Kondisi Fisik Dasar GAMBARAN UMUM WILAYAH

Listrik. Pelayanan listrik oleh PLN sudah dapat menjangkau sebagian besar daerah di Kecamatan Tutur. Hal ini terlihat dari sudah terpenuhinya kebutuhan listrik penduduk di 15.162 keluarga, atau sudah 100. Produksi listrik sebesar 78.481 kwh sudah terdistribusikan sebesar 69.974 mwh 89,16 dari daya yang mampu disediakan dan dapat terdistribusikan secara merata untuk kebutuhan penduduk yakni kebutuhan rumah tangga, industri, sosial dan lainnya. Telekomunikasi. Sebagai jaringan komunikasi utama, pelayanan telepon menjadi bagian penting dalam usaha pengembangan konsep kawasan agrowisata di Kecamatan Tutur. Termasuk menunjang alat yang memperlancar proses penyediaan bahan baku, percepatan informasi teknologi, dan perluasan jangkauan pemasaran produk dari masing-masing kawasan agrowisata yang akan dikembangkan serta hubungan antar kawasan tersebut dan antara kawasan tersebut dengan wilayah pendukung di sekitarnya.

4.3. Profil Ekonomi dan Pertumbuhannya di Kabupaten Pasuruan Profil Ekonomi Kabupaten Pasuruan.

Melihat data PDRB, volume ekonomi Kabupaten Pasuruan tahun 2007 sebesar 10,66 trilyun rupiah, dengan penyumbang terbesar berasal dari industri pengolahan dengan 3,41 trilyun rupiah atau sekitar 32,01 persen. Sektor pertanian berada pada urutan kedua. Perkembangan volume ekonomi terus mengalami penurunan dalam 3 tahun terakhir selama kurun waktu tahun 2004-2007. Perkembangan volume ekonomi pada tahun 2004-2005, tahun 2005-2006 dan 2006-2007 masing-masing sebesar 18,99 persen, 17,09 persen dan 13,75 persen. Dalam 3 kurun waktu tersebut masing-masing mengalami penurunan sebesar 1,9 persen dan 3,34 persen. Namun hal ini sangat berkebalikan jika dilihat dari perkembangan antara sektor industri dengan sektor pertanian. Sebagaimana terlihat pada Gambar 8, industri pengolahan menyumbang 32,01 terlihat kekontrasan antar sektor industri pengolahan dengan sektor pertanian dalam interval tahun 2004-2007. Sektor industri pengolahan selama tahun 2004-2007 terus mengalami kenaikan, sedangkan pada sektor pertanian terus mengalami penurunan. Kondisi ini diduga karena terjadi pergeseran dalam perekonomian masyarakat dengan mulai menyusutnya lahan dan pembukaan industri baru terutama pada kawasan industri. Sektor-sektor lapangan usaha selain dikelompokkan dalam sembilan sektor lapangan usaha, pengelompokan juga dapat didasarkan atas penggunaan bahan baku dan produknya yang terbagi atas tiga kelompok di bawah ini: a. Kelompok Primer, yaitu kelompok sektor-sektor yang sepenuhnya tergantung kepada hasil bumi; dimana sektor-sektor yang termasuk dalam kelompok ini adalah sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian. b. Kelompok Sekunder, yaitu: kelompok sektor-sektor yang produknya merupakan hasil pengolahan; dimana sektor-sektor yang termasuk dalam kelompok ini adalah sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas, dan air minum serta dan sektor bangunan. Gambar 9. Volume ekonomi Kabupaten Pasuruan tahun 2007 c. Kelompok Tersier, yang terdiri kelompok sektor-sektor yang produknya berupa jasa; dimana sektor-sektor yang termasuk dalam kelompok ini adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor angkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan serta dan jasa-jasa. 500000 1000000 1500000 2000000 2500000 3000000 3500000 2007 Pertanian Pertambangan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Minum Bangunan Perdagangan, Hotel Restoran Angkutan Komunikasi Keuangan, Persewaan Jasa Perusahaan Jasa- jasa Pada Gambar 10 digambarkan struktur perekonomian dalam kurun waktu 2005-2007 lebih didominasi kelompok sekunder dan tersier. Kedua kelompok tersebut saling bersaing dengan komposisi yang tidak berbeda jauh. Kesimpulan yang dapat diambil dari Gambar 10 di atas sebagai berikut : a. Kelompok sekunder dan tersier mempunyai kontribusi yang relatif berimbang b. Penurunan pada kelompok primer diasumsikan bahwa ketergantungan terhadap hasil bumi semakin berkurang, c. Pergeseran kelompok primer tersebar secara merata pada kelompok sekunder dan tersier Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Pasuruan. Pertumbuhan berpengaruh pada roda perekonomian pada suatu daerah. Apabila ada suatu sektor yang mempunyai struktur besar dengan pertumbuhan ekonomi lambat, maka hal tersebut akan menghambat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan pada suatu daerah Tabel 13. Di lain sisi, apabila didapati suatu sektor yang mempunyai struktur ekonomi besar didukung dengan pertumbuhan yang tinggi, maka sektor ini dapat menjadi tumpuan atau roda penggerak perekonomian di derah tersebut. Pertumbuhan ekonomi dapat diperoleh melalui angka Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga kostan 2000 merupakan rata-rata tertimbang dari tingkat pertumbuhan. Gambar 10. Struktur perekonomian Kabupaten Pasuruan tahun 2005-2007 Tabel 13. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pasuruan tahun 2002 – 2007 Sektor Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Pertanian 2,51 2,42 2,16 1,9 3,05 3,07 Pertambangan Penggalian 8,23 9,51 5,13 9,09 8,3 8,10 Industri Pengolahan 3,25 5,03 6,9 7,06 7,14 7,20 Listrik, Gas dan Air Minum 11,78 4,59 8,25 8,03 7,91 7,92 Bangunan 8,44 9,69 11,13 11,64 11,9 11,45 Perdagangan, Hotel Restoran 5,58 5,55 6,29 6,17 7,35 7,58 Angkutan Komunikasi 9,43 4,48 2,41 4,17 4,85 5,23 Keuangan, Persewaan Jasa Perusahaan 5,35 5,46 5,89 6,16 6,28 6,82 Jasa- jasa 2,59 2,96 2,67 4,08 4,77 5,87 Kabupaten Pasuruan 3,98 4,32 4,98 5,23 5,94 6,17 Sumber : Bappeda Kab. Pasuruan 2007 Pada Tabel 13 di atas bahwa sektor pertanian mengalami pertumbuhan yang fluktuatif sampai dengan tahun 2007, walaupun tetap memberikan kontribusi angka positif pada pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pasuruan. Kestabilan laju pertumbuhan pada sektor industri pengolahan dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan di Kabupaten Pasuruan semakin terlihat dengan melihat perbandingan pada angka pertumbuhan ekonomi secara kumulatif. Padal data series tahun 2002-2007, jelas terlihat laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pasuruan yang terus menanjak sehingga pada tahun 2007 dapat menembus angka 5,97 persen. Data series inipun menunjukkan kecenderungan yang semakin baik dalam interval tahun 2002-2007.

