Kerangka Konseptual Penelitian METODE PENELITIAN

Tabel 6. Komponen pelaku dan permasalahan dalam pengembangan agrowisata No Komponen Pelaku Sistem Formulasi Permasalahan 1. Pemerintah daerah dan Dinas terkait Dinas pariwisata, Deptan, Dinas KUKM, Dinas Indag dan Dinas yang terkait lainnya Rendahnya dukungan pemerintah baik langsung maupun tidak langsung Lemahnya birokrasi untuk pendirian usaha di bidang agrowisata Belum terkoordinasi baik lembaga terkait Rendahnya jaminan berusaha di daerah pedesaan Lemahnya dukungan pemerintah perdesaan atas sarana infrastruktur 2. Petani produsen kelompok pekebun dan koperasi pekebun Biaya produksi yang cukup besar Tingginya suku bunga perbankan dan sulit mengakses permodalan Kemampuan keterampilan dan manajerial masih rendah 3. Pengelola industri agrowisata Persaingan ketat dalam mendapatkan paket wisata Belum ada formulasi yang saling menguntungkan semua pihak pelaku industri Lemahnya usaha kecilpengrajin dalam akses peluang wisata 4. Lembaga keuangan dan donor serta departemen terkait lainnya Risiko pengembalian kredit tinggi Waktu pengembalian kredit yang relatif lama Tidak berfungsinya fasilitasi pemerintah sebagai mediator dalam permodalan 5. Wisatawan Daya beli rendah Fasilitas dan Keamanan kurang memadai di tempat wisata Biaya wisata yang tidak terjangkau 6. Masyarakat sekitar kawasan agrowisata Rendahnya skill tenaga kerja Belum kuatnya budaya industri wisata Dampak kerusakan lingkungan dan sosial budaya yang tidak terkontrol Gambar 6. Diagram input output pengembangan industri agrowisata Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan Input yang tidak terkendali : - Demografikependudukan - Geografi dan topografi - Persaingan pasar internasional - Iklim dan cuaca Pengembangan Industri Agrowisata Di Kecamatan Tutur Kabupaten Pasuruan Input yang terkendali : - Investasi - Teknologi budidaya dan teknologi proses - Manajemen pariwisata - Sumber daya manusia - Sarana dan prasana - Teknologi informasi dan transportasi - Program Pemasaran agrowisata Manajemen Pengendalian Agrowisata Output yang tidak dikehendaki : - Disparitas pendapatan - Kelebihan Pasokan - Kerusakan Lingkungan - Kredit Macet - Biaya pemeliharaan dan pengelolahan pasca panen meningkat - Biaya produksi meningkat Output yang dikehendaki : - Peningkatan pendapatan petani dan kesejahteraan petani - Peningkatan Pasar - Perluasan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha - Peningkatan devisa negara - Peningkatan PAD dan pengembangan daerah - Peningkatan nilai tambah hasil pertania n Input Lingkungan - Peraturan perundang-undangan - Organisasi Pariwisata Dunia PATA, dll - Kerjasama ekonomi antar kawasan AFTA, APEC Berdasarkan Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Pasuruan 2004 – 2009 di Kecamatan Tutur direncanakan pengembangan daerah kawasan agrowisata yang menunjuk lima desa utama sebagai lokasi pengembangan agrowisata Desa Ngembal, Desa Andonosari, Desa Wonosari, Desa Tlogosari dan Desa Tutur, sehingga oleh karenanya penelusuran data dan informasi mencakup kelima wilayah yang bersangkutan. Data dan informasi yang dikumpulkan secara garis besar meliputi data stakeholder, sosial ekonomi, biofisik, institusional dan kebijakan pengolahan. Lokasi penelitian guna memperoleh data dan informasi faktual yang representatif dilakukan mulai dari pengumpulan data di tingkat pusat Kabupaten terutama pada Dinas Pembanguan Daerah Bappeda bidang ekonomi, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, dan Dinas Pertanian Tanaman Pangan. Untuk selanjutnya dilakukan pendekatan ke Kecamatan terkait Tutur yang dianggap sebagai connector antara kebijakan pemerintah pusat dengan implementasinya. Dan selanjutkan melakukan cross check langsung terhadap kondisi riil di lapang yaitu kawasan – kawasan agrowisata. Metode Perbandingan Eksponensial MPE. Tahapan yang dilakukan dalam melaksanakan pengambilan keputusan dengan menggunakan MPE adalah sebagai berikut:

a. Menentukan alternatif keputusan. Kawasan, komoditas, produk

unggulan, dan zonasi didasarkan pada wawancara dan menggali pendapat dari responden berdasarkan pengisian kuesioner.

b. Menyusun kriteria keputusan yang akan diambil. Penentuan kriteria

dalam pemilihan komoditas unggulan ini ditentukan melalui kajian pustaka dan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pengembangan serta kebiasaan yang lazim dalam usaha pengembangan agrowisata serta pendapat dari responden.

c. Menentukan derajat kepentingan relatif setiap kriteria keputusan.

Batasan angka penilaian adalah sebagai berikut : nilai 4 jika kriteria tersebut sangat berpengaruh, nilai 3 jika kriteria berpengaruh cukup besar, nilai 2 jika kriteria kurang berpengaruh dan nilai 1 jika kriteria tidak berpengaruh terhadap komoditas alternatif.