mendukung kegiatan bertani seperti balai penelitian atau laboratorium dengan pengadaan teknologi-teknologi dapat menambah pengetahuan
para petani untuk mampu meningkakan hasil panen. c. Perlu juga diadakan studi lapang ke daerah-daerah lain untuk
memberikan gambaran cara bertani yang baik. Sehingga bisa menyadarkan pada para produsen tani bahwa daerah mereka memiliki
potensi yang baik untuk menuju pada hasil yang baik pula. d. Masyarakat di sekitar zona pengembangan area agrowisata diupayakan
untuk membentuk kawasan wisata berupa unit-unit wisata sesuai dengan komoditas unggulan tiap-tiap desa, sehingga mempermudah
dalam membuat paket wisata. Misalnya kawasan wisata petik apel, kawasan wisata petik sayur hingga kawasan khusus hasil pertanian,
dan oleh-oleh khas daerah.
5.2.2. Pemetaan Komoditas Berdasarkan Zona Agrowisata
Kunci keberhasilan pembangunan agrowisata adalah memberlakukan setiap daerah agrowisata sebagai satu unit tunggal otonom mandiri tetapi
terintegrasi secara sinergik dengan keseluruhan sistem pengembangan wilayahnya.
Pemetaan kawasan agrowisata berdasar komoditas, dapat ditetapkan menjadi dua zona jalur agrowisata. Identifikasi zona menurut Gunn 1994
didasarkan pada kriteria berikut : 1. Sekumpulan obyek wisata, termasuk yang telah ada maupun yang baru,
semua didasarkan pada aset sumberdaya yang ada. 2. Paling tidak ada satu pusat pelayanan masyarakat, lebih banyak lebih baik.
3. Hubungan dengan jalan darat, jalan laut, jalan udara diantara dan dengan semua sistem sirkulasi regional.
4. Suatu kesatuan subregional yang didapatkan dari pengaruh masyarakat, basis sumber daya alam dan manusia, serta suatu kesatuan tema obyek
wisata.
Perencanaan kawasan wisata penting untuk semua jenis program pariwisata. Pembagian zona-zona wilayah sebagai perwujudan pembagian
kawasan, dapat mencegah duplikasi antara program pariwisata yang berbeda disuatu daerah, mengkombinasikan sumber daya berbagai kelompok yang terlibat
untuk perkembangan, dan mempromosikan keragaman atraksi bagi pengunjung. Pembagian zonasi wisata dapat mempermudah pelaku agrowisata untuk
mengeksplorasi potensi wisata yang dimilikinya. Menurut Ryan dan Heyes 2009, pembagian zonasi agrowisata dapat mempermudah untuk:
• Memahami konsep tiap zona dan yang akan diterapkan. • Memahami dengan baik hubungan antara pembagian zona dan
bisnisusaha yang cocok. • Mengidentifikasi sumber-sumber tambahan berdasarkan zona yang
terbentuk. Dari dua belas desa tersebut berdasarkan potensi komoditas pertanian
andalan dan letak geografisnya, pemetaan wilayah berdasar komoditasnya dapat dilihat pada Gambar 10. Pemetaan kawasan agrowisata berdasar komoditas di
Kecamatan Tutur Kabupaten Pasuruan dibagi sebagai berikut :
1. Kawasan Agrowisata Zona I
Kawasan Agrowisata Zona I meliputi wilayah 7 desa yaitu : 1 Desa Ngembal potensi komoditas Durian
2 Desa Tutur potensi komoditas Pisang 3 Desa Tlogosari potensi komoditas Paprika
4 Desa Gendro potensi komoditas Paprika dan Bunga Krisan 5 Desa Blarang potensi komoditas Bunga Krisan dan Apel
6 Desa Kayukebek potensi komoditas Apel 7 Desa Ngadirejo potensi komoditas Sayur – sayuran
2. Kawasan Agrowisata Zona II
Kawasan Agrowisatan Zona II ini meliputi wilayah 6 desa yaitu : 1 Desa Ngembal potensi komoditas durian
2 Desa Kalipucang potensi komoditas pisang dan durian 3 Desa Tutur potensi komoditas pisang