sayuran dan buah untuk tingkat nasional yang diwartakan oleh Radio republik Indonesia RRI setiap hari.
Produksi listrik yang disediakan oleh PLN sebesar 78.481 Kwh, nampaknya sudah terdistribusi ke semua desa di Kecamatan Tutur, walaupun masih tersisa
10,84 . Keberadaan pasokan listrik tersebut berperan sangat penting untuk mendukung lancarnya kegiatan agroindustri sebagai industri produk olahan
komoditas unggulan. Pelayanan jasa perbankan di Kabupaten Pasuruan yang dapat diakses
dalam kegiatan perdagangan dan kegiatan usaha lainnya dapat dikatakan sudah tergolong memadai. Cukup banyak bank yang beroperasi di wilayah ini, yaitu di
antaranya adalah Bank BNI, Bank Mandiri, Bank Jatim, Bank BRI, Bank BCA, Bank Bukopin, Bank ANK, dan beberapa Bank Perkreditan Rakyat BPR. Sarana
perekonomian rakyat yang berkembang adalah koperasi di Kabupaten Pasuruan terdiri dari Koperasi Unit Desa KUD, Koperasi Susu Sapi Perah, Kopersasi
Perikanan, Koperasi Kerajinan, dan Koperasi Simpan Pinjam. Prasarana sosial yang berkenaan dengan kesehatan dan keamanan yang ada
di Kecamatan Tutur masih belum memadai, hal ini termasuk dalam paket pengembangan kawasan agrowisata yang perlu disiapkan ketersediaannya,
khususnya di setiap lokasi objek wisata. Hal ini berkaitan dengan nilai penting rasa aman dan keselamatan dalam kegiatan rekreasi dan wisata.
7.1.5. Komoditas Unggulan
Sebagai daya tarik objek wisata dari suatu kawasan yang menjadi pilihan perlu adanya komoditas unggulan yang dapat menjadi ciri khas yang unik sebagai
“brand image” dari kawasan tersebut, walaupun keberagaman diperlukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komoditas yang diunggulkan di Kecamatan Tutur
adalah buah apel. Kondisi ini didukung oleh beberapa hal: 1 luas lahan tanaman apel yang cukup luas 933 Ha dengan jumlah produksi per tahun
mencapai 6.315.506 ton, 2 kondisi alam berupa pegunungan dengan iklim yang sejuk dengan curah hujan yang tergolong tinggi mencapai 2.981 mm dan hari
hujan mencapai 141 hari, 3 jenis tanah latosol 4.672,5 Ha dan jenis tanah androsol 3.957,5 Ha.
Budidaya tanaman apel merupakan salah satu sumber mata pencaharian masyarakat secara turun temurun sehingga menjadi komoditas yang khas
Kecamatan Tutur yang merupakan daya tarik yang unik. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Rana 2008 dan Kuswidiati 2008 yang mengatakan bahwa
kawasan agrowisata hendaknya didukung oleh produk unggulan, mengingat produk unggulan tersebut akan menjadi ciri khas penguat agrowisata. Agrowisata
dengan komoditas unggulan Apel ini dapat menjadi daya tarik unik, mengingat kegiatan wisata yang ditawarkan bisa memberikan atraksi-atraksi yang beragam,
misalnya wisata panen apel, wisata petik apel, wisata memupuk apel, wisata membuat pupuk apel, dan membuat makanan yang bahan utama dari apel. Selain
itu, produk olahan dari buah tersebut sangat beragam dan bermanfaat bagi kesehatan, sehingga dapat mendorong untuk tumbuhnya agroindustri di kawasan.
Kondisi tersebut di atas merupakan nilai tambah dan merupakan hal yang dapat memperkuat daya tarik agrowisata di Kecamatan Tutur. Adanya kegiatan
agrowisata dengan beranekaragam atraksi tersebut di atas akan sangat banyak membantu masyarakat, terutama dalam hal menyerap pengangguran dan akan
memperluas jenis usaha masyarakat dalam mencari nafkah. Kondisi tersebut juga akan dapat menekan terjadinya urbanisasi yang hingga saat ini menjadi masalah
besar di kota-kota besar. Pengembangan agrowisata juga akan bermanfaat untuk berbagai kalangan
karena pusat agrowisata akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru. Adanya pertumbuhan ekonomi baru ini pada akhirnya juga akan mendorong ekonomi
kreatif masyarakat , misalnya akan membuat berbagai cinderamata yang khas Kecamatan Tutur.
