3. METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di kawasan daerah pertanian potensial di Kecamatan Tutur kawasan agrowisata, Kabupaten Pasuruan Jawa Timur.
Pengolahan data dilakukan di Laboratorium Teknik dan Manajemen Industri, Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut
Pertanian Bogor. Penelitian lapang untuk memperoleh data dan informasi faktual sesuai dengan tujuan penelitian dan persoalan yang ditelaah, dilakukan melalui
pendekatan kawasanwilayah pengelolaan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai Desember 2009, yaitu
melalui beberapa tahap di bawah ini : 1 Menentukan kawasan zonasi pengembangan, jenis komoditas unggulan
yang potensial dalam pengembangan agrowisata. 2 Menentukan prioritas produk olahan agroindustri yang potensial
dikembangkan dalam menunjang sistem pengembangan agrowisata. 3 Mengembangkan strategi pengembangan industri agrowisata berbasis
masyarakat, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi, penyediaan lapangan kerja dan pengentasan kemiskinan.
4 Merumuskan hubungan kelembagaan dalam pengembangan industri agrowisata.
3.2. Bahan dan Alat Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner, yakni kuesioner untuk masyarakat dan untuk stake holder terpilih. Oleh karena itu maka
kuesioner yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner untuk analisis penentuan kawasan, komoditas, komoditi unggulan, dan zonasi yang semuanya
dianalisis dengan menggunakan metode perbandingan eksponesial. Kuesioner lain yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner untuk menganalisis
strategi pengembangan sehingga dapat menentukan strategi, tujuan dan faktor
yang paling dominan. Kuesioner lainnya adalah untuk menghirarkikan kendala, kelembagaan dan aktifitas yang diperlukan sehingga dari situ akan dapat dibuat
sistem pengembangan agrowisata berbasis masyarakat. Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah alat-alat global positioning
system GPS, software analysis, serta data sekunder dari instansi terkait. Data fisik dan lingkungan yang dikumpulkan pada penelitian ini dibedakan menjadi
dua, yakni data primer dan data sekunder.
Data Primer. Pada penelitian ini dilakukan survei lapang untuk
mendapatkan data primer terutama data utama yang tidak diperoleh dari studi pustaka. Data primer yang dikumpulkan pada penelitian ini meliputi data sosial,
data ekonomi. Data-data ini diperoleh melalui wawancara, baik dengan masyarakat maupun dengan para pakar dan perencana serta pengembang melalui
pengisian kuesioner secara berkala. Adapun narasumber yang diambil adalah pihak terkait yaitu petani, pedagang, pelaku industri dan pengelola agrowisata,
serta birokrat dan akademisi di lokasi penelitian, yaitu di Kecamatan Tutur,
Kabupaten Pasuruan Propinsi Jawa Timur.
Data untuk mendukung penentuan komoditas unggulan, produk olahan, pemilihan teknologi serta perumusan strategi pengembangan dan model hubungan
kelembagaan agrowisata dilakukan pengumpulan pendapat pakar melalui kuisioner dan wawancara. Pakar yang dipilih terdiri dari pelaku usaha terkait,
instansi pemerintah dan akademisi yang berkompeten.
Data Sekunder. Data sekunder yang diambil adalah data saat ini dan data
pada tahun-tahun sebelumnya yang diambil dari instansi terkait. Data sekunder
pada umumnya dilakukan melalui studi pustaka, terutama data yang terkait dengan berbagai potensi dan pengelolaan kawasan agrowisata, permintaan
terhadap sejumlah produk agrowisata dan informasi yang relevan dengan pengembangan agrowisata berbasis masyarakat. Data dan informasi ini diperoleh
dari dinas-dinas pemerintahan daerah Kabupaten Pasuruan seperti BAPPEDA, Dinas Pertanian, Dinas Perindustrian, Dinas Pariwisata serta pemerintahan
kecamatan terkait. Data yang diperoleh dari hasil studi pustaka ataupun survai
lapang diolah sesuai dengan rancangan metode yang digunakan.
Data tentang analisis kebutuhan dan identifikasi sistem dengan diagram input output untuk pengembangan agrowisata dilakukan dengan melakukan studi
pustaka dan survey pakar.
3.3 Kerangka Konseptual Penelitian
Avenzora 2003 membedakan karakter perencanaan yang akan dilakukan atas dua tipe yang berbeda, yaitu perencanaan pada T waktu sama dengan nol,
serta perencanaan pada saat T waktu sama ānā tahun berjalan. Proses perencanaan pada tipe yang pertama adalah relatif jauh lebih mudah dari pada
proses perencanaan pada tipe kedua, yaitu sejalan dengan diperlukannya berbagai perhitungan dan petimbangan yang matang dalam memanfaatkan berbagai given
condition danataupun existing condition yang terdapat dalam ruang yang direncanakan bagi berbagai keputusan strategis yang ditetapkan untuk mencapai
visi dan misi baru dari perencanaan pembangunan yang dilakukan. Ditegaskan, berbagai aset infrastruktur dan fasilitas serta amenitas ekowisata yang telah ada
tidaklah boleh dihilangkan danatau diubah begitu saja untuk mencapai visi dan misi baru, melainkan haruslah dimanfaatkan secara optimal guna terciptanya
efisiensi dan efektifitas visi dan misi yang baru, serta untuk menandai kesinambungan sejarah pembangunan ekowisata pada wilayah yang direncanakan.
