Metode Penelitian Rancangan Penelitian
d. Menentukan derajat kepentingan relatif setiap pilihan keputusan bobot. Penentuan bobot kriteria dilakukan berdasarkan paired
comparison criteria yaitu dengan memberikan panilaian atau pembobotan angka pada masing-masing kriteria. Penilaian angka
pembobotan adalah sebagai berikut : nilai 2 jika kriteria horizontal lebih penting dari kriteria vertikal, nilai 1 jika kriteria horizontal sama
penting dengan kriteria vertikal dan nilai 0 jika kriteria horizontal kurang penting dari kriteria vertikal.
e. Melakukan perhitungan nilai dari setiap alternatif keputusan. f. Memberi peringkat nilai dari setiap alternatif keputusan.
Pembobotan dari setiap penilaian dilakukan dengan menggunakan matrik seperti terlihat pada Tabel 7.
Tabel 7.Matriks nilai untuk setiap kriteria alternatif keputusan NK
Kriteria Alternatif Keputusan
Kriteria 1
Kriteria 2
Kriteria N
Nilai Rangking
Alternatif keputusan I Nkn
Nk12 Nk1n
Alternatif keputusan II
Alternatif keputusan m Nkm1
Bobot Bobot 1
Bobot 2 Bobot n
N
k
m
1
Bobot i = Bobot untuk kriteria ke I
= Nilai kriteria ke n untuk alternative keputusan ke m m
= Pilihan Keputusan ke-m n
= Kriteria ke-n
∑
=
=
n 1
i i
bobot
N
k
m
1
m Nilai
Analytical Hierarchi Process. Proses hirarkhi analitik AHP merupakan
upaya penyederhanaan suatu persoalan kompleks yang tidak terstruktur, tetapi strategik, dan dinamis menjadi bagian-bagian serta menatanya dalam suatu
hierarki dengan prinsip kerja AHP secara singkat sebagai berikut Marimin,
2004:
a. Penyusunan hirarki, yaitu strategi penataan kawasan disusun dan diuraikan menjadi unsur-unsurnya, yaitu fokus, faktor, aktor, tujuan, kriteria dan
alternatif dalam susunan berupa struktur hirarkhi b. Penilaian kriteria dan alternatif, yaitu kriteria dan alternatif dinilai melalui
perbandingan berpasangan pairwise comparisons. Menurut Saaty 1983 dalam Marimin 2004 menggunakan skala 1 sampai 9 sebagai skala
terbaik dalam mengekspresikan pendapat untuk berbagai persoalan. c. Penentuan Prioritas, yaitu bobot atau prioritas dihitung berdasarkan nilai-
nilai perbandingan relatif berdasarkan peringkat relatif dari seluruh peringkat.
d. Konsistensi Logis, yaitu semua elemen dikelompokkan secara logis dan disusun dalam bentuk peringkat secara konsisten sesuai dengan kriteria
logis.
Analisis Interpretative Structure Modelling ISM. Interpretasi struktural
interpretatif structural modelling atau sering disingkat dengan ISM adalah metoda yang dapat membantu mengidentifikasi hubungan antara gagasanide dan
struktur penentu dalam sebuah masalah yang kompleks. Menurut Marimin 2004 teknik permodelan ISM digunakan untuk merumuskan alternatif kebijakan dimasa
yang akan datang. Tahapan dalam melakukan ISM Eriyatno, 2003 adalah:
a. Penyusunan Hierarki b. Klasifikasi sub elemen dengan analisa matrik dari klasifikasi sub elemen
disajikan pada Gambar 7. c. Menentukan keadaan state suatu faktor.
d. Membangun skenario yang mungkin terjadi.
Gambar 7. Tingkat pengaruh dan ketergantungan antar faktor
Independent Variable
Sektor IV
Linkage Variable
Sektor II
Autonomous Variable
Sektor I
Dependent Variablel
Sektor III
Ketergantungan Dependence
Daya Dorong Drive Power