2. Potensi pasar komoditas unggulan
Kriteria ini memiliki makna strategis dalam menentukan prioritas komoditas unggulan agrowisata karena akan menentukan tingkat minat
wisatawan berkunjung yang akan berimplikasi terhadap kinerja perusahaan agrowisata.
Kotler 2002 menyatakan, kemampuan perusahan harus mampu mengidentifikasi peluang, memanfaatkan dan sekaligus memelihara peluang
pemasaran yang ada. Hal ini karena kondisi pemasaran pada saat sekarang bersifat sangat dinamis sehingga akan dengan mudah menyebabkan perpindahan
pelanggan. Dalam konteks agrowisata, komoditas yang dikembangkan harus dapat memenuhi selera dan permintaan wisatawan.
Tabel 20. Zonasi komoditas sektor pertanian Kecamatan Tutur tahun 2009
No. Jenis Potensi
Desa Unggulan
1.
2.
3.
Hortikultura Buah-Buahan :
1. Apel 2. Durian
3. Pisang
Hortikultura Sayur-Sayuran :
1. Kubis 2. Cabe
3. Kentang 4. Paprika
5. Wortel 6. Bunga Krisan
Perkebunan :
1. Kopi 2. Kelapa
3. Cengkeh 1. Ngadirejo, Blarang, Kayukebek,
Andonosari, Wonosari, Gendro, Tlogosari, Tutur, Pungging,
Kalipucung,
2. Kalipucung, Sumberpitu, Ngembal 3. Tutur dan Kalipucung
1. Ngadirejo Kayukebek, Wonosari, Tutur, Pungging
2. Blarang Gendro 3. Ngadirejo
4. Wonosari, Gendro, Tlogosari, 5. Ngadirejo, Blarang, Kayukebek,
Andonosari, Wonosari, 6. Blarang, Wonosari, Gendro, Tlogosari,
1. Seluruh desa di Kecamatan Tutur 2. Ngembal dan Sumberpitu
3. Ngadirejo, Blarang, Kayukebek, Andonosari, Wonosari, Gendro,
Tlogosari, Tutur, Pungging, Kalipucung, Ngembal
Sumber : BPS Pertanian Kecamatan Tutur Tahun 2009
3. Nilai Komersial komoditas Selain potensi pasar yang merujuk pada aspek seberapa banyak jumlah
konsumen yang menyukai komoditas, maka kriteria nilai komersial ini sangat penting dalam pengembangan komoditas unggulan. Hal ini karena kriteria
tersebut akan menunjukkan citra komoditas yang direspon dengan baik oleh wisatawan. Selain itu juga akan memberikan implikasi sangat besar jika
pengembangan komoditas tersebut meningkatkan nilai tambah bagi pengembangan kawasan agrowisata dan masyarakat setempat. Beberapa potensi
komoditas dan wilayahnya adalah : 1. Desa Wonosari, yaitu sebagai pusat keramaian yang berada tepat di
jantung Nongkojajar dan merupakan salah satu kawasan Nongkojajar yang paling penting.
2. Desa Kayu Kebek, yaitu salah satu desa penghasil apel untuk bahan baku industri pertanian Nongkojajar.
3. Desa Andonosari, yaitu salah satu desa yang mendistribusikan hasil pertanian apel di daerah Nongkojajar untuk di salurkan ke kota - kota
di seluruh Indonesia. 4. Desa Ngadirejo, yaitu adalah desa yang masih dalam lingkup suku
Tengger, sebagai induk penghasil berbagai jenis sayuran, antara lain: kol, kentang, ercis, wortel, lobak, sawi, cabai.
5. Desa Gendro, yaitu desa penghasil Bunga chrysanthemum, yang menjadi Trend center diantara para florist. Terdapat ratusan pohon
pinus untuk diambil getahnya sebagai bahan baku pembuat karet. 6. Desa Tlogosari, yaitu desa yang menghasilkan Paprika dan satu -
satunya didaerah Nongkojajar. 7. Desa Pungging, yaitu desa Penghasil susu sapi segar yang layak untuk
di konsumsi setiap oleh masyarakat dan di proses sebagai susu bubuk instan oleh korporat ternama di Indonesia.
8. Desa Ngembal, yaitu jika anda ingin berburu buah durian, nah disinilah tempatnya. karena kawasan ini sebagai tempat pembudidayaan Pohon
durian dengan varietas terbaik.
