Penetapan Sampel Penelitian. Pengambilan sampel untuk keperluan
pengambilan data dari stakeholder, pengambilan sampelnya dilakukan secara purpossive. Responden dipilih secara sengaja dengan acuan bahwa responden
terpilih adalah individu dewasa yang sehat dan mempunyai pengetahuan yang
memadai untuk mendiskusikan masalah penelitian.
Dalam rangka menggali informasi dan pengetahuan pendapat pakar, maka teknik pengambilan contoh yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan cara
memilih secara sengaja, dengan kriteria sebagai berikut:
a. Kesediaan pakar tersebut untuk untuk dijadikan responden b. Memiliki reputasi dan telah menunjukkan kredibilitasnya sebagai ahli atau
pakar pada topik penelitian ini c. Telah memiliki pengalaman di bidang tersebut sekurang-kurangnya dua
tahun
Adapun jumlah pakar yang dijadikan responden pada penelitian ini sebanyak 7 orang yang terdiri dari Kepala Dinas Pariwisata, Kepala Dinas
Pertanian, Dosen yang mengajar di perguruan tinggi, Bapedalda, Bapeda, Biro Perjalanan, Dinas Tata Kota. Dengan komposisi tersebut, diharapkan dapat
mewakili unsur birokrasi, akademisi, pelaku usaha, asosiasi, masyarakat, LSM dan organisasi lain yang peduli terhadap agrowisata.
3.6. Analisis Data Pendekatan Sistem dan Analisis Kebutuhan.
Dalam perencanaan dan pengembangan suatu agrowisata perlu dilakukan melalui pendekatan sistem
karena dalam pelaksanaannya melibatkan banyak pihak yang terkait dengan kebutuhan yang beragam. Sebagian kebutuhan antar pelaku saling mendukung,
sebagian lainnya justru saling bertentangan. Melalui pendekatan sistem diharapkan kebutuhan masing-masing pihak dapat dikompomikan sehingga
secara keseluruhan menguntungkan bagi pengembangan agrowisata. Kebutuhan
masing-masing pihak disajikan pada Tabel 5.
Pemerintah Daerah secara umum memiliki kepentingan bagi berkembangnya agrowisata sehingga dapat mendorong peningkatan pendapatan
asli daerah, peningkatan kesempatan kerja, peningkatan kesejahteraan masyarakat. Hal ini tentu saja dapat tercapai bila sektor agrowisata yang
ditunjang oleh pengembangan agribisnis dan agroindustri dapat berjalan dengan baik.
Formulasi Permasalahan. Pengembangan agrowisata banyak
menghadapi permasalahan yang berkaitan dengan tiga hal pokok yaitu pertanian, wisata dan masyarakat. Permasalahan yang dihadapi pelaku pengembangan
agrowisata disajikan pada Tabel 6. Identifikasi Sistem.
Identifikasi sistem dilakukan dengan menggunakan diagram input output untuk memperoleh gambaran secara lengkap dan signifikan
berbagai hal yang terkait dengan pengembangan agrowisata. Dengan demikian, kinerja sistem pengembangan agrowisata melalui bagian output yang dikehendaki
dan output yang tidak dikehendaki dapat diketahui. Diagram input output dapat memberikan gambaran bagaimana kinerja sistem agrowisata yang ditelaah dan
dikembangkan. Output yang dikehendaki meliputi: i Peningkatan pendapatan
petani dan kesejahteraan petani, ii Peningkatan Pasar, iii Perluasan kesempatan kerja dan, iv kesempatan berusaha, v Peningkatan devisa negara,
vi Peningkatan PAD dan pengembangan daerah dan vii Peningkatan nilai tambah hasil pertanian. Output yang tidak dikehendaki meliputi : i Disparitas
pendapatan, ii Over Supply produksi pertanian dan agroindustri maupun produk wisata, iii Kerusakan Lingkungan, iv Kredit Macet, v Biaya pemeliharaan
dan pengelolahan, vi pasca panen meningkat dan vii Biaya produksi meningkat.
Output dikehendaki dicapai dengan mengefektifkan fungsi seluruh elemen sistem, sedangkan output tidak dikehendaki perlu diminimasi melalui manajemen
pengendalian terhadap input terkendali, dengan memperhatikan input tidak terkendali dan input lingkungan. Diagram input output pengembangan agrowisata
berbasis masyarakat disajikan pada Gambar 6.