Menyadari akan hal tersebut, maka perencanaan yang dilakukan dalam studi ini adalah tergolong sebagai suatu perencanaan yang berkarakter T waktu adalah
sama dengan ānā tahun berjalan; yaitu sejalan dengan pasti telah berjalannya berbagai pembangunan fisik dan non-fisik pada wilayah studi. Untuk itu, maka
proses perencanaan yang dilakukan telah dibagi menjadi tiga fase yang berbeda, yaitu Fase Evaluasi, Fase Analisa dan Fase Perencanaan Fase Elaborasi
Rencana. Kerangka Konseptual selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 1.
M O D E L S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N
A G R O W IS A T A B E R B A S IS M A S Y A R A K A T
T E R M IN O L O G I A G R O W IS A T A
D E F IN IS I D A N K E Y F A C T O R C O M D E V
ID E N T IF IK A S I F A K T O R P E N T IN G P E N G E M B A N G A N A G R O W IS A T A
ID E N T IF IK A S I J E N IS -J E N IS
A G R O W IS A T A A u s tra lia n B u re u o f S ta tic tic , 1 9 9 4
G re g w is e 1 9 9 8
S a n d ra 1 9 9 4 T irta w in a ta d a n F a c h ru d d in , 1 9 9 6
R y a n 2 0 1 0 A b a y o m i O re d e g b e , Is a a c F a d e y ib i 2 0 0 9
F o n t a n d T rib e 1 9 9 9
A b a y o m i O re d e g b e , Is a a c F a d e y ib i 2 0 0 9 L IN Z H E N d a n JA Y A N T K . R O U T R A Y 2 0 0 3
I G u s ti B a g u s R a i U ta m a 2 0 0 7 B E R D A S A R K A N
IN T E R A K S I B E R D A S A R K A N
P R O D U K
E re c G u ta ra n R e n e 2 0 0 8 W iw it K u s w id ia ti 2 0 0 8
F a rib o rz A re f, S a rjit S G ill 2 0 0 9 D e b o ra h C h e , A n n V e e c k , G re g o ry V e e c k 2 0 0 5
B E R D A S A R K A N L IN G K U N G A N
F re y a H ig g in s -D e s b io lle s 2 0 1 0 L IU e t. a l 2 0 0 9
H a k im a n d N a k a g o s h i, 2 0 0 9 G re g w is e 1 9 9 8 ; C a rte r 1 9 9 6
R a h a rjo 1 9 9 6 U R G E N S I C B M
S e tia w a ti 2 0 0 0 ; S u k a n d i, 1 9 9 9 ; B a rlia n , 2 0 0 0 ; L a g a re n s e , 2 0 0 3
P E N IN G K A T A N S D M
S m ith a n d C o o p e r, 2 0 0 3 S u g ia rti, e t. a l 2 0 0 3
P E N D E K A T A N C B M
D E S A IN M A N A J E M E N
R a s y id P o u r, d k k , 2 0 1 0 S a n g a m e s w a ra n , 2 0 0 8
A D O B S I C B M
M O D E L C B M B ro o k e A n n Z a n e te ll d a n B a rb a ra A . K n u th , 2 0 0 4
L e s e g o S . S e b e le 2 0 1 0 ; J itti M o n g k o ln c h a ia ru n y a 2 0 0 5 S u w a rn o e t. a l., 2 0 0 9
M O D E L P E N G E M B A N G A N
A G R O W IS A T A M O D E L P E N G E M B A N G A N K A W A S A N A G R O W IS A T A
K U A N T IT A T IF T O O L S
F U Z Z Y A H P
IS M K u s w a d i 2 0 0 0
M a rim in 2 0 0 2 L IU e t. a l , 2 0 0 9
S a a ty , 2 0 0 6 S a a ty , d a n P e n iw a ti 2 0 0 8
F A S E E V A L U A S I
E x s itin g C o n d itio n
F A S E A N A L IS IS D A N S IN T E S IS F A S E P E R E N C A N A A N
E riy a tn o 1 9 9 9 B a y e s , M P E
M a rim in d a n M a g h firo h , 2 0 1 0
Gambar 4. Kerangka Konseptual 42
3.4. Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif melalui studi kasus dengan menggunakan pendekatan sistem. Menurut Traver 1978 metode
deskriptif ini bertujuan untuk menggambarkan sifat suatu keadaan pada saat penelitian dilaksanakan serta untuk melihat sebab-sebab dari suatu gejala tertentu yang ada di
lokasi penelitian. Sedangkan pendekatan sistem digunakan untuk merumuskan system pengembangan agrowisata berbasis masyarakat dan strategi pengembangannya yang
bersifat multi dimensi dan melibatkan berbagai stakeholders dan lintas sektoral. Tahap awal dari penelitian ini didesain untuk memotret secara menyeluruh
dan komprehensif keadaan dan persoalan, khususnya yang berkenaan dengan potensi wilayah dan masyarakat di sekitar Kecamatan Tutur. Kemudian merumuskan faktor-
