Berdasarkan Rencana Pembangunan Daerah Kabupaten Pasuruan 2004 – 2009 di Kecamatan Tutur direncanakan pengembangan daerah kawasan
agrowisata yang menunjuk lima desa utama sebagai lokasi pengembangan agrowisata Desa Ngembal, Desa Andonosari, Desa Wonosari, Desa Tlogosari
dan Desa Tutur, sehingga oleh karenanya penelusuran data dan informasi mencakup kelima wilayah yang bersangkutan. Data dan informasi yang
dikumpulkan secara garis besar meliputi data stakeholder, sosial ekonomi, biofisik, institusional dan kebijakan pengolahan.
Lokasi penelitian guna memperoleh data dan informasi faktual yang representatif dilakukan mulai dari pengumpulan data di tingkat pusat Kabupaten
terutama pada Dinas Pembanguan Daerah Bappeda bidang ekonomi, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, dan Dinas Pertanian Tanaman Pangan. Untuk
selanjutnya dilakukan pendekatan ke Kecamatan terkait Tutur yang dianggap sebagai connector antara kebijakan pemerintah pusat dengan implementasinya.
Dan selanjutkan melakukan cross check langsung terhadap kondisi riil di lapang yaitu kawasan – kawasan agrowisata.
Metode Perbandingan Eksponensial MPE. Tahapan yang dilakukan
dalam melaksanakan pengambilan keputusan dengan menggunakan MPE adalah sebagai berikut:
a. Menentukan alternatif keputusan. Kawasan, komoditas, produk
unggulan, dan zonasi didasarkan pada wawancara dan menggali pendapat dari responden berdasarkan pengisian kuesioner.
b. Menyusun kriteria keputusan yang akan diambil. Penentuan kriteria
dalam pemilihan komoditas unggulan ini ditentukan melalui kajian pustaka dan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pengembangan
serta kebiasaan yang lazim dalam usaha pengembangan agrowisata serta pendapat dari responden.
c. Menentukan derajat kepentingan relatif setiap kriteria keputusan.
Batasan angka penilaian adalah sebagai berikut : nilai 4 jika kriteria tersebut sangat berpengaruh, nilai 3 jika kriteria berpengaruh cukup
besar, nilai 2 jika kriteria kurang berpengaruh dan nilai 1 jika kriteria tidak berpengaruh terhadap komoditas alternatif.
d. Menentukan derajat kepentingan relatif setiap pilihan keputusan bobot. Penentuan bobot kriteria dilakukan berdasarkan paired
comparison criteria yaitu dengan memberikan panilaian atau pembobotan angka pada masing-masing kriteria. Penilaian angka
pembobotan adalah sebagai berikut : nilai 2 jika kriteria horizontal lebih penting dari kriteria vertikal, nilai 1 jika kriteria horizontal sama
penting dengan kriteria vertikal dan nilai 0 jika kriteria horizontal kurang penting dari kriteria vertikal.
e. Melakukan perhitungan nilai dari setiap alternatif keputusan. f. Memberi peringkat nilai dari setiap alternatif keputusan.
Pembobotan dari setiap penilaian dilakukan dengan menggunakan matrik seperti terlihat pada Tabel 7.
Tabel 7.Matriks nilai untuk setiap kriteria alternatif keputusan NK
Kriteria Alternatif Keputusan
Kriteria 1
Kriteria 2
Kriteria N
Nilai Rangking
Alternatif keputusan I Nkn
Nk12 Nk1n
Alternatif keputusan II
Alternatif keputusan m Nkm1
Bobot Bobot 1
Bobot 2 Bobot n
N
k
m
1
Bobot i = Bobot untuk kriteria ke I
= Nilai kriteria ke n untuk alternative keputusan ke m m
= Pilihan Keputusan ke-m n
= Kriteria ke-n
∑
=
=
n 1
i i
bobot
N
k
m
1
m Nilai
Analytical Hierarchi Process. Proses hirarkhi analitik AHP merupakan
upaya penyederhanaan suatu persoalan kompleks yang tidak terstruktur, tetapi strategik, dan dinamis menjadi bagian-bagian serta menatanya dalam suatu
hierarki dengan prinsip kerja AHP secara singkat sebagai berikut Marimin,
2004:
a. Penyusunan hirarki, yaitu strategi penataan kawasan disusun dan diuraikan menjadi unsur-unsurnya, yaitu fokus, faktor, aktor, tujuan, kriteria dan
alternatif dalam susunan berupa struktur hirarkhi b. Penilaian kriteria dan alternatif, yaitu kriteria dan alternatif dinilai melalui
perbandingan berpasangan pairwise comparisons. Menurut Saaty 1983 dalam Marimin 2004 menggunakan skala 1 sampai 9 sebagai skala
terbaik dalam mengekspresikan pendapat untuk berbagai persoalan. c. Penentuan Prioritas, yaitu bobot atau prioritas dihitung berdasarkan nilai-
nilai perbandingan relatif berdasarkan peringkat relatif dari seluruh peringkat.
d. Konsistensi Logis, yaitu semua elemen dikelompokkan secara logis dan disusun dalam bentuk peringkat secara konsisten sesuai dengan kriteria
logis.
Analisis Interpretative Structure Modelling ISM. Interpretasi struktural
interpretatif structural modelling atau sering disingkat dengan ISM adalah metoda yang dapat membantu mengidentifikasi hubungan antara gagasanide dan
struktur penentu dalam sebuah masalah yang kompleks. Menurut Marimin 2004 teknik permodelan ISM digunakan untuk merumuskan alternatif kebijakan dimasa
yang akan datang. Tahapan dalam melakukan ISM Eriyatno, 2003 adalah:
a. Penyusunan Hierarki b. Klasifikasi sub elemen dengan analisa matrik dari klasifikasi sub elemen
disajikan pada Gambar 7. c. Menentukan keadaan state suatu faktor.
d. Membangun skenario yang mungkin terjadi.
Gambar 7. Tingkat pengaruh dan ketergantungan antar faktor
Independent Variable
Sektor IV
Linkage Variable
Sektor II
Autonomous Variable
Sektor I
Dependent Variablel
Sektor III
Ketergantungan Dependence
Daya Dorong Drive Power