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Pemilihan Kawasan Agrowisata Unggulan Kabupaten Pasuruan

Agrowisata merupakan bagian dari obyek kepariwisataan yang memanfaatkan usaha pertanian agro sebagai obyek utama. Agrowisata dapat diartikan suatu kegiatan yang secara sadar ingin menempatkan sektor primer pertanian di kawasan sektor tersier pariwisata, agar perkembangan sektor primer itu dapat lebih dipercepat, dan petani mendapatkan peningkatan pendapatan dari kegiatan pariwisata yang memanfaatkan sektor pertanian tersebut. Model seperti ini akan lebih mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat yang bekerja di sektor primer, sehingga sektor pertanian tidak semakin terpinggirkan dengan perkembangan kegiatan di sektor pariwisata. Kegiatan agrowisata dapat disebutkan sebagai kegiatan yang memihak pada rakyat miskin Goodwin, 2000. Pada prinsipnya, agrowisata merupakan kegiatan industri yang mengharapkan kedatangan konsumen secara langsung di tempat pariwisata yang diselenggarakan. Aset utama untuk menarik kunjungan wisatawan adalah keaslian, keunikan, kenyamanan dan keindahan alam. Oleh karena itu faktor kualitas lingkungan menjadi modal penting yang harus disediakan, terutama wilayah yang dimanfaatkan untuk dijelajahi oleh wisatawan. Agrowisata merupakan kegiatan yang berupaya mengembangkan sumberdaya alam suatu daerah yang memiliki potensi di bidang pertanian untuk dijadikan kawasan wisata. Daerah perkebunan, sentra penghasil sayuran tertentu dan wilayah perdesaan berpotensi besar menjadi objek agrowisata. Potensi yang terkandung tersebut harus dilihat dari segi lingkungan alam, letak geografis, jenis produk, atau komoditas pertanian yang dihasilkan, serta sarana dan prasarananya Sumarwoto, 1990. Berdasarkan pertimbangan diatas, Kabupaten Pasuruan merupakan salah satu dari kabupaten yang memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi kawasan agrowisata. Di Kabupaten Pasuruan terdapat 24 kecamatan yang dapat