2 Daerah Pendukung Kawasan Agrowisata Zona I
Daerah pendukung Kawasan Agrowisata Zona I merupakan wilayah desa-desa di Kecamatan Tutur yang tidak termasuk bagian utama
Kawasan Agrowisata Zona I namun memiliki karakteristik sektor pertanian khususnya yang berbasis pertanian tanaman pangan dan
hortikultura yang khas dan bisa dikategorikan produk unggulan seperti tanaman kopi dan cengkeh serta peternakan sapi perah.
Dalam konsep pengembangan agrowisata, kawasan-kawasan tersebut direncanakan sebagai kawasan pendukung yang berfungsi
sebagai unit khusus kegiatan produksi produk pertanian unggulan dan unit pemasaran lokal untuk mendukung pengembangan konsep
agrowisata di Kecamatan Tutur secara menyeluruh. Daerah-daerah yang ditetapkan sebagai daerah pendukung untuk
Kawasan Agrowisata Zona I adalah : Unit produksi penghasil ayam petelor terbesar di Desa Sumberpitu.
Unit produksi penghasil biji kopi arabica dan torabica terbaik di kawasan kecamatan Tutur di Desa Kalipucung.
Unit produksi penghasil cengkeh kualitas terbaik di Kecamatan Tutur.
5.2.4 Pengembangan Kawasan Agrowisata Zona II
Secara lebih jelas mengenai pembagian zonasi kawasan agrowisata zona II dapat dilihat pada Gambar 13.
NGEMBAL SUM BERPITU
KALI PUCANG T UT UR
PUNGGING Luas 2 66 Ha
WONOSARI Luas 3 18 ,7 Ha
ANDONOSARI Luas 5 60 ,7 Ha
T LOGOSARI GENDRO
Luas 3 60 ,6 Ha
BLARANG Luas 7 17 ,6 Ha
KAYUKEBEK Luas 1 24 0 Ha
NGADI REJO
PENYUSUNAN RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA
KABUPATEN PASURUAN
KEC. PUSPO
Ke Pasrepan Ke Kejayan
Ke Puspo Ke
Pu rw
od ad
i
Ke Malang
Ke Tosari Ke Bromo
KEC. PURWODADI
KEC. PASREPAN
KAB. MALANG
FOTO MAPPING KECAMATAN TUTUR
KOMODITAS PERTANIAN
komoditi pisang
LEGENDA
komoditi apel komoditi durian
komoditi bunga krisan
komoditi sayuran komoditi paprika
No. Peta : .....
U
Sumber : Hasil Survei Lapangan Tahun 2009 SKALA
0,7 Km
2,8 2,1
julur transportasi
Gambar 13. Peta pengembangan kawasan agrowisata zona II
1. Penetapan Hirarki Kawasan
Berdasarkan Konsep penetapan hirarki fungsi dalam Kawasan Agrowisata Zona II di Kecamatan Tutur direncanakan sebagai berikut :
1 Pusat Kawasan Agrowisata
Penetapan Desa Wonosari sebagai pusat kawasan agrowisata di Kecamatan Tutur adapun pertimbangan-pertimbangannya adalah :
Desa dilalui jaringan jalan arteri primer jalan kabutapen dengan perkerasan jalan sebagian besar sudah beraspal serta termasuk jalan
lintas Pasuruan dengan tempat wisata Gunung Bromo.
Dukungan prasarana dan sarana yang ada cukup memadai dengan adanya pasar daerah serta jaringan utilitas pendukung seperti air
bersih, listrik, dan telekomunikasi dimana cakupan pelayanan utilitas paling tinggi jika dibandingkan dengan desa lain dalam
kawasan agrowisata. Letak geografis Desa Wonosari yang berada sepanjang jalur arteri
dari segi pemasaran sehingga akan memberikan kemudahan dalam pengembangan sistem jaringan agrowisata.
