Lokasi Kawasan Agrowisata Faktor Penentu Kawasan Agrowisata 1. Akses Jalan

Keindahan pemandangan scenic beauty merupakan hasil tanggapan atau respon seseorang terhadap lanskap di sekitarnya. Scenic beauty tersebut juga dipengaruhi oleh bentukan fisik seperti topografi, pola vegetasi, kemiringan lahan, penutupan bangunan, rasio area berlantai dan karakteristik pengamat seperti pergerakan, latar belakang personal, lokasi dan sudut pandang. Bentukan fisik dapat dijadikan sebagai penduga keindahan jika keindahan tersebut secara konsisten dapat dihubungkan dengan bentukan fisik lansekap tersebut Don- Gwong Sung et al., 2001. Pengertian lain diberikan oleh Simond 1983 menyatakan bahwa keindahan merupakan hubungan yang harmonis dari semua komponen yang dirasakan. Kawasan agrowisata Kecamatan Tutur yang ada di di sekeliling gunung membentuk keindahan pemandangan tersendiri, sehingga kawasan ini mempunyai potensi yang sangat baik untuk dikembangkan kegiatan wisata. Mengingat kawasan tersebut kegiatannya didominasi oleh kegiatan pertanian dan mempunyai produk unggulan, maka kawasan ini paling tepat jika dikembangkan menjadi kawasan agrowisata.

7.2.1. Zonasi Utama

Suatu kawasan agrowisata dikatakan potensial jika mempunyai kualitas lanskap yang baik. Adapun yang dimaksud dengan kualitas lanskap tersebut adalah derajat keunggulan dari kawasan tersebut. Menurut Daniel 2001 penilaian kualitas lanskap tersebut meliputi semua aspek lingkungan dan pengalaman manusia terhadap lingkungan. Penilaian kualitas lanskap itu sendiri minimum dapat menentukan secara visual lanskap mana yang lebih baik atau lebih unggul dibanding dengan yang lain. Adapun beberapa parameter yang digunakan untuk menentukan kualitas visual suatu lanskap adalah kesatuan sumberdaya visual lanskap dalam membentuk suatu unit visual yang harmonis dan koheren, kesan hidup dari penggabungan elemen-elemen yang kontras, visual elemen-elemen pembentuk lanskap serta keutuhan kondisi lanskap alami dan bantuan Iverson et.al.,1993. Selain dilihat kualitas lanskap juga dilihat estetika lanskap dan evaluasi pemandangan yang semuanya merupakan bagian yang penting dalam memahami lanskap secara luas. Menurut Ewald 2001 estetika secara umum didefinisikan sebagai suatu pengetahuan tentang keindahan dan pembelajaran keselarasan terhadap alam atau seni. Adapun kualitas visual estetis merupakan hasil peretemuan antara fitur fisik dari lanskap dan proses psikologis persptual, kognitif, dan emosional dari pengamat Daniel, 2001. Selanjutnya setelah didapat lanskap yang potensial untuk dijadikan kawasan agrowisata, pada umumnya dilanjutkan dengan kegiatan lainnya yaitu menentukan zonasi. Zonasi utama adalah kumpulan dari beberapa desa yang merupakan sub kawasan baik yang telah ada maupun yang baru dengan memperhatikan aset sumberdaya yang ada, sarana transportasi, waktu tempuh, durasi wisata, keberagaman objek, serta suatu kesatuan tema objek wisata. Mempertimbangkan berbagai potensi komoditas pertanian andalan dan letak geografis serta kesatuan administrasi desa, maka dari 12 desa yang ada zonasi kawasan agrowisata di Kecamatan Tutur dibagi menjadi dua zona jalur agrowisata Zona I dan Zona II. Kawasan Agrowisata Zona I. Zona ini meliputi wilayah 7 desa yaitu : 1 Desa Ngembal potensi komoditas Durian 2 Desa Tutur potensi komoditas Pisang 3 Desa Tlogosari potensi komoditas Paprika 4 Desa Gendro potensi komoditas Paprika dan Bunga Krisan 5 Desa Blarang potensi komoditas Bunga Krisan dan Apel 6 Desa Kayukebek potensi komoditas Apel 7 Desa Ngadirejo potensi komoditas Sayur-sayuran