan pengembangan USPSMWL yang dibangun mampu mensimulasikan perubahan-perubahan di lokasi penelitian.

5.4.6 Skenario Model Kebijakan Pengembangan Usaha Sapi Perah

Skala Mikro Berwawasan Lingkungan di Kabupaten Subang 5.4.6.1 Penyusunan Skenario Untuk keperluan penyusunan skenario model yang dibangun, maka lima faktor penting yang masuk dalam kuadran IV Gambar 12 hasil ISM dijadikan prediktor yang perlu dikelola dalam rangka pengembangan USPSMWL di Kabupaten Subang pada masa yang akan datang, yaitu a Pembinaan kerjasama yang harmonis antara para peternak dengan pihak perbankan dan Pemerintah dalam rangka pengembangan USPSMWL; b Penyediaan tenaga pembimbing teknis USPSMWL sesuai jumlah kebutuhan; c Peningkatan kerjasama lintas program dan sektoral di tingkat kabupaten, kecamatan, dan desa dalam rangka pengembangan USPSMWL; d Penyediaan dana dan sarana bimbingan teknis pengelolaan USPSMWL sesuai jumlah dan jenis kebutuhan; dan e Peningkatan frekuensi dan mutu bimbingan teknis kepada peternak dalam hal pemeliharaan kesehatan peternak, kesehatan sapi perah, penyehatan kandang sapi perah dan lingkungannya. Adapun pokok-pokok pengertian dan indikator keberhasilan kelima prediktor tersebut diuraikan berikut ini. 1. Pembinaan kerjasama yang harmonis antara para peternak dengan pihak perbankan dan pemerintah dalam rangka pengembangan USPSMWL, yaitu pembinaan yang mengarah pada kerjasama yang didasari dengan motivasi, tujuan yang serasi dan jelas, saling menguntungkan, semangat musyawarah dan mufakat, tanpa saling intervensi terhadap fungsi sektoral, tanpa ada salah satu pihak yang merasa terpaksa atau dipaksa pada sejak tahap perencanaan, 156 pelaksanaan, sampai tahap evaluasi. Indikator keberhasilan upaya ini ialah mencakup aspek: 1 ada tidaknya pedoman atau petunjuk pelaksanaan kerja sama; 2 ada tidaknya pembagian tugas; 3 ada tidaknya program kerja serta dana dan sarana; 4 ada tidaknya jadwal pertemuan berkala; 5 ada tidaknya sistem penilaian dan pengembangan program. Berdasarkan expert judgement, adapun nilai “pembinaan kerjasama yang harmonis antara para peternak dengan pihak perbankan dan pemerintah dalam rangka pengembangan USPSMWL” pada kondisi saat ini eksisting baru mencapai 5. Pada masa depan angka ini diperkirakan menaik atau menurun; tergantung pada situasi, kondisi, dan intensitas atau efektivitas pengelolaannya. 2. Penyediaan tenaga pembimbing teknis USPSMWL sesuai jumlah kebutuhan, yaitu tenaga yang dipersiapkan oleh Pemerintah didukung pihak swasta KPSBU dan lainnya secara rutin. Indikator keberhasilan upaya ini tersedia tidaknya tenaga sesuai dengan kebutuhan. Pada saat ini eksisting ratio jumlah tenaga pembimbing dengan jumlah USP adalah 1 : 100 artinya setiap 100 USP dibimbing rutin oleh satu orang. Berdasarkan expert judgement, adapun nilai “penyediaan tenaga pembimbing teknis USPSMWL” pada kondisi saat ini adalah 25. Pada masa depan angka ini diperkirakan menaik atau menurun; tergantung pada situasi, kondisi, dan intensitas serta efektivitas pengelolaannya. 3. Peningkatan kerjasama lintas program dan sektoral di tingkat kecamatan dan desa dalam rangka pengembangan USPSMWL, yaitu kerjasama yang didasarkan pada pendekatan kesisteman dalam arti bahwa usaha sapi perah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional adalah tugas seluruh aparatur pemerintah di semua tingkat. Indikator keberhasilan upaya ini ialah mencakup aspek: 1 ada tidaknya pedoman atau petunjuk pelaksanaan kerja sama; 2 ada tidaknya pembagian tugas; 3 ada tidaknya program kerja serta dana dan sarana; 4 ada tidaknya jadwal pertemuan berkala; 5 ada tidaknya sistem penilaian dan pengembangan program. Berdasarkan expert judgement, adapun nilai “peningkatan kerjasama lintas program dan sektoral di tingkat kecamatan dan desa dalam rangka pengembangan USPSMWL” pada kondisi saat ini baru mencapai 35. Pada masa depan angka ini diperkirakan menaik