Prasarana Pendukung Faktor Penentu Kawasan Agrowisata 1. Akses Jalan
lanskap secara luas. Menurut Ewald 2001 estetika secara umum didefinisikan sebagai suatu pengetahuan tentang keindahan dan pembelajaran keselarasan
terhadap alam atau seni. Adapun kualitas visual estetis merupakan hasil peretemuan antara fitur fisik dari lanskap dan proses psikologis persptual,
kognitif, dan emosional dari pengamat Daniel, 2001. Selanjutnya setelah didapat lanskap yang potensial untuk dijadikan kawasan agrowisata, pada
umumnya dilanjutkan dengan kegiatan lainnya yaitu menentukan zonasi. Zonasi utama adalah kumpulan dari beberapa desa yang merupakan sub
kawasan baik yang telah ada maupun yang baru dengan memperhatikan aset sumberdaya yang ada, sarana transportasi, waktu tempuh, durasi wisata,
keberagaman objek, serta suatu kesatuan tema objek wisata. Mempertimbangkan berbagai potensi komoditas pertanian andalan dan letak geografis serta kesatuan
administrasi desa, maka dari 12 desa yang ada zonasi kawasan agrowisata di Kecamatan Tutur dibagi menjadi dua zona jalur agrowisata Zona I dan Zona II.
Kawasan Agrowisata Zona I. Zona ini meliputi wilayah 7 desa yaitu :
1 Desa Ngembal potensi komoditas Durian 2 Desa Tutur potensi komoditas Pisang
3 Desa Tlogosari potensi komoditas Paprika 4 Desa Gendro potensi komoditas Paprika dan Bunga Krisan
5 Desa Blarang potensi komoditas Bunga Krisan dan Apel 6 Desa Kayukebek potensi komoditas Apel
7 Desa Ngadirejo potensi komoditas Sayur-sayuran
Kawasan Agrowisata Zona II. Zona ini meliputi wilayah 7 desa yaitu :
1 Desa Ngembal potensi komoditas Durian 2 Desa Kalipucang potensi komoditas Pisang dan Durian
3 Desa Tutur potensi komoditas Pisang 4 Desa Gendro potensi komoditas Paprika dan Bunga krisan
5 Desa Wonosari pusat keramaian kota dan penghasil Apel 6 Desa Andonosari potensi komoditas Apel sebagai wisata petik
7 Desa Ngadirejo potensi komoditas sayur-sayuran Untuk memberi warna tersendiri dari masing-masing zona dan agar tidak
terpusatkan semua kegiatan di satu tempat, maka dibuatlah pusat-pusat kegiatan yang mendukung kegiatan agrowisata secara terpisah menurut skala usaha dan
skala kegiatan sesuai kompetensi dan potensi daerah tersebut.