7
Gambar 25. Matriks dependence–power driver kendala utama dalam pengembangan agrowisata Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan
b. Analisis Kelembagaan dan Pelaku Terkait
Berdasarkan hasil analisis terhadap pelaku yang terlibat, terdapat sebelas pelaku yang terkait dalam pengembangan agrowisata. Hubungan
dan keterkaitan antar pelaku pengembangan agroindustri dapat digambarkan dalam bentuk model struktural disajikan pada Gambar 26 dan
Gambar 27. Gambar
26 menunjukkan bahwa pelaku
kunci dalam pengembangan agrowisata adalah pengusaha agrowisata. Peranan
pengusaha agrowisata sangat dominan karena terkait dengan kejelian dalam
merumuskan peluang dan memanfaatkan peluang, kemampuan mengendalikan dan mengelola risiko usaha serta membangun jaringan
pemasaran yang kuat. Menurut Santoso 2006, dalam era persaingan usaha yang makin
ketat, kemampuan dan kecermatan pengusaha dalam memperhatikan dan memanfaatkan peluang menjadi faktor penting. Termasuk juga dalam
kemampuan mengelola risiko dan ketidakpastian usaha yang cukup besar.
Pengusaha hotel dan
restoran
Konsumen Dinas
Perindustrian Perdagangan
Dinas Pariwisata
Masyarakat Setempat
Biro Perjalanan
Pengusaha wisata non
agro
Dinas Kimpraswil
Dinas Pertanian
Dinas Koperasi
dan PM
Pengusaha Agrowisata
Gambar 26. Model struktural dari lembaga terkait dalam pengembangan agrowisata Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan
Dalam melakukan aktivitas yang terkait dengan pengembangan agrowisata, peranan konsumen sangat besar. Berbagai perusahaan
agrowisata berupaya untuk dapat menarik perhatian konsumen melalui berbagai upaya terkait dengan fasilitas, layanan, dan pengembangan
obyek-obyek agrowisata yang sehat. Menurut Yoeti 1997 perkembangan selera dan permintaan konsumen yang demikian cepat termasuk juga dalam
bidang jasa wisata harus diperhatikan.
7 8
9 10
11
6 5
4 3
2 1
7 8
9 10
11 5
4 3
2 1
DRIVER POWER DEPENDENCE
Sektor III Linkage
Sektor II Dependent
Sektor IV Independent
Sektor I Autonomous
LBG_2 LBG_1, LBG_10
LBG_3, LBG_4, LBG_6, LBG_7,
LBG_11 LBG_8, LBG_9
LBG_5
Gambar 27. Matriks dependence–power driver lembaga terkait dalam pengembangan agrowisata Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan
Gambar 27 menunjukkan Dinas Pertanian dan Dinas Pariwisata, termasuk dalam sektor independent yang berarti bahwa sejumlah lembaga
ini mempunyai kekuatan penggerak yang besar terhadap keberhasilan pengembangan agrowisata. Dengan demikian lembaga inilah yang
seyogyanya berperan penting dalam mendorong dan memfasilitasi berkembangan usaha agrowisata.
Lembaga lainnya yang juga berperan penting adalah Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Kimpraswil dan Dinas Koperasi
ditunjang oleh pengusaha penunjang seperti Biro Perjalanan dan pengusaha hotel dan restoran. Seperti terlihat pada Gambar 26, lembaga-lembaga
tersebut merupakan peubah linkages dalam pengembangan agrowisata. Artinya, setiap kegiatan yang dikelola oleh lembaga tersebut harus ditelaah
secara hati-hati karena akan berpengaruh besar terhadap upaya pengembangan agrowisata. Eriyatno 1999 menyatakan, peubah linkage
dalam kajian menggunakan metode ISM menunjukkan bahwa elemen tersebut harus dikelola secara hati-hati karena berperan cukup penting
dalam mendorong bekerjanya sistem secara keseluruhan. Sementara itu, sejalan dengan pengembangan kawasan agrowisata
melalui konsep pendekatan wilayah maka konsep pendekatan pemberdayaan sumber daya manusiamasyarakat juga harus seiring dan
sejalan. Pemberdayaan sumber daya manusia merupakan hal yang sangat penting, karena tanpa didukung oleh sumber daya manusia yang
berkualitas maka pengembangan kawasan agrowisata dengan pendekatan wilayah akan kurang bisa mencapai hasil yang optimal.
Pengembangan sumber daya manusia dapat terlaksana dan sesuai dengan harapan, jika setiap komponen dan fungsi organisasi baik di
pusat maupun di daerah memandang upaya pengembangan sumber daya manusia bukan sebagai unsur penunjang, melainkan merupakan bagian
integral dari masing-masing fungsi organisasi integrative linkages. Sumber daya manusia pertanian menyangkut tenaga kerja pertanian terdiri
dari petani, petugas serta jutaan stakeholders pembangunan pertanian dengan segenap kompleksitas permasalahan pada setiap segmen sumber
daya manusia pertanian. Masalah utama sumber daya manusia pertanian yaitu tingkat
pendidikan rendah, produktivitas rendah dan sebaran yang tidak merata. Oleh karena itu, diperlukan acuan yang menjadi kebijakanaan makro
pengembangan sumber daya manusia pertanian baik di pusat maupun di daerah, salah satunya melalui program pemberdayaan masyarakat atau