2 Unit-unit Wilayah Produksi Komoditas Pertanian
Berdasarkan perbedaan komoditas antara 7 desa yang ada maka karakteristik komoditas masing-masing desa dalam Kawasan
Agrowisata Zona II dapat digambarkan bahwa potensi terbesarnya terletak pada sub-sektor perkebunan serta sub-sektor sayuran. Arahan
unit produksi pada ketujuh desa secara rinci dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19. Arahan unit-unit komoditas kawasan agrowisata zona II Kecamatan Tutur
No. Kecamatan
Arahan Sub-sektor Utama
1. Desa Ngembal
Penghasil buah durian terbesar dengan varietas terbaik, hasil tahun 2009 mencapai 795.000
tonth produktivitas 5.000 tonHa, luas panen 159 Ha
2. Desa Kalipucang
Penghasil pisang dengan jumlah produksi 11.838 tonth produktivitas 11.238 tonHa, luas panen
79.637Ha. Dan kini menjadi desa penghasil kopi dan cengkeh terbesar di kec.Tutur.
3. Desa Tutur
Penghasil buah pisang mencapai 3.674 tonth produktivitas 3.674 tonHa, luas panen 20.274
Ha.Selain itu desa Tutur merupakan penghasil cengkeh kualitas terbaik.
Tabel 19 Lanjutan
4. Desa Gendro
Merupakan desa penghasil bunga chrysanterum pertama Trend Center Florist. Tahun 2009 ini,
menghasilkan 27.000 tonTh produktivitas 60.000 tonHa dengan luas lahan 1,5 Ha dan
pengembangan Paprika dengan metode Green House.
5. Desa Wonosari
Sebagai pusat karamaian yang berada di jantung Kecamatan Tutur. Penghasil apel dengan jumlah
produksi 285.000 tonth produktivitas 2.500 tonHa, luas panen 57 Ha
6. Desa Andonosari
Selain sebagai penghasil apel terbesar yaitu dengan jumlah produksi 2.275.000 tonth
produktivitas 3.500 tonHa, luas panen 325 Ha, sekaligus menjadi daerah pendistribusi hasil apel
ke kota - kota. Terdapat KUD Setia Kawan yang memfasilitasi penyuluhan serta pemasaran
berbagai produk.
7. Desa Ngadirejo
Merupakan induk penghasil berbagai jenis sayuran kol, kentang, ercis, wortel, lobak, sawi,
dan cabai, yang masih dalam lingkup suku Tengger
Sumber : Data primer dan sekunder, diolah, tahun 2009
3 Sentra Pemasaran Komoditas Pertanian
Penentuan wilayah desa yang akan dijadikan sentra pemasaran komoditas Kawasan Agrowisata Zona II dilakukan dengan
pertimbangan aspek geografis yang strategis, fasilitas pendukung kegiatan pemasaran, dan adanya agro-industri. Kemungkinan tetap
dipusatkan di jantung kota yaitu Desa Wonosari atau beberapa komoditas seperti durian dapat tetap dipusatkan di Desa ngembal
karena menurut rencana Bappeda Kabupaten Pasuruan Tahun 2003 di Kecamatan Pasrepan akan dikembangkan menjadi pasar wisata yang
nantinya juga akan menampung produk-produk pertanian hortikultura.
4 Daerah Pendukung Kawasan Agrowisata II
Daerah pendukung Kawasan Agrowiasta Zona II merupakan wilayah desa - desa di Kecamatan Tutur yang tidak termasuk bagian
utama Kawasan Agrowisata Zona II namun memiliki karakteristik sektor pertanian khususnya yang berbasis peternakan dan pertanian
hortikultura. Dalam konsep pengembangan agrowisata, kawasan-kawasan
tersebut direncanakan sebagai kawasan pendukung yang berfungsi sebagai unit khusus kegiatan produksi produk pertanian unggulan dan
unit pemasaran lokal untuk mendukung pengembangan konsep agrowisata di Kabupaten Pasuruan secara menyeluruh.
Daerah-daerah yang ditetapkan sebagai daerah pendukung untuk Kawasan Agrowisata Zona II adalah :
Unit produksi penghasil ayam petelor terbesar di Desa Sumberpitu. Unit produksi penghasil biji kopi arabica dan torabica terbaik di
kawasan Kecamatan Tutur di Desa Kalipucung. Unit produksi penghasil cengkeh kualitas terbaik di Kecamatan
Tutur. Desa Pungging, yaitu desa Penghasil susu sapi segar yang layak
untuk di konsumsi setiap oleh masyarakat dan di proses sebagai susu bubuk instan oleh korporat ternama di Indonesia.