9. Desa Kalipucang, merupakan penghasil biji kopi arabica dan torabica terbaik di kawasan Nongkojajar.
10. Desa Tutur, yaitu salah satu desa penghasil cengkeh dengan mutu yang tidak kalah dengan cengkeh kualitas import.
11. Desa Sumberpitu, yaitu Desa Ternak yang menghasilkan ayam petelor dan ayam potong.
12. Desa Blarang, yaitu penghasil buah apel dengan varietas yang terbaik seperti, rome beauty, manalagi, anna, dan wanglee dengan kualitas
terbaik di wilayah Nongkojajar. Berdasarkan atas beberapa komoditi buah-buahan dan kesesuaian dengan
agro-climate nya maka komoditas yang berpeluang untuk terus dikembangkan diantaranya adalah apel dan durian, untuk nilai komersial tiap komoditas dapat
dilhat pada Lampiran 1.
4. Potensi produksi Komoditas
Potensi produksi perlu dipertimbangkan dalam penentuan komoditas unggulan karena terkait dengan ketersediaan komoditas dalam pengembangan
agrowisata. Produksi komoditas buah-buahan secara umum di Pasuruan meliputi: apel sebesar 92.682 tontahun, salak sebesar 1.154,95 tontahun, durian sebesar
26.443, 55 tontahun dan pisang sebesar 45.447,15 tontahun Dinas Pertanian Kabupaten Pasuruan, 2004
5. Kemampuan dan keterampilan teknologi produksi
Kriteria ini perlu diperhatikan agar dalam pengembangannya, selain didasarkan pada potensi komoditas dan nilai komersialnya, juga kemampuan
dasar sumberdaya manusia setempat dalam pengelolaan produksi. Hal ini akan dapat menunjang secara komprehensif pengembangan agrowisata.
6. Dukungan dan kebijakan pemerintah daerah
Pengembangan agrowisata perlu memperoleh dukungan dari pemerintah daerah khususnya dalam pengembangan infrastruktur, promosi dan fasilitas
lainnya yang terkait dengan kenyamanan dan keamanan wisatawan. Pemerintah Kabupaten Pasuruan sedang mengembangkan sejumlah kawasan wisata meliputi
Taman Candrawirwatirta, Taman Vina Golf, kawasan Wisata Tretes, ke Taman Dayu, Taman Safari, Kebun Raya Purwodadi, Agrowisata di Kawasan Tutur dan
Puncak Bromo. Secara umum, akomodasi wisata yang ada di Kecamatan Tutur sendiri
adalah terdapat 2 buah pondok wisata, 1 buah restoran, 12 buah warung Pariwisata dalam Angka, 2007. Jenis-jenis wisata lokalnya antara lain Air
Terjun Coban Waru, yang dikelola oleh PT. PERHUTANI terkenal sebagai tempat ibadah dengan daya tarik berupa pemandian alam dan udara sejuk khas
pegunungan. Kemudian Agro Bunga Krisan dan Paprika yang terletak di Desa
Tlogosari, serta Agrowisata Apel di Desa Andonosari yang dikelola oleh dinas pertanian yang didalamnya disediakan Homestay dengan daya tarik utama berupa
perkebunan, kebun apel dan udara sejuk pegunungan. Untuk Agro Petik Apel, diketahui berdasar data jumlah pengunjung pada tahun 2007, terdapat sebanyak
60.150 orang pengunjung Pariwisata dalam Angka, 2007. Selain itu, di Kecamatan Tutur ini terdapat peternakan sapi perah yang cukup besar terletak di
Desa Wonosari, lalu Agro Jamur di Desa Ngadirejo, Agro Durian Montong di Desa Ngembal yang juga memiliki fasilitas homestay, dimana pengelolanya
adalah pihak swasta.
7. Prioritas Pengembangan Komoditas Unggulan
Hasil analisis menunjukkan bahwa prioritas pengembangan komoditas unggulan adalah apel dengan kategori tinggi, bunga dan tanaman obat
terkategori sedang, mangga dan durian terkategori rendah. Austin 1993 menunjukkan pengembangan komoditas unggulan harus memperhatikan
sejumlah faktor utama antara lain potensi pasar, ketersediaan dan kontinuitas bahan baku, dan peluang pengembangan produk olahannya. Apel merupakan
buah yang relatif cukup disenangi berbagai kalangan sehingga potensi pasarnya sangat baik. Di Indonesia daerah penghasil sangat terbatas, sehingga Kawasan
Tutur yang memiliki potensi apel ini sangat prospektif dikembangkan lebih lanjut.