Pernyataan tersebut memperlihatkan bahwa Kecamatan Tutur dapat dikembangkan agrowisatanya karena unsur kapital yang sangat didukung oleh
Pemda setempat. Secara fisik, infrastruktur dan Sumberdaya Manusia SDM juga mendukung, bahkan di lokasi agrowisata sudah terdapat penginapan dan
rumah makan dalam jumlah yang memadai. Berbagai penelitian berkenaan dengan pengembangan agroindustri di lokasi ini juga sudah ada, sehingga hanya
membutukan implementasikan dalam mengembangkan sistem dan teknologi yang lebih baik yang sangat berguna untuk pengembangan agrowisata. Secara khusus,
pada saat penelitian relatif masih belum ada pemandu lokal, sehingga dapat disarankan untuk segera diperhatikan untuk dapat dipenuhi.
Keberagaman komoditas lain yang dapat diunggulkan di Kecamatan Tutur dan sekaligus akan menunjang pengembangan agrowisata adalah durian, pisang,
paprika, bunga krisan, sayur-sayuran, cengkeh, dan kopi. Adapun produk olahan untuk agroindustri yang diunggulkan dari komoditas apel adalah sari buah apel,
dengan tidak menutup kemungkinan produk olahan lainnya seperti cuka apel, jenang apel, dan keripik apel. Kegiatan wisata yang dapat dilakukan selain dapat
menikmati rasa buah, juga dapat berpartisipasi aktif dalam pemetikan buah, dapat melihat kegiatan produksi dari agroindustri yang ada, serta orientasi alam maupun
studi alam Font and Tribe, 1999.
7.1.6 Keterbukaan Masyarakat
Berkembangnya suatu daerah sangat berkaitan dengan adanya kesadaran masyarakat di daerah tersebut untuk dapat menerima masuknya informasi, baik
yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan maupun dengan sosial budaya. Adanya kesadaran tersebut memberikan ruang akan keterbukaan masyarakat untuk
bertoleransi dan siap menyediakan layanan, khususnya yang berkaitan dengan kegiatan wisata.
Pengelolaan kawasan agrowisata Kecamatan Tutur, didasarkan pada pendekatan berbasis masyarakat. Hal ini diharapkan bukan hanya dalam fase
pengelolaan, melainkan mulai dari perencanaan, pengoperasian dan pengawasan hingga evaluasi dan hinggs fase distribusi hasil dan manfaat. Dengan demikian
diharapkan adanya keterbukaan masyarakat terhadap wisatawan yang berkunjung untuk menjaga keberlanjutan usaha agrowisata dengan tidak mengenyampingkan
tatanilai dan etika yang berlaku; sejalan dengan kenyataan bahwa Kecamatan Tutur merupakan kawasan yang bernuansa pedesaan dan didalamnya terdapat
masyarakat yang ramah.