2. Penetapan Fungsi Kawasan
Penetapan fungsi Kawasan Agrowisata Zona II Kecamatan Tutur direncanakan dengan memperhatikan potensi, masalah, serta tingkat hirarki
wilayah dari masing-masing desa yang direncanakan, dengan fungsi kawasan yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
Kegiatan produksi pertanian yang dititikberatkan kepada pertanian hortikultura sebagai komoditas pertanian unggulan kecamatan.
Kegiatan agro-bisnis dengan dukungan prasarana dan sarana yang harus dikembangkan secara umum adalah pusat pengumpulan hasil
peternakan sapi perah di Desa Pungging, pusat informasi, serta pergudangan sementara.
Kegiatan pengembangan penelitian tanaman perkebunan dan sapi perah dengan dukungan sarana balai penelitian dan
pengembangan. Khusus untuk produk susu sapi maka kegiatan agrobisnis dapat dilakukan dengan pengolahan lanjutan yang
menghasilkan kerupuk susu, permen susu, serta susu pasteurisasi. Kegiatan pengembangan sistem bantuan perkreditan modal. Bisa
berupa modal dan saprodi sarana penunjang produksi, seperti bibit, pupuk, alat-alat pertanian dan obat-obatan.
Pengembangan SDM dimana bisa mendukung pembentukan kawasan agrowisataserta pemberdayaan dan pengembangan
wawasan mengenai agribis. Kegiatan pengembangan penelitian pertanian hortikultura dengan
dukungan sarana balai penelitian dan pengembangan hortikultura untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksinya.
5.2.5 Startegi Pengembangan Prasarana dan Sarana
Dalam menunjang pengembangan kawasan dalam konteks agrowisata maka penyediaan infrastruktur akan menjadi sangat penting artinya. Konsep
pengembangan prasarana dan sarana yang harus disediakan di wilayah adalah sebagai berikut :
a. Sarana penunjang produksi, untuk meningkatkan efektifitas kinerja kegiatan di sektor agro-produksi dan agro-industri yang akan diarahkan
dalam Kawasan Agrowisata Zona I dan II dengan fungsi utama:
Memfasilitasi dan memudahkan penyediaan kebutuhan bahan baku pertanian.
Memberikan kemudahan transfer informasi dan teknologi pertanian untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi.
b. Sarana penunjang produksi, untuk memperluas dan meningkatkan efektifitas sistem jaringan pemasaran produk di dalam Kawasan
Agrowisata secara khusus. c. Air bersih, untuk melayani kebutuhan masyarakat basic need dan untuk
melayani kebutuhan yang terkait dengan agrowisata. Disini air bersih tidak hanya disediakan untuk kebutuhan domestik dan area perkotaan saja, tetapi
juga harus dipersiapkan untuk melayani kebutuhan air bagi kegiatan pertanian dan perkebunan melalui jaringan irigasi. Diperlukan estimasi
kebutuhan air bersih baik utamanya untuk wilayah perdesaan. d. Sanitasi, untuk melayani kebutuhan permukiman tani agro-wisata.
Penanganan limbah juga perlu dipikirkan sejak dini. Mencakup limbah yang diproduksi oleh kegiatan pertanian, khususnya dari bahan-bahan
input produksi yang dipakai obat-obatan, pupuk, dan sebagainya. e. Persampahan, untuk melayani kebutuhan permukiman tani serta agro-
wisata. Sistem penanganan sampah juga perlu disediakan. Hal ini mencakup penanganan sampah yang diproduksi oleh kegiatan pertanian
dan perkebunan. f. Sistem kelistrikan, untuk menunjang proses produksi, industri, bisnis dan
pengembangan agro-wisata. g. Jaringan jalan dengan fungsi utama :
Memperlancar arus pergerakan barang dan jasa, khususnya pemasaran, dari kawasan agrowisata unit produksi di masing-
masing desa ke kawasan di Kecamatan Purwodadi, dan selanjutnya menuju ke kawasan kota besar seperti Malang dan Surabaya.
Memperlancar kegiatan distribusi sarana produksi.