Lokasi dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Penelitian
Pemerintah Daerah secara umum memiliki kepentingan bagi berkembangnya agrowisata sehingga dapat mendorong peningkatan pendapatan
asli daerah, peningkatan kesempatan kerja, peningkatan kesejahteraan masyarakat. Hal ini tentu saja dapat tercapai bila sektor agrowisata yang
ditunjang oleh pengembangan agribisnis dan agroindustri dapat berjalan dengan baik.
Formulasi Permasalahan. Pengembangan agrowisata banyak
menghadapi permasalahan yang berkaitan dengan tiga hal pokok yaitu pertanian, wisata dan masyarakat. Permasalahan yang dihadapi pelaku pengembangan
agrowisata disajikan pada Tabel 6. Identifikasi Sistem.
Identifikasi sistem dilakukan dengan menggunakan diagram input output untuk memperoleh gambaran secara lengkap dan signifikan
berbagai hal yang terkait dengan pengembangan agrowisata. Dengan demikian, kinerja sistem pengembangan agrowisata melalui bagian output yang dikehendaki
dan output yang tidak dikehendaki dapat diketahui. Diagram input output dapat memberikan gambaran bagaimana kinerja sistem agrowisata yang ditelaah dan
dikembangkan. Output yang dikehendaki meliputi: i Peningkatan pendapatan
petani dan kesejahteraan petani, ii Peningkatan Pasar, iii Perluasan kesempatan kerja dan, iv kesempatan berusaha, v Peningkatan devisa negara,
vi Peningkatan PAD dan pengembangan daerah dan vii Peningkatan nilai tambah hasil pertanian. Output yang tidak dikehendaki meliputi : i Disparitas
pendapatan, ii Over Supply produksi pertanian dan agroindustri maupun produk wisata, iii Kerusakan Lingkungan, iv Kredit Macet, v Biaya pemeliharaan
dan pengelolahan, vi pasca panen meningkat dan vii Biaya produksi meningkat.
Output dikehendaki dicapai dengan mengefektifkan fungsi seluruh elemen sistem, sedangkan output tidak dikehendaki perlu diminimasi melalui manajemen
pengendalian terhadap input terkendali, dengan memperhatikan input tidak terkendali dan input lingkungan. Diagram input output pengembangan agrowisata
berbasis masyarakat disajikan pada Gambar 6.
Tabel 5. Analisis kebutuhan pelaku sistem pengembangan agrowisata No
Pelaku Sistem Kebutuhan Pelaku Sistem
1. Pemerintah Daerah
dan dinas terkait Dinas pariwisata,
Disbun, Distan, Dinas Indag, dan dinas
lainnya Penerimaan devisa negara
Peningkatan investasi di sektor pariwisata Peningkatan produksi hasil-hasil pertanian
Berkembangnya agroindustri Ketersediaan bahan baku hasil pertanian
Pelestarian lingkungan hidup Peningkatan Pendapatan Asli Daerah PAD
Peningkatan kesempatan kerja Pengembangan infrastruktur daerah
2. Lembaga Keuangan
Terpenuhinya target penyaluran kredit Pengembalian kredit yang lancar
3. Industri Pariwisata
Iklim berusaha yang stabil Peningkatan keuntungan
Pengembalian kredit yang lancar Birokrasi dan perijinan yang tidak rumit
4. Petani
Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan Pemasaran produk hasil pertanian yang lancar
Biaya produksi yang terjangkau Pengembalian kredit lancar
Kelayakan usaha kemudahan modal usaha 5.
Wisatawan Kenyamanan dan Keamanan di tempat wisata
Kemudahan untuk menjangkau lokasi Sarana dan prasarana yang lengkap
Produk produk agrowisata yang berkualitas Harga yang terjangkau
6. Masyarakat sekitar
lokasi agrowisata Tersedianya lapangan kerja
Terpeliharanya ekosistem dan sosial budaya Tersedianya infrastruktur dan prasarana daerah
Tabel 6. Komponen pelaku dan permasalahan dalam pengembangan agrowisata
No Komponen Pelaku
Sistem Formulasi Permasalahan
1. Pemerintah daerah dan
Dinas terkait Dinas pariwisata, Deptan,
Dinas KUKM, Dinas Indag dan Dinas yang
terkait lainnya Rendahnya dukungan pemerintah baik
langsung maupun tidak langsung Lemahnya birokrasi untuk pendirian usaha di
bidang agrowisata Belum terkoordinasi baik lembaga terkait
Rendahnya jaminan berusaha di daerah pedesaan
Lemahnya dukungan pemerintah perdesaan atas sarana infrastruktur
2. Petani produsen
kelompok pekebun dan koperasi pekebun
Biaya produksi yang cukup besar Tingginya suku bunga perbankan dan sulit
mengakses permodalan Kemampuan keterampilan dan manajerial
masih rendah 3.
Pengelola industri agrowisata
Persaingan ketat dalam mendapatkan paket wisata
Belum ada formulasi yang saling menguntungkan semua pihak pelaku industri
Lemahnya usaha kecilpengrajin dalam akses peluang wisata
4. Lembaga keuangan dan
donor serta departemen terkait lainnya
Risiko pengembalian kredit tinggi Waktu pengembalian kredit yang relatif lama
Tidak berfungsinya fasilitasi pemerintah sebagai mediator dalam permodalan
5. Wisatawan
Daya beli rendah Fasilitas dan Keamanan kurang memadai di
tempat wisata Biaya wisata yang tidak terjangkau
6. Masyarakat sekitar
kawasan agrowisata Rendahnya skill tenaga kerja
Belum kuatnya budaya industri wisata Dampak kerusakan lingkungan dan sosial
budaya yang tidak terkontrol