Namun seperti halnya dengan pedesaan umumnya yang penghasilan masyarakatnya masih tergolong rendah, maka dalam rangka meningkatkan
pendapatan masyarakat di Kecamatan Tutur melalui pengembangan agrowisata,
sebaiknya dilakukan pemberdayaan masyarakat dengan konsep pendekatan berbasis masyarakat Community Based Management sebagai wujud dari strategi
untuk mencapai pembangunan yang berpusat pada manusia. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Lagarense 2003 yang menyatakan bahwa agrowisata
merupakan salah satu alternatif pariwisata yang potensial dikembangkan dengan pendekatan Community Based Development. Dengan demikian pada proses
pemberdayaan juga akan dapat memberi peluang bagi anggotanya untuk ambil bagian dalam pengambilan keputusan, tanggung jawab kolektif dan
kepemimpinan kolektif Rana, 2008. Sesuai dengan pandangan Ecker et al. 2010 bahwa karakteristik utama
agrowisata adalah adanya keterlibatan masyarakat, maka pada penelitian ini juga ditemukan bahwa pada agrowisata, masyarakat lokal memiliki peranan penting
dalam proses pengembangan model agrowisata yang diinginkan. Hal ini setidaknya sudah terwujud dalam bentuk cukup besarnya peran masyarakat lokal
dalam mendukung pengembangan agrowisata, yang terlihat dalam penyediaan akomodasi, kantin, transportasi, kerajinan tangan yang dijadikan sebagai oleh-
oleh dan jenis bisnis layanan lainnya. Namun demikian, Hu and Cai 2003 mengingatkan bahwa keterlibatan perusahaan travel dan pengelola tujuan wisata
serta pengembangan produk yang atraktif adalah juga diperlukan untuk mendorong pertumbuhan jumlah wisatawan. Atas hal ini, maka suatu agrowisata
yang bersahabat dengan lingkungan, secara ekologis aman, dan tidak menimbulkan banyak dampak negatif seperti yang dihasilkan oleh jenis pariwisata
konvensional yang bersifat masif dapat diwujudkan. Adanya pelibatan masyarakat dalam pengelolaan kawasan agrowisata
pada dasarnya merupakan satu upaya yang dilakukan pada masyarakat agar dapat melakukan proses komunikasi dua arah secara terus menerus. Untuk itu pada
saatnya nanti pemahaman masyarakat atas proses pengelolaan kawasan agrowisata dapat meningkat secara penuh. Hal ini sesuai dengan pendapat Canter
dalam Sembiring dan Husbani 1999 yang mengatakan bahwa partisipasi masyarakat dapat didefinisikan sebagai komunikasi dari pemerintah kepada
masyarakat tentang suatu kebijakan dan komunikasi dari masyarakat kepada pemerintah atas kebijakan tersebut.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka partisipasi masyarakat menjadi sangat penting, mengingat adanya hal-hal positif dari partsipasi. Hal tersebut
sesuai dengan pendapat Saharuddin dan Sumardjo 2004 yang mengatakan bahwa terdapat hal positif pada partisipasi masyarakat, karena:1 melalui
partisipasi masyarakat, dapat diperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan dan sikap masyarakat setempat, yang tanpa kehadirannya program pembangunan
akan gagal, 2 bahwa masyarakat lebih mempercayai program pembangunan jika dilibatkan dalam proses persiapan dan perencanaan, karena mereka lebih mengerti
seluk beluk program tersebut, 3 adanya anggapan bahwa merupakan suatu hak demokrasi bila masyarakat dilibatkan dalam pembangunan masyarakat mereka
sendiri.
7.2 Zonasi Kawasan Agrowisata
Secara umum, Kecamatan Tutur sifatnya tidak homogen namun terdapat keragaman dan perbedaan karakteristik, baik dilihat dari sisi sumberdayanya
maupun dilihat dari perilaku dan cara-cara manusia mengelola keragaman dan perbedaan karakteristik sumberdaya serta perilaku. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Notohadiprawiro 1977 dan Rustiadi et al. 2004 yang mengatakan bahwa cara-cara manusia memanfaatkan berbagai hal di atas bumi, dapat
dijelaskan dan disederhanakan dengan pengklasifikasian spasial. Untuk itu maka McKinnon et al 1993 dan Alikodra 1998 menyatakan bahwa zonasi
merupakan suatu kebijakan dalam membagi kawasan sesuai dengan potensi dan karakteristik sumberdaya alam dan lingkungan untuk memenuhi prinsip-prinsip
kelestarian dan pemenuhan kebutuhan manusia secara lestari. Pernyataan yang sejalan diungkapkan Walter 1986 dalam Bos 1991 yang menyatakan bahwa
zonasi merupakan metode perencanaan struktur wilayah dengan cara mendesain unit area untuk tujuan khusus.
Pada dasarnya pembentukan zonasi di Kawasan Agrowisata Kecamatan Tutur bukan berarti dimanfaatkan untuk melarang penggunaan kawasan dalam zona
tertentu, tetapi zonasi menandakan adanya perbedaan dalam hal tujuan pengelolaan pada bagian-bagian kawasan zona yang berbeda. Selain itu zonasi