faktor apa saja yang menjadi dasar terbentuknya suatu kawasan agrowisata meliputi permasalahan-permasalahan pokok yang nyata terjadi di dalamnya, kemudian
mendesain model agrowisata berdasarkan keadaan tersebut. Aspek utama yang menjadi fokus perhatian adalah mengidentifikasi dan memetakan lokasi yang
berpotensi sebagai icon pariwisata alam pertanian dan sejauh apa kesiapan masyarakat, pemerintahlembaga serta apa saja program-program yang sudah dan
akan diupayakan untuk mengarah pada pengembangan kawasan agrowisata tersebut. Setelah melakukan identifikasi dan pemetaan interaksi kemudian dilanjutkan
dengan melakukan prioritas terhadap permasalahan-permasalahan yang ada untuk mengetahui faktor krusial yang menjadi kunci dalam rencana penengembangan
agrowisata serta bagaimana strategi penyelesaiannya. Dari faktor-faktor yang ada beserta permasalahan-permasalahannya, selanjutnya dikaji dengan mengkonfirmasi-
kan kembali melalui diskusi dengan beberapa pakar atau stakeholder terkait. Dengan demikian maka proses dan mekanisme perumusan desain agrowisata merupakan hasil
pemikiran yang dinilai mendasar dan menyeluruh karena berasal dari seluruh stakeholder.
3.5. Rancangan Penelitian
Penelitian dirancang dalam enam tahap kajian yang meliputi 1 kajian penentuan kawasan, 2 kajian penentuan komoditas unggulan, 3 kajian penentuan
produk olahan agroindustrii unggulan, 4 kajian strategi pengembangan, 5 kajian sistem pengembangan agrowisata berbasis masyarakat.
Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, metoda perbandingan eksponensial, Fuzzy non numeric, analytical hierarchy process AHP, dan interpretatif structural
modelling ISM. Metode deskriptif ini bertujuan untuk menggambarkan sifat suatu keadaan pada saat penelitian dilaksanakan serta untuk melihat sebab-sebab dari suatu
gejala tertentu yang ada di lokasi penelitian Traver, 1978. Sedangkan pendekatan sistem digunakan untuk merumuskan strategi pengembangan dan sistem
pengembangan agrowisata berbasis masyarakat. Secara komprehensif, Rangkuman tujuan, pendekatan dan analisis data dapat dilihat pada Tabel 4 dan rancangan
penelitian yang akan dilakukan dapat dilihat pada diagram alir pada Gambar 5. Tabel 4. Rangkuman tujuan, pendekatan dan analisis data
No Tujuan Penelitian
Jenis Data Metode
Analisis Output
1 Penentuan
kawasan pengembangan
zonasi agrowisata
Kawasan agrowisata unggulan kabupaten, potensi pasar dan
pertumbuhan, potensi SDAL, potensi SDM.
Deskriptif dan Fuzzy
non numerik
- Informasi kawasan
zonasi agrowisata
yang diunggulkan
2 Menentukan
komoditas unggulan dan
produk olahan agroindustri
prospektif Potensi pasar, nilai komersial,
potensi produksi, kemampuan dan keterampilan teknologi produksi,
dukungan kelembagaan, tingkat kompetisi dengan wisata lain
MPE - Informasi
komoditas unggulan dan
produk olahan agroindustri
prospektif
3 Menentukan
faktor, tujuan dan strategi
pengembangan agrowisata
Hasil survey pakar melalui wawancara mendalam
AHP Strategi
pengembangan agrowisata
berbasis masyarakat
4 Merumuskan
model pengembangan
agrowisata berbasis
masyarakat Hasil survey pakar melalui
wawancara mendalam ISM
Model pengembangan
agrowisata berbasis
masyarakat
MPE, Fuzzy non
numerik
ISM MULAI
STUDI PUSTAKA
ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN AGROWISATA
PERUMUSAN MASALAH
IDENTIFIKASI SISTEM
PENENTUAN KAWASAN UNGGULAN
PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN
PENENTUAN PRODUK UNGGULAN
ZONASI AGROWISATA
ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN
AGROWISATA
TUJUAN FAKTOR
STRATEGI
SISTEM PENGEMBANGAN AGROWISATA BERBASIS MASYARAKAT
ANALISIS KELEMBAGAAN
AKTIVITAS YANG DIPERLUKAN
KENDALA SELESAI
MODEL PENGEMBANGAN AGROWISATA
AHP
Gambar 5. Tahapan penelitian sistem pengembangan agrowisata