dalam jasa yang dihasilkan, tetapi juga dalam besarnya perusahaan, lokasi tempat kedudukan, letak geografis, fungsi, bentuk organisasi yang
mengelola dan metode atau cara pemasarannya. Tujuan kedua yang memperoleh prioritas adalah meningkatkan
jumlah wisatawan 24,03. Pengembangan agrowisata harus dapat mendorong jumlah wisatawan yang berkunjung sehingga berdampak
positif bagi kinerja keuangan agrowisata sekaligus dapat memberikan multiplier effect yang lebih besar.
Tujuan ketiga adalah meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat 18,59. Salah satu tujuan dari pengembangan agrowisata
adalah dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar berupa penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan tambahan,
peningkatan nilai tambah komoditas primer, dan sebagainya.
Tujuan berikutnya adalah meningkatkan pendapatan daerah 13,0. Hal ini juga penting karena terkait dengan kebijakan dan
dukungan pemerintah daerah bagi pengembangan agrowisata melalui penyediaan infrastruktur yang memadai, keberpihakan dalam alokasi
anggaran untuk pengembangan agrowisata, promosi daerah dan sebagainya. Misra 2007 pembangunan agrondustri dalam upaya
mendorong berkembangnya agrowisata akan berimplikasi terhadap pertumbuhan ekonomi secara agregat dan selanjutnya akan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Yoeti
2008 menyatakan, pengembangan agrowisata memberikan manfaat ekonomi yang tinggi tidak saja bagi pelaku langsung, tetapi juga
masyarakat sekitar.
Wilkilson and Rocha 2009 menyatakan bahwa agroindustri mendukung pengembangan agrowisata dalam peningkatan nilai tambah
komoditi pertanian dan penyerapan tenaga kerja; yang diindikasikan oleh makin
turunnya pengangguran
terbuka ataupun pengangguran terselubung. Susilawati 2007 menyatakan, kebijakan pengembangan
agroindustri dalam konteks pembangunan wilayah yang terintegrasi akan lebih tinggi manfaatnya dibandingkan hanya semata-mata
agroindustri pangan. Dengan demikian, pengembangan agrowisata memberikan manfaat yang signifikan bagi peningkatan pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat.
3. Strategi Yang Diperlukan
Strategi yang dapat dilakukan dalam pengembangan agrowisata adalah meningkatkan jumlah dan kualitas infrastruktur penunjang,
peningkatan jumlah dan kualitas layanan obyek wisata, peningkatan hubungan dengan pihak mitra terkait, peningkatan kerjasama dan promosi
wisata, peningkatan daya saing, peningkatan sumberdaya manusia pengelola, peningkatan komitmen dan orientasi bisnis pengelola. Hasil
analisis prioritas alternatif strategi pengembangan agrowisata disajikan dalam Gambar 23.
Gambar 23. Tingkat prioritas alternatif strategi pengembangan agrowisata Hasil analisis menunjukkan bahwa strategi menggalakkan
promosi 19,3 memperoleh prioritas tertinggi dalam pengembangan agrowisata. Hal ini karena dengan promosi yang memadai melalui media
yang efektif akan dapat meningkatkan jumlah wisatawan dan selanjutnya akan dapat meningkatkan kinerja perusahaan agrowisata.
Ismail 2004 menyatakan, promosi sangat penting perannya dalam pengembangan wisata. Selama ini, faktor promosi belum
sepenuhnya dilakukan secara maksimal, sehingga hasilnya belum terlihat signifikan. Hal ini dapat dilakukan diantaranya dengan menggalakan
lembaga promosi yang saling bersinergi antara daerah.
Strategi berikutnya yang memperoleh prioritas adalah peningkatan kualitas SDM 19,2. Agrowisata sebagai usaha jasa
perlu memperhatikan kemampuan SDM dalam memberikan layanan bagi konsumen. Pengembangan untuk mendukung promosi dan
pengembangan kualitas SDM perlu dilakukan strategi peningkatan hubungan yang harmonis dengan stakeholder. Kotler 2009
menyatakan, peningkatan hubungan baik dengan mitra usaha dan pihak terkait lainnya adalah salah satu kunci keberhasilan pemasaran jasa.
Strategi peningkatan infrastruktur 16,8 dan kualitas obyek wisata 16,8 akan sangat menunjang pengembangan agrowisata.
Peningkatan infrastruktur menjadi salah satu strategi penting dalam menunjang pengembangan agrowisata. Hal ini karena terkait dengan
kemudahan, kenyamanan dan lama waktu tempuh menuju lokasi. Demikian juga pengembangan obyek wisata yang memadai dan
menyenangkan akan sangat mendukung dan meningkatkan daya tarik bagi wisatawan.
Strategi lainnya yang juga tidak dapat diabaikan adalah adanya dukungan pihak pemerintah daerah 9,7 terhadap pengembangan
agrowisata sebagai salah satu andalan perekonomian daerah. Komitmen pemerintah daerah dalam bentuk keberpihakan kebijakan, fasilitasi dan
dukungan dana untuk pengembangan agrowisata sangat bermanfaat. Pemerintah daerah melalui sejumlah kebijakan telah menetapkan
sejumlah kawasan wisata yang perlu dikembangkan termasuk Wilayah Tutur sebagai kawasan agrowisata.
5.7 Sistem Pengembangan Agrowisata Berbasis Masyarakat
Sistem pengembangan merupakan kebutuhan dasar dalam upaya meningkatkan kinerja agrowisata berbasis masyarakat. Metode Interpretative
Structural Modeling ISM digunakan untuk menganalisis hubungan struktural dan keterkaitan elemen sistem pengembangan agrowisata. Hasil analisis sistem
pengembangan agrowisata dari aspek pelaku terkait dan kebutuhan program dapat diuraikan sebagai berikut:
a Kendala Pengembangan Agrowisata
Berdasarkan hasil analisis, terdapat 10 kendala utama dalam pengembangan agrowisata. Hubungan dan keterkaitan antar kendala
dalam pengembangan agrowisata dapat digambarkan dalam bentuk model struktural yang disajikan pada Gambar 24.
Gambar 24 menunjukkan bahwa kendala utama dalam pengembangan agrowisata adalah minimnya kualitas SDM pengelola
terkait pengembangan agrowisata. Kuswidiati 2008 pengembangan agrowisata membutuhkan dukungan kualitas sumberdaya manusia yang
memadai dari seluruh pihak terkait. Pertama, SDM dari dinas terkait pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan teknis terkait dengan
budidaya, aktivitas kebun, penanganan panen dan agroindustri dalam mendukung pengembangan agrowisata. Kedua, petani sebagai pelaku
utama dalam pengembangan sistem pertanian terutama tanaman apel dan hortikultura yang mendukung agrowisata, sekaligus juga berperan dalam
penumbuhan agroindustri dan produk sovenir. Ketiga, pelaku usaha swasta yang berperan dalam pengembangan agrowisata terutama dalam
pengembangan fasilitas seperti hotel dan pengelolaan agrowisata secara keseluruhan.
Minimnya kualitas SDM menjadi elemen kunci kendala pengembangan yang mengandung makna bahwa SDM menjadi faktor
yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan kinerja usaha agrowisata.
Lemahnya Orientasi Bisnis Pengelolaan
agrowisata Jumlah dan
kualitas obyek agrowisata
rendah
Lemahnya kualitas SDM
Minimnya dukungan
Kelembagaan
Gambar 24. Model struktural dari kendala utama dalam pengembangan agrowisata Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan
Selain kualitas SDM, kendala lainnya yang perlu mendapatkan perhatian serius adalah lemahnya orientasi bisnis pengelola juga merupakan
kendala kunci dalam pengembangan agrowisata. Beberapa usaha agrowisata belum dikelola profesional karena kurang kuatnya kemampuan
pengelola serta kurang kuatnya motivasi dan orientasi bisnis pengelolanya. Faktor motivasi dan orientasi bisnis pengelola akan menjadi pemacu dan
penggerak roda bisnis secara lebih progresif. Lemahnya orientasi bisnis pengelola usaha agrowisata menjadi
salah satu kendala dalam pengembangan agrowisata. Kuswidiati 2008 menyatakan promosi sebagai aspek penting dalam pengelolaan agrowisata
belum dikelola secara baik, dan bahkan belum terlihat adanya koordinasi antara pengelola dengan pemerintah daerah dalam hal promosi.