Aksesibilitas Faktor Penentu Kawasan Agrowisata 1. Akses Jalan
memungkinkan pengawasan yang lebih jelas, spesifik dan efektif. Hal ini berhubungan dengan tujuan untuk pengambilan keputusan yang lebih baik. Sesuai
dengan pendapat Rustiadi et al. 2004 yang mengatakan bahwa zonasi ditentukan sebagai hasil analisis spasial pengelompokan yang mempunyai kemampuan dan
karakterisrik yang sama, dengan tujuan memberikan arah pengelolaan dan perencanaan menyeluruh pada suatu wilayah yang membagi wilayah tersebut
kedalam zona-zona yang sesuai dengan peruntukan dan kegiatan yang saling mendukung compatible serta memisahkan dari kegiatan yang saling
bertentangan incompatible. Pada saat menentukan zonasi di Kecamatan Tutur, selalu dikaitkan dengan
estetika. Adapun yang dimaksud dengan estetika di sini adalah keindahan, yang menurut Simonds 1983 merupakan hubungan yang harmonis dari semua elemen
atau komponen yang dirasakan. Oleh karena itu ada hubungannya dengan pengembangan kawasan rekreasi agrowisata. Estetika dalam suatu lanskap
diartikan sebagai keindahan yang dapat mempengaruhi kualitas suatu lingkungan untuk tujuan pengembangan tersebut dan merupakan salah satu sumberdaya alam,
sehingga perlu dilestarikan dan ditingkatkan kualitasnya. Terkait dengan Kawasan Agrowisata Kecamatan Tutur, maka kawasan
agrowisata adalah tergolong memenuhi persyaratan estetika, mengingat wilayahnya cukup indah dengan iklim mikro yang juga sejuk, sehingga relatif
membuat betah siapapun yang datang ke kawasan agrowisata. Walaupun demikian penilaian estetika dapat dikatakan sebagai sesuatu yang bersifat
subyektif, sehingga berbeda menurut individu yang menilai. Namun demikian, penilaian tersebut diambil secara umum pendapat dominan. Dari hasil kuesioner
terlihat bahwa Kecamatan Tutur mempunyai estetika yang baik, dihubungkan dengan bentukan dan kualitas suatu material. Bentuk material merupakan wujud
fisik yang dapat ditangkap oleh mata dan berkaitan dengan warna serta tekstur dari material. Hal ini sesuai dengan pendapat Nohl 1988 yang mengatakan
bahwa selain dapat ditafsirkan melalui karakteristik formalnya yaitu bentuk, garis, warna, dan tekstur, kualitas estetika juga dapat dibentuk dari kombinasi
kompleksitas, keserasian, dan kesatuan, sehingga membentuk pemandangan yang indah.
Keindahan pemandangan scenic beauty merupakan hasil tanggapan atau respon seseorang terhadap lanskap di sekitarnya. Scenic beauty tersebut juga
dipengaruhi oleh bentukan fisik seperti topografi, pola vegetasi, kemiringan lahan, penutupan bangunan, rasio area berlantai dan karakteristik pengamat
seperti pergerakan, latar belakang personal, lokasi dan sudut pandang. Bentukan fisik dapat dijadikan sebagai penduga keindahan jika keindahan tersebut secara
konsisten dapat dihubungkan dengan bentukan fisik lansekap tersebut Don- Gwong Sung et al., 2001. Pengertian lain diberikan oleh Simond 1983
menyatakan bahwa keindahan merupakan hubungan yang harmonis dari semua komponen yang dirasakan. Kawasan agrowisata Kecamatan Tutur yang ada di di
sekeliling gunung membentuk keindahan pemandangan tersendiri, sehingga kawasan ini mempunyai potensi yang sangat baik untuk dikembangkan kegiatan
wisata. Mengingat kawasan tersebut kegiatannya didominasi oleh kegiatan pertanian dan mempunyai produk unggulan, maka kawasan ini paling tepat jika
dikembangkan menjadi kawasan agrowisata.