7.1.4 Prasarana Pendukung
Prasarana pendukung merupakan hal yang menjadi pertimbangan dalam kelancaran dan kenyamanan berwisata. Ketersediaan prasarana pendukung ini
merupakan syarat kecukupan yang harus disesuaikan dengan kualitas persyaratan umumnya. Prasarana pendukung untuk kegiatan agrowisata meliputi prasarana
perekonomian dan prasarana sosial. Prasarana perekonomian terdiri dari prasarana komunikasi, perbankan, dan utilitas, sedangkan prasarana sosial
diantaranya yang berkenaan dengan kesehatan, akomodasi, restoran, keamanan, pendidikan dan pusat informasi. Ketersediaan prasarana pendukung tersebut
tentunya harus menyebar pada setiap objek wisata, tidak terpusatkan pada satu sub kawasan saja.
Sebagai jaringan komunikasi utama, saluran jaringan telepon dengan menggunakan jasa telekomunikasi PT.Telkom sudah masuk ke semua desa yang
ada di Kecamatan Tutur, selain letak geografis Kecamatan Tutur yang berupa pegunungan yang memungkinkan beberapa jaringan telepon seluler dapat diakses.
Hal yang perlu disiapkan adalah pusat pelayanan telekomunikasi yang tersebar di setiap desa. Suatu ketersediaan pelayanan telepon akan dapat menunjang dan
memperlancar proses penyediaan input produksi, percepatan informasi teknologi, dan perluasan jangkauan pemasaran produk dari masing-masing kawasan
agrowisata. Kondisi lain yang juga mendukung pengembangan kawasan agrowisata
adalah kondisi tata air yang cukup baik, karena di Kecamatan Tutur terdapat sungai yang melalui kecamatan ini yang semuanya bermuara di Selat Madura
serta bermata air di bagian selatan wilayah Kabupaten Pasuruan. Dukungan utilitas air bersih sudah menjangkau ke seluruh desa, yang diperoleh dari dua
sumber mata air di Kecamatan Winongan Umbulan dan Banyubiru dengan debit air pada musim kemarau 5,525 m
3
detik dan 11.070 m
3
Fasilitas pasar yang terdapat di Kecamatan Tutur berupa beberapa pasar tradisional yang dapat mendukung kegiatan agrowisata, antara lain Pasar Besar
Nongkojajar, Pasar Tosari, dan Pasar Wonokitri. Pasar- pasar ini dalam kondisi baik, bahkan Pasar besar Nongkojajar merupakan salah satu rujukan harga
detik pada musim penghujan.
sayuran dan buah untuk tingkat nasional yang diwartakan oleh Radio republik Indonesia RRI setiap hari.
Produksi listrik yang disediakan oleh PLN sebesar 78.481 Kwh, nampaknya sudah terdistribusi ke semua desa di Kecamatan Tutur, walaupun masih tersisa
10,84 . Keberadaan pasokan listrik tersebut berperan sangat penting untuk mendukung lancarnya kegiatan agroindustri sebagai industri produk olahan
komoditas unggulan. Pelayanan jasa perbankan di Kabupaten Pasuruan yang dapat diakses
dalam kegiatan perdagangan dan kegiatan usaha lainnya dapat dikatakan sudah tergolong memadai. Cukup banyak bank yang beroperasi di wilayah ini, yaitu di
antaranya adalah Bank BNI, Bank Mandiri, Bank Jatim, Bank BRI, Bank BCA, Bank Bukopin, Bank ANK, dan beberapa Bank Perkreditan Rakyat BPR. Sarana
perekonomian rakyat yang berkembang adalah koperasi di Kabupaten Pasuruan terdiri dari Koperasi Unit Desa KUD, Koperasi Susu Sapi Perah, Kopersasi
Perikanan, Koperasi Kerajinan, dan Koperasi Simpan Pinjam. Prasarana sosial yang berkenaan dengan kesehatan dan keamanan yang ada
di Kecamatan Tutur masih belum memadai, hal ini termasuk dalam paket pengembangan kawasan agrowisata yang perlu disiapkan ketersediaannya,
khususnya di setiap lokasi objek wisata. Hal ini berkaitan dengan nilai penting rasa aman dan keselamatan dalam kegiatan rekreasi dan wisata.
7.1.5. Komoditas Unggulan
Sebagai daya tarik objek wisata dari suatu kawasan yang menjadi pilihan perlu adanya komoditas unggulan yang dapat menjadi ciri khas yang unik sebagai
“brand image” dari kawasan tersebut, walaupun keberagaman diperlukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komoditas yang diunggulkan di Kecamatan Tutur
adalah buah apel. Kondisi ini didukung oleh beberapa hal: 1 luas lahan tanaman apel yang cukup luas 933 Ha dengan jumlah produksi per tahun
mencapai 6.315.506 ton, 2 kondisi alam berupa pegunungan dengan iklim yang sejuk dengan curah hujan yang tergolong tinggi mencapai 2.981 mm dan hari
hujan mencapai 141 hari, 3 jenis tanah latosol 4.672,5 Ha dan jenis tanah androsol 3.957,